Nessa ikut kerumah suami nya yang baru menikahi nya satu minggu, Gadis sebatang kara ini menikah dengan duda tanpa anak. Istri nya Rian hilang selama dua tahun lama nya.
Namun ternyata rumah ini penuh dengan misteri, Di rumah itu juga ada Aldo teman nya Rian yang kata nya sudah sahabatan sejak kecil.
Keanehan terus Nessa rasakan setiap malam nya, Tak jarang pula dia menemukan Rian tidur berpelukan bersama Aldo. Belum lagi dinding rumah yang seperti di gedor dari dalam semen, Rintihan sakit juga sering Nessa dengar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30. Bau feses
Saat jam makan siang tiba di kantor, Rian sudah mau keluar untuk mengisi perut nya. Dia butuh makan juga walau otak nya saat ini sangat kacau tidak tahu mau memikirkan apa, Serpihan masa lalu sedikit demi sedikit mulai terkumpul, Namun dia kebingungan untuk menyatukan nya bagai mana, Di sisi hati nya pun dia benci dengan Aldo yang sudah berani melakukan itu kepada nya.
Sebenar nya saat ini dia sangat ingin bicara dengan Aldo untuk menjabarkan semua yang sudah terjadi, Tapi dia bingung juga mau bagai mana memulai nya. Pasti Rian akan geli bila bertatap muka dengan Aldo, Membayangkan diri nya dulu begitu mencintai Aldo.
Ketika Nessa mengatakan bahwa panggilan nya sayang nya adalah A'a dan Dedek, Rian semakin eneg saja rasa nya. Dia dulu berpikir bahwa orang gay itu hanya bohongan saja, Tak akan ada di dunia nyata, Ternyata itu memang sungguh ada dan dia lah yabg mengalami nya sendiri.
Video yang ada dalam ponsel nya membuat Rian tidak nafsu makan, Apa lagi melihat batang nya yang sekarang penyakitan begitu. Rian semakin menyalahkan Aldo dan juga diri nya sendiri, Penyakit nya ini sangat ganas dan saat itu dia terus saja bergumul dengan Aldo, Padahal dokter sudah menyaran kan nya agar taubat dan menghentikan kebiasan buruk itu.
Sebenar nya keadaan Aldo yang lebih parah, Karena dia yang di dobrak. Aldo harus menggunakan banyak parfum untuk menyamarkan bau feses nya yang selalu keluar, Sama sekali tidak bisa di tahan. Dan itu bukan dalam keadaan sedang diare, Memang dia sudah tak bisa lagi menahan nya.
Semua nya terus keluar dengan sendiri nya, Aldo juga mengkonsumsi obat seperti milik Rian juga. Pokok nya gaji mereka hanya habis untuk membeli obat saja dalam waktu beberapa bulan terakhir ini, Kalau telat makan obat. Maka mereka akan sangat kesakitan dan tidak sanggup mau berjalan walau hanya kekamar mandi.
"Seperti nya dia menyesal sekali ya." Ujar Aksara.
"Ya pasti lah, Lagian kok ada ada saja sih dosa zaman sekarang." Sahut Jati landak.
"Itu mah udah ada sejak dulu, Tapi kita saja yang beru menyaksikan nya sekarang." Jawab Aksara.
Mereka memperhatikan Rian yang terlihat sangat kusut, Sedang di begitu karena banyak pikiran. Aldo tiba tiba saja masuk dengan mata merah dan wajah juga kusut, Mungkin saja dia menangis semalaman di rumah Mbah Kusumo.
"Ketuk pintu dulu sebelum masuk! Jangan seenak mu saja." Bentak Rian.
"A'a! Dedek enggak bisa gini terus, Dedek enggak kuat." Aldo menangis lagi.
"Hei bajingan! Aku sudah tahu semua nya, Kau memberikan aku pelet." Geram Rian.
Mata Aldo yang memakai eyelash itu terbelalak karena Rian malah mengetahui semua nya, Rian menatap nya dengan penuh kebencian sekarang. Sebelum nya Rian memang ingin putus, Namundi mata itu masih ada cinta untuk Aldo, Sekarang cinta itu sudah tidak ada lagi.
"A'a bicara apa sih? Kita sama sama saling mencintai." Aldo meraih tangan Rian.
Plak.
Rian menyentak tangan nya sekaligus menampar wajah Aldo, Dia tak main main dengan kemarahan nya sekarang. Aldo terperangah karena Rian memang sungguh sudah sadar dan kembali pada diri nya yang dulu, Rian pun mencengkeram kerah kemeja yang Aldo pakai.
"Kau bajingan!"
Buk, Buk.
Wajah Aldo yang glowing karena dia memang rajin pakai skincare itu habis di hantam oleh tinju nya Rian. Sampai sudut bibir nya pecah, Namun Rian masih belum puas juga, Aldo yang sudah tergeletak karena dia memang tulang lunak.
Rian menginjak dada nya kuat sehingga pria itu menggerang keras, Keributan yang terdengar sampai luar itu membuat heboh para karyawan lain. Mereka terpaksa menerobos masuk untuk menghentikan perkelahian mereka, Namun mereka tidak tahu mereka sedang bertengkar karena apa, Selama ini mereka terlihat akur dalam pertemanan nya. Hingga hari ini, Tiba tiba saja terjadi perkelahian.
"Hentikan Pak Rian, Biar aku membawa Pak Aldo." Ujar Mus.
"Sudah, Pak! Kendalikan emosi, Bapak." Yanto memegangi Rian agar tak menghajar Aldo lagi.
Mus pun membawa Aldo keruangan nya sendiri, Atasan nya ini tampak sangat kesakitan. Sebenar nya Mus masih ingin menolong nya, Tapi Aldo sudah menyuruh Mus untuk keluar. Maka pria ini pun keluar dari sana, Yanto juga sudah keluar dari ruangan nya Rian.
"Mereka kenapa sih? Tumben bertengkar." Ujar Mus.
"Pak Rian juga sangat marah kelihatan nya, Aku di usir keluar." Sahut Yanto.
"Kasihan Pak Aldo, Muka nya bonyok gitu di hajar! Bahkan sampai...
Mus tidak melanjutkan ucapan nya karena takut di dengar orang lain, Yanto penasaran dengan teman nya yang malah menatap kesana kemari seperti orang yang takut ketahuan mencuri, Mus menarik Yanto agak menjauh dari ruangan nya Aldo.
"Dari kemarin kemarin aku sudah mencium kayak bau feses gitu kalau dekat Pak Aldo, Tapi baru hari ini aku mencium nya dengan sangat yakin dan itu sangat bau sekali." Bisik Mus.
"Masa sih? Hidung mu saja yang salah." Tukas Yanto.
"Enggak! Bau nya memang berasal dari badan nya." Kekeh Mus.
"Orang sebersih itu kok bau tai? Apa mungkin dia cepirit ketika di hajar sama Pak Rian." Ujar Yanto.
"Bisa saja ya! Tapi aku sudah mencium nya sejak kemarin sih." Mus masih yakin dengan penciuman nya.
Yanto pun mengajak Mus untuk bekerja lagi saja, Dari pada bergosip yang pasti tidak akan ada habis nya. Walau pria pun pasti akan suka gosip, Mungkin itu sudah menjadi bahan pokok kehidupan kita, Tak akan enak bila tak bergosip. Mereka lanjut bekerja karena jam istirahat juga sudah habis, Walau pikiran nya masih melayang kemana mana.
Aldo yang tidak bisa duduk tenang karena an*s nya memang sakit, Di tambah dia pun gelisah karena Rian memang sudah terbebas dari pelet nya, Tampak nya dia harus mencari pelet yang lebih mantap dan manjur.
"Aku tidak bisa diam terus kalau gini, Rian tak boleh lepas dari tangan ku." Geram Aldo yang tak sanggup bila kehilangan pria yang sangat ia cintai.
Sedangkan Rian yang dalam ruangan nya juga sekarang merasa sangat puas karena bisa menghajar Aldo, Dia merasa sangat marah karena hidup nya di permaikan oleh Aldo.
"Lia! Kemana kau pergi, Apa yang sudah terjadi padamu?" Rian mengusap foto istri pertama nya.
Rian sekarang sungguh tidak tahu kemana istri nya menghilang, Dia agak takut bila seandai nya dia ada campur tangan dengan hilang nya Camelia.
yg old , generasi SUZANA
yg newbie, generasi LUNA MAYA