PROLOG
Dimalam yang sunyi aku menangis seorang diri, meratapi hidup kenapa harus seperti ini. Bukannya Aku tidak bersyukur ya Allah tapi kenapa ujianmu kali ini begitu berat.
Jika memang ujianmu kali ini untuk mengangkat derajatku dimata-Mu ataupun dimata manusia lainnya aku ikhlas. Walau sakit ini seperti sembilu.
Hai, Namaku Sarena Anastasya. Aku adalah istri dari seorang pengusaha kaya yang bernama Willy Atmadja anak dari papa Atmadja mertuaku. Awalnya hidup kami begitu bahagia, kami menjalani hidup seperti pasangan lainnya. Tapi, semenjak kedatangan seorang wanita bernama Eksa semuanya perlahan berubah.
Yah, dia adalah mantan kekasih suamiku dulu. Dia kembali karena ingin merebut suamiku, Lucu sekali memang dia yang meninggalkan suamiku dengan alasan yang tidak masuk akal.
Bagaimana tidak dia meninggalkan suamiku dulu dengan alasan tidak bahagia dan ingin mencari kebahagiaan lain. Sekarang, waktu suamiku sudah bahagia denganku dia datang ingin merebut semua bahagiaku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reina Naura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
" Dulu aku dan kamu juga hanya Teman! Jika sekarang kamu dan Eksa juga kamu bilang hanya Teman. Bukan tidak mungkin jika Temanmu itu lama-lama menjadi selingkuhan ! " Tekanku padanya
" Itu tidak mungkin Sarena, Aku sudah memiliki anak. Dan anakku semuanya perempuan, mana mungkin