HIGH SCHOOL SON OF A CEO

keesokan harinya rehan datang kesekolah sedikit terlambat bukan karena telat bangun tidur, melainkan dia malas ikut upacara pada hari Senin. saat upacara selesai ia baru ikut masuk kedalam kelas.

Rey yang tak melihat Rehan saat upacara menghampirinya.

" kamu tidak ikut upacara ya.?" tanya Rey."

"hmm."

"kamu cukup berani juga yah han, aku saja yang sudah lama sekolah di sini tidak berani bolos pelajaran apalagi bolos upacara,

hukumannya bagi yang tertangkap tak mengikuti peraturan sekolah berat loh."

"oh."

"lari lapangan basket 100 kali atau pus up 150 kali bahkan ada yang sampai 200 kali, jika aku di suruh memilih lebih baik aku ikut upacara dah."

"hmmm."

Rey yang melihat Rehan enggan berbicara kepadanya, hanya bisa melihat kearah luar jendela di mana beberapa siswa sedang bermain basket.

tiba tiba seorang guru laki laki masuk kedalam kelas, guru itu adalah pak Joko, guru paling killer di sekolah, dia merupakan bagian dari ketertiban di sekolah.

"yang namanya saya sebut silahkan berdiri di depan kelas, Tiara Fauzan, M. Riski Jainudin, dan Zaki Hidayat."

Rehan yang sedang bermalas-malasan tidak mendengarkan apa yang di katakan guru. dua orang yang di panggil sudah maju ke depan kelas kecuali rehan, pak Joko melihat kedua siswa itu dengan seksama.

"siapa nama mu.?"

"saya Zaki Hidayat pak, jawab salah satu siswa itu."

"dan saya m.riski Jainudin lanjut siswa lainnya."

"yang bernama Tianra Fauzan mana.? apa dia tidak masuk sekolah.?"

semua siswa yang ada di kelas melihat kearah pojok belakang di mana tempat Rehan duduk. Rehan yang masih tidak mendengarkan hanya diam saja, Rey yang duduk di depan rehan menggoyangkan tangan Rehan.

"Han di panggil pak Joko tuh."

"Han."

"hmm."

"Rey yang tadi menggoyangkan tangan Rehan beralih menggoyangkan bahu rehan dengan kuat. namun respon rehan tidak jauh berbeda dari yang tadi dia tetap cuek, lani yang duduk di sebelah rehan segera mencubit tangan Rehan."

"Han pak Joko memanggilmu."

Rehan yang mendengar lani berbicara melirik kearahnya, yang berdiri di sebelahnya.

"sudah jam pulang ya.? "

Rehan bangkit sembari meregangkan otot tubuhnya. ia lalu mengambil tasnya dan berjalan, langkahnya terhenti ketika seorang guru menghalanginya.

Rehan yang melihat guru itu melotot tajam kearahnya.

"hmmm kenapa anda menghalangi jalan saya.? tanya Rehan."

"kamu yang namanya Tianra Fauzan, tanya balik pak Joko."

"ya."

pak joko melayangkan tangannya hendak menampar rehan, namun tangan itu hanya di tahan rehan dengan sangat mudah. pak Joko sangat marah melihat tangannya di tahan begitu saja.

"kamu kurang ajar sekali yah dan tidak mempunyai sopan santu terhadap guru, bentak pak Joko dengan suara keras."

"kurang ajar apanya.? tidak sopan apanya.? jawab ketus rehan."

"masih berani bertanya kamu."

Rehan sangat enggan meladeni guru yang ada di depannya itu, ia segera melepas tangan pak Joko yang di tahannya tadi, lalu melangkahkan kakinya keluar, pak Joko yang melihat hal itu langsung menghadang rehan kembali.

"rambutmu kenapa panjang dan bewarna begitu.? apakah kamu tidak tahu aturan sekolah ini ha.?"

"aku tau aturan sekolah ini, memang nya kenapa ada masalah."

"masih berani bertanya kamu, dan masih juga tidak mau mengaku bersalah, kamu sudah tidak ikut upacara membantah pula perkataan guru. apa begini sikap siswa pindahan dari ibu kota, tak tau adabnya sama sekali."

Rehan yang sangat enggan meladeni guru yang ada di depannya itu, ia dengan segera melangkahkan kakinya keluar kelas namun tiba tiba sebuah kayu pendek menghantam wajah rehan dengan keras hingga kayu itu patah dua.

"tak."

Rehan yang terkena pukulan kayu tersebut membalikkan badannya, tanpa basa basi dia menerjang kearah pak Joko yang memukulnya itu.

"brak."

pak Joko terdorong mundur, hidungnya mengeluarkan darah. seketika siswa yang ada di dalam kelas melihat hal itu terdiam. mereka tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.

pak Joko yang sudah terbawa emosi dari tadi langsung menerjang kearah Rehan. kepalan tangannya berulang kali ia Lesatkan kearah Rehan.

buk.! buk.! buk.!

brak.!

seluruh tubuh pak Joko menghantam dinding pembatas koridor kelas, pak Joko tersungkur di lantai. darah terus bercucuran kemana mana, rehan yang terpancing emosi langsung memukul pak Joko secara membabi buta tanpa kenal ampun.

semua siswa yang berada di kelas yang mendengar suara brak.! akibat perkelahian itu segera keluar kelas.

semua siswa yang melihat hal itu terkejut saat seorang guru tersungkur di lantai dan seorang siswa berada di atasnya dan memukul wajah guru itu berulang kali.

"hei cepat hentikan dia, teriak salah seorang siswa."

"Rehan hentikan, Rey berusaha melerai keduanya di bantu beberapa teman kelas lainya. namun tak ada satupun yang sanggup menahan rehan, teryata dia memiliki fisik yang menakutkan dan sudah sangat terlatih, jadi orang biasa tidak bisa menggoyahkannya."

beberapa siswi berteriak histeris yang membuat keributan di koridor itu. beberapa siswa turun kebawah untuk melapor ke guru dan ke satpam.

beberapa siswa lainya masih berusaha melerai perkelahian yang berat sebelah itu. pak Joko yang kalah tidak bisa berbuat apa apa, ia terluka cukup para setelah menerima pukulan bertubi tubi dari rehan, tak berselang lama beberapa guru dan satpam naik kelantai dua.

"hei nak, hentikan."

dua satpam langsung mendatangi siswa yang berusaha melerai perkelahian. meski sempat kesulitan, namun mereka berhasil melerainya.

Rehan di dorong kebelakang, lalu di jauhkan dari pak Joko yang sudah babak belur, dua satpam menahan tubuh rehan yang ingin maju kembali.

"sudah hentikan, bentak satpam dengan keras."

pak Joko segera di larikan ke UKS oleh beberapa siswa dan guru yang ada di sana. luka yang di alami termasuk cukup parah, di mana wajah dada dan kedua lengannya terdapat luka sobek dan lebam.

berita tentang keributan itu menyebar dengan cepat dan membuat gempar seisi sekolah. dito dan kelompoknya yang mendengar hal itu pun ikut terkejut. dito segera mengumpulkan semua siswa hampir dari setengah keseluruhan yang ada di sekolah itu untuk pergi kelapangan.