Nasyifa Zahira Jacob..gadis cantik,ceria dan multi talenta,hidup di keluarga harmonis dan sangat di sayang oleh kedua orang tuanya,juga Kakak sepupu laki-lakinya,dimanja bak putri raja, hidupnya seakan tak pernah ada masalah,nyaris sempurna
Gerald Alexander Lemos...pemuda tampan,genius,multi talenta..terlahir dari keluarga harmonis dan kaya raya,merajai pasar modal Asia dengan berbagai bisnis yang keluarganya punya,siapa yang tidak kenal keluarga Alexander dan keluarga Lemos? penyatuan keluarga terpandang yang sulit untuk di taklukkan.
Bagaimana jadinya jika seorang gadis manja dengan penuh kelembutan di satukan dengan pria dingin,arogan dan tak tersentuh?
kisah mereka yang belum usai membuat pertemuan pertama setelah sekian lama terpisah menjadi kisah penuh rasa..sakit,kecewa,namun membuat keduanya harus terikat pada satu hubungan rumit.
Mampukah keduanya memecahkan benang merah antara mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
" Sini sayang...duh ternyata kamu lebih dari ekspektasi saya" ucap wanita paruh baya itu.
" Mon ada apa?" tanya Syifa heran,namun langkahnya tetap mengikuti Mona yang juga mengikuti wanita tersebut.
" Nanti di dalam di jelaskan sama buk Vika" jawab Mona santai.
" Silahkan duduk " ucap wanita yang akrab disapa buk Vika tersebut.
" Dan ini ada cemilan,enak untuk dinikmati saat pagi" tambah nya meletakkan beberapa wadah yang berisi buah potong juga beberapa jenis puding.
" Terimakasih buk" jawab Syifa dan Mona sopan.
" Begini Syifa..maaf kalau sebelumnya mungkin saya sangat lancang menurut kamu,tapi saya juga terpaksa melakukan ini dan syukur nya mentor kamu mengizinkan " ucap nyonya Vika lembut.
Syifa masih menyimak dengan sopan dan wajah penasaran.
" Kemarin saya berusaha menghubungi kamu hingga beberapa kali,tapi ponsel kamu tidak bisa dihubungi,dan kata teman-teman kamu mereka juga tidak bisa menghubungi kamu, mungkin kamu sedang Quality Time bersama keluarga" jelas nya lagi.
" Apakah ada yang bisa saya bantu buk? Apakah sangat penting? Maaf memang kemarin handphone saya tidak saya aktifkan karena saya sedang berada di rumah sakit bersama keluarga " jawab Syifa tak sepenuhnya berbohong.
" Sangat sayang..saya sangat membutuhkan bantuan kamu,dan saya harap kamu bersedia memberikan saya bantuan" jawab wanita itu.
" Memangnya apa yang bisa saya buat untuk membantu Anda buk?" tanya Syifa lembut.
" Begini...kamu tau kan bahwa saya menjabat sebagai manager promosi di bagian fashion,dan hari ini akan ada meeting besar untuk menentukan tanggal dan waktu untuk di adakan fashion week dalam rangka mempromosikan produk fashion kita yang terbaru dan bekerja sama dengan perusahaan fashion mancanegara " jelas buk Vika.
" Lalu apa hubungannya dengan saya buk? Maaf" tanya Syifa heran.
" Saya sangat berharap kamu bersedia menjadi model salah satu brand yang akan di pamerkan di acara fashion week tersebut,dan hari ini para calon model di wajibkan memakai brand yang akan mereka pamerkan" jawab buk Vika jujur.
" Tapi buk..maaf..saya belum pernah melakukan itu" jawab Syifa bingung.
" Acara fashion week nya masih satu bulan lagi dan kamu bisa belajar,saya yakin kamu bisa, sedangkan untuk hari ini kalian hanya diminta untuk menunjukkan sample nya saja" jawab buk Vika meyakinkan.
Syifa terdiam, ia bingung harus menjawab apa,mau bilang izin suami lebih dulu,tapi kok takut di tanya-tanya dan ia takut ia keceplosan.
" Kamu tidak perlu khawatir, karena brand untuk kamu saya pilih khusus brand Muslimah.
