Terjerat Cinta CEO Kejam

Terjerat Cinta CEO Kejam

bab 1 Perkenalan

Namaku chika kiara aku bekerja sebagai OG atau petugas kebersihan di sebuah perusahaan yang cukup besar, awalnya kehidupan ku biasa biasa saja.

Sampai kematian ibuku membuat kehidupan ku sedikit terguncang.

Saat aku sedang bekerja aku mendapat telpon dari rumah sakit bahwa ibuku meninggal akibat tabrak lari saat ia akan menyebrang ke tempat kerjanya

{ hallo, apa ini dengan nona chika }

{ benar, ini siapa }

{ saya dari rumah sakit cinta kasih, ingin memberitahu bahwa ibu aminah mengalami kecelakaan dan saat ini berada di sini }

{ APA, ba baik saya akan segera kesana }

Aku ijin pada atasan ku untuk pergi ke rumah sakit tempat ibuku disana, aku berlari keluar gedung sambil meneteskan tanpa ku sadari aku menabrak seseorang

"maap kan aku tuan, saya sedang buru buru, maap" ucapku sambil menunduk kemudian berlari aku tak mendengarkan pria itu memaafkan ku atau tidak hal terpenting adalah melihat kondisi ibuku.

Aku menyetop taksi dan pergi dari kantor tempatku bekerja

"ke rumah sakit cinta kasih pak" ucapku pada sang sopir dan melaju .

Pov Autor

"ada tidak apa - apa tuan?" tanya rio sang asisten pada ceo yang di tabrak oleh chika

"siapa dia, tak sopan padaku, panggil dia bila dia bekerja disini" jawab sang ceo yang bernama Narendra Damian Pradipta bisa di panggil Damian

"saya akan mencari tau tuan" ucap rio sang asisten

Damian pun pergi menuju ruang kerjanya ia cukup kesal dengan seorang wanita yang menabrak nya tadi,

Pov selesai

aku sama di rumah sakit tempat ibuku.

Aku berlari menuju UGD

"maap suster saya chika anaknya ibu aminah" ucapku pada suster jaga di UGD

"sebentar yah ka" ucap sang suster, ia memanggil seorang teman laki laki untuk mengantarku

"antarkan kaka ini ke ibu aminah korban kecelakaan tadi" ucap suster pada temannya

Aku dibawa keluar dari ruang UGD aku di bawa cukup jauh dari UGD menuju sebuah kamar yang cukup terpencil, kini pikiran ku mulai menjurus ke sesuatu yang tak ingin aku inginkan

Di depan ruang itu terdapat beberapa polisi disana, mereka menunggu ku untuk ke sana

"sebentar ini kan kamar mayat?" tanya ku pada petugas yang mengantar tadi, ia tak menjawab sama sekali hanya menyuruhku untuk masuk bersama para polisi mereka juga tak bicara sama sekali padaku.

Aku masuk ke kamar tersebut, petugas menyuruhku untuk lebih dekat, disana terbaring seorang manusia yang kini tertutup kain, petugas membuka kain penutup tesebut terlihat wajah ibuku yang kaku terbaring disana

"IBUUUuuu" teriak ku sambil memeluk tubuh kaku itu, seketika dunia ku benar benar runtuh.

para petugas dan polisi membiarkan ku menangis sendiri di sana mereka hanya melihatku dari jauh.

Setelah aku tenang mereka pun mendekat padaku

"mbak chika mari ikut saya"

Aku pun menggangguk setuju dan mengikuti mereka.

mereka menjelaskan padaku bagaimana ibuku meninggal

"mbak chika ibu anda mengalami tabrak lari di jln, sentosa tadi pagi, pelaku masih dalam pencarian, warga setempat sempat membawa ibu anda ke rumah sakit tapi ia meninggal di perjalanan" jelas petugas polisi padaku aku hanya mengagguk, aku bahkan tak bisa berkata apapun lagi.

aku dan ibuku bukan asli daerah sini aku tak tau kampung halaman ibuku atau ayahku dimana karena aku besar dan kecil disini begitu juga dengan ayahku beliau meninggal saat aku sd.

saat petugas polisi itu pergi petugas rumah sakit pun mendekat mereka bertanya apa yang harus di lakukan pada ibu padaku.