"Boleh jika saya izin terlebih dahulu pada keluarga?" pinta Syifa.
" Oh silahkan.. " balas buk Vika cepat .
" Terimakasih " balas Syifa lembut.
Ia bingung harus bagaimana cara untuk menghubungi sang suami, bagaimanapun ia berusaha untuk tidak melakukan kesalahan fatal pada sang suami,dan akhirnya setelah ia dan Mona keluar dari ruangan sang manager, Syifa mengatakan pada Mona akan ke toilet terlebih dahulu, sedangkan Mona ia harus segera kembali ke ruangannya,begitu banyak tugas mereka yang deadline pagi ini.
" Aku langsung ke ruangan ya" ucap Mona .
" Heum.. tolong bilangin ke mbak Mira atau pak Ferdy,Fa izin ke toilet sebentar sekalian mau izin perihal barusan " pinta Syifa pada Mona.
" Sip.. sebelumnya pagi tadi aku udah izin ke pak Ferdy untuk nganterin kamu ketemu buk Vika,dan buk Vika juga udah bicara langsung ke pak Ferdy,jadi tenang aja,aman Kok " jawab Mona menenangkan Syifa.
Tak menjawab, Syifa hanya mengangguk dan tersenyum,ia melangkah meninggalkan Mona yang akan menuju lift, sedangkan Syifa memilih berjalan ke arah toilet wanita, walaupun itu hanya alasannya saja,pada dasarnya ia ingin menuju lantai teratas dimana terdapat ruangan sang CEO.
Setelah merasa yakin bahwa Mona sudah tak lagi berada di lantai tersebut,Syifa memutuskan untuk menuju lift dan menekan angka tujuan nya.
Benda persegi panjang tersebut berhenti tepat di lantai tujuan Syifa, sebelum keluar ia menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya perlahan, meyakinkan dirinya tidak akan terjadi perdebatan dengan sang CEO,yang sayang nya kini berstatus suaminya.
Namun langkah Syifa terhenti,saat matanya menatap menatap ke depan, tepatnya di depan ruangan sang CEO, Syifa melihat seorang gadis cantik dengan penampilan sangat modis, rambutnya panjang berwarna kecoklatan, kulitnya putih bak susu,dengan body bak model internasional.
Tapi... bukan wujud gadis cantik itu yang mencuri perhatian nya,namun pembicaraan dua sejoli yang membuat Syifa mengurungkan niatnya untuk melanjutkan langkahnya, hingga ia memutuskan untuk berbalik dan kembali memasuki lift seraya meyakinkan hati tentang apa yang sedang ia pikirkan.
" Jika memang ada dia Kenapa kakak lakukan hal seperti kemarin, dendam apa yang sedang kakak pendam untuk ku?" batin Syifa serius mengusap air matanya.
Syifa melangkah cepat menuju toilet,ia harus membasuh wajahnya agar tak ada yang tau bahwa ia baru saja menangis,merasa sudah cukup barulah ia menuju ruangan nya.
" Cie... yang bakalan jadi model... jangan lupain kami ya kalau nanti udah go internasional" goda Lyly, membuat Syifa tersenyum.
" Fa.. jangan lupa honor nya traktir kita-kita makan ya, bakso di kantin juga boleh deh" timpal Mira.
" Ada-ada aja sih,cuma figuran juga,kalau model aslinya datang,di depak juga" jawab Syifa santai,ia tak menunjukkan sedikit pun tentang kekacauan hatinya.
" Mana mungkin di depak,dari dulu juga banyak banget yang nawarin kamu buat jadi brand ambassador produk mereka,kamunya aja yang nolak terus " jawab Mona.
" Ia kah? Kok ga mau Fa? Orang-orang pada usaha keras buat jadi model,kamu malah nolak " tanya Mira heran.
" Ga di izinkan Ayah sama Bunda mbak, Abang juga ga dukung " jawab Syifa jujur.
" Oh.." jawab Mira yang memang sudah sedikit lebih paham seperti apa kehidupan Nasyifa, yang putri dari seorang dokter terkenal yang di pastikan tidak akan kekurangan, terlebih Syifa adalah anak tunggal.
" Syifa ga perlu repot-repot jadi model mbak kalau mau banyak duit" ucap Lyly santai.
" Ya ia lah kan Dokter Alamsyah banyak duit nya" jawab Mira cepat.
" Ga cuma itu mbak " tambah Lyly.
" Jadi?" tanya Mira penasaran.
" Dia kan nikah nya kalau ga sama anak pemilik pondok pesantren ya sama CEO" jawab Mona asal,namun cukup membuat jantung Syifa berdetak kencang.
" Kerja-kerja... ngegosip aja kalian ini,kamu juga Fa...di gosipin malah diem aja" ucap Ferdy yang tiba-tiba muncul dari balik pintu ruangannya.
Tak menjawab Syifa hanya tersenyum menanggapi ucapan Ferdy.
" Oh iya Fa..maaf ya,saya belum nanya ke kamu tapi udah kasi izin ke buk Vika untuk jadiin kamu model salah satu brand kita" ucap Ferdy serius pada Syifa.
" Ga pa pa pak,kalau ga urgent juga ga mungkin Anda harus melakukan itu" jawab Syifa menenangkan Ferdy yang mungkin merasa sungkan pada Syifa.
" Terimakasih ya atas perhatian kamu" ucap Ferdy tulus.
" Ga harus berterima kasih pak,kami sudah memutuskan untuk magang di sini,maka sebisa mungkin kami harus bisa ikut berkontribusi atas segala kegiatan yang dilakukan disini, selama itu tidak menganggu kode etik" jawab Syifa bijak dan langsung mendapat acungan jempol oleh Ferdy dan yang lainnya.
" Kamu memang is the best" puji Mira tulus.
Lagi-lagi Syifa hanya tersenyum menanggapi pujian dari kedua sahabatnya dan juga Mira serta Ferdy, baginya itu adalah hal biasa,hanya menjadi manekin baju.
" Dan jangan lupa,30 menit lagi meeting nya akan di laksanakan,kamu sudah bisa mempersiapkan diri,kamu bisa langsung ke ruangan buk Vika,di sana beliau yang akan mengarahkan kamu secara langsung" ucap Ferdy menginfokan.
" Baik pak, berarti saya harus kembali ke lantai bawah dan ke ruangan buk Vika lagi?" ucap Syifa sopan.
" Ya.." jawab Ferdy pasti.
Syifa mengangguk paham,ia memutuskan untuk langsung kembali ke ruangan manager fashion, tak lupa ia meraih tas milik nya.
Syifa melangkah anggun menyusuri koridor lantai yang berada tepat satu lantai di bawah lantai perencanaan tempat ia di tempatkan, kehadirannya di lantai tersebut langsung menjadi perhatian dan pembicaraan para karyawan yang berada di lantai tersebut.
Kehadiran Syifa di GA memang sudah tak asing lagi,namun kehadiran nya di lantai tersebut yang sedikit mengundang perhatian dan tanda tanya orang-orang,sebab semua yang berada di GA tau, mahasiswi cantik yang statusnya magang itu hampir tidak pernah berkeliaran di GA terlebih seorang diri, bahkan ke kantin saja Syifa sangat jarang,ia dan yang lainnya memang lebih sering melakukan pemesanan melalui Go Food di setiap makan siang mereka.
" Assalamualaikum" sapa Syifa ramah saat memasuki ruangan manager fashion, pastinya setelah ia mengetuk pintu terlebih dahulu dan sudah mendapatkan izin masuk dari sang pemilik ruangan.
" WaalaikumSalam,kamu duduk dulu ya,baju untuk kamu pakai masih dalam perjalanan ke sini" ucap buk Vika ramah.
" Baik buk" jawab Syifa patuh,ia memilih untuk duduk di sofa ruangan sang manager sesuai perintah beliau.
" Syifa...kamu ga perlu merasa gerogi atau mungkin malu ya, karena nanti ga cuma kamu sendiri,banyak juga para model yang akan memperlihatkan brand yang akan di pamerkan di acara fashion week bulan depan" ucap buk Vika menjelaskan.
" Maaf buk, kalau boleh tau, untuk fashion week nya di adakan di mana ya? Dan saya ga harus ikut kan?" tanya Syifa sopan.
" Tentu saja kamu harus ikut, menurut informasi fashion week nya akan di adakan di Singapura dan berlangsung selama tiga hari " jawab buk Vika jujur.
" Tapi buk, magang saya sepertinya sudah selesai,dan juga saya tidak yakin bahwa keluarga saya akan mengizinkan " jawab Syifa jujur.
" Kamu tenang saja,saya yang akan urus semuanya dan saja juga yang akan datang menemui keluarga kamu untuk meminta izin" jawab buk Vika santai.
"Ayah tidak pernah mengizinkan saya berkarir di dunia intertaiment" jawab Syifa tanpa ia tutup-tutupi.
" Saya tetap akan coba" jawab wanita paruh baya itu yakin.
Lagi-lagi Syifa hanya mengangguk seraya tersenyum tipis,ia belum tau alasan apa yang akan ia katakan kedepannya pada wanita yang menjabat sebagai manager fashion itu, karena ia juga tak mungkin membiarkan mereka menemui kedua orang tuanya, karena bisa-bisa pernikahan nya akan di ketahui oleh mereka.
*****
Di lain tempat.
" Cin...Lo tau banget kan gimana Gerald? " ucap Dewa tegas,ia pusing dengan ulah Cindy yang pagi tadi mengatakan bahwa dirinya melompat dari lantai atas apartemen milik nya, karena sikap Gerald padanya.
" Tapi gue beneran cinta Wa sama Gerald,apa sih alasan dia ga bisa nerima gue?" tanya Cindy berang.
" Hatinya ada seseorang Cin... seseorang yang benar-benar ga bisa dia lupakan,jadi lebih baik Lo lupain dia" ucap Dewa tegas.
" Gue ga akan pernah nyerah buat dapetin hati dia Wa,gue bakal buat dia ngelupain wanita itu dan cuma liat gue" jawab Cindy yakin.
" Itu ga akan pernah terjadi Cindy, Mustahil.. Gerald bisa ngelupain dia,gue ga tega liat Lo sakit dan terpuruk lagi,kita sahabat Cin, jangan rusak persahabatan kita gara-gara ke egoisan Lo" nasehat Dewa.
" Stop Wa...stop..gue ga mau dengar apapun ucapan Lo,gue tau Lo pasti bela sahabat Lo" jawab Cindy tak terima.
" Lo juga sahabat gue, dia dan Jonathan juga sahabat gue, Juna juga sahabat gue" jawab Dewa frustasi dengan jalan pikiran wanita cantik yang kini sedang berada di dalam ruangan nya.
Ya tadi setelah perdebatan panjang dengan Gerald di depan ruangan CEO muda itu, Cindy akhirnya kalah dan berakhir harus menunggu jadwal meeting di ruangan Dewa, karena Gerald dengan tegas menolak Cindy berada di dalam ruangan nya, terlebih dalam waktu yang lama.
" Meeting tinggal beberapa menit lagi,Lo udah beres kan?" tanya Dewa,sebab ia melihat sahabat satu-satunya wanita itu sudah berpenampilan begitu memukau dengan balutan dress panjang dengan belahan hingga paha,dan memiliki kerah Sabrina, warnanya merah menyala begitu mencolok dengan kulit putih bersih nya.
" Heum...Lo ga bisa liat gue udah se cantik ini" jawab Cindy bangga.
Dewa hanya mengangguk seraya tersenyum tipis, membenarkan ucapan sang sahabat,tak dapat dipungkiri bahwa sahabat nya itu memang lah cantik serta memikat,namun kecantikan nya berbeda dengan Syifa yang terlihat begitu alami dengan tatapan teduhnya,dan Dewa juga mengakui itu, hingga wajar menurutnya jika Gerald tak akan pernah bisa menghapus bayangan Syifa dalam hati nya.
" Semoga Lo ga semakin sakit Cin...saat Lo tau kenyataannya dia udah merubah status nya,hanya tinggal menghitung hari menunggu benang merah antara mereka terungkap,maka di pastikan Lo adalah orang yang paling sakit Cindy" batin Dewa merasa kasihan melihat cinta buta Cindy untuk seorang Gerald Alexander Lemos.