"bagaimana nona, apa kita akan melakukan otopsi atau tiada?" tanya petugas tersebut

"tak perlu pak, aku akan membawa ibuku pulang saja, aku akan meminta bantuan temanku untuk menyiapkan semuanya di rumah"

"baiklah nona, saya akan menyiapakan ambulans dan yang lainnya" ucap petugas tersebut dan pergi dari sana .

Aku mencoba telpon sahabat dan tetangga di rumahku untuk mengabari keadaan ibuku,

Tak lama petugas tersebut datang memberikan ku sebuah bill kepadaku agar bisa membawa pulang ibuku.

"maap nona, ini yang harus anda bayar bila ingin membawa ibu anda" ucap petugas tersebut memberikan ku bil

"apa 5 juta? Ini gak salah pak?" tanya ku pada petugas

"memang seperti itu prosedurnya nona, anda bisa membayarnya di loket administrasi. Disebelah sana" ucap petugas tersebut

Aku hanya menatap selembar kertas tersebut, dengan sedikit miris ternyata bila kita meninggal pun masih perlu uang,

saat aku mengantri di adminitrasi kedua sahabatku datang sekar dan amel

"chika bagaimana?" tanya mereka

"aku harus membayar senilai 5 juta rupiah untuk biaya sewa ambulan dan kapan?" ucapku

"ya udah, lo ada uangnya gak?" tanya sahabatku sekar

"ada tenang aja, gua masih ada tabungan" jawabku

Semua proses akhirnya kelas aku membawa jenazah ibuku ke rumah kontrakan kami,

Sampai disana para tetangga dan rw sudah ada disana, aku membuka pintu dan di bantu para tetangga untuk mengkosongkan ruang tamu agar jenazah ibuku bisa di tidurkan disana .

Tak lama pak rt datang padaku

"nak chika, dimana ibumu akan di makamkan?" tanya nya padaku

"di makamkan di mana saja pak, yang dekat saja?" jawabku.

"baiklah nak chika tapi biaya nya 5 juta rupiah?" ucap pak rt

aku seketika terdiam, tak ku sangka akan di kuburkan juga membutuhkan uang

"baik pak rt, lakukan saja kami akan membayarnya" ucap sekar sahabatku

"tapi maap uang nya harus sekarang" jawab pak rt

"saya transfer saja yah pak rt, saya gak ada cash" jawab amel, ia langsung mentransfer uangnya ke pak rt

akhirnya urusan pemakaman ibu pun selesai, semua pelayat pun meninggalkan rumah kami kecuali kedua sahabatku amel dan sekar

"makasih yah udah bantuin gua"

"sama - sama lo tenang aja, kita sebagai sahabat pasti bantuin ko" jawab amel

"benar chik. Lo jangan sedih kita berdua pasti ada buat lo ko" jawab sekar

"oh ia, tadi uang kalian habis berapa gua ganti maaf yah jadi ngerepotin" ujarku

"gak perlu lo simpan aja uangnya, lo lebih butuh dan lagi kedepannya lo perlu uang itu buat mengaji di rumah kan" ucap sekar

"benar chik, lo gak perlu hawatir sama kita berdua " ucap sekar

"memang yah, gak salah gua berteman sama orang kaya hahaha, " gurau ku

"hmmmm" jawab kedua sahabatku.

yah mereka berdua bukan dari kalangan biasa, bahkan mereka sedang menempuh pendidikan di kuliah sekarang, hanya aku saja yang tak bisa kuliah karena ibuku melarangnya, tapi berkat bantuan mereka aku bisa bekerja di perusahaan yang cukup terkenal.

Mereka berdua akhirnya pamit meninggalkan aku sendiri di rumah ini.

...Bersambung. .....

Terpopuler

Comments

Sya'wanah

Sya'wanah

jangan nggunain kata ma*at donk kak
lebih asik n keren jenazah aja.

2024-07-12

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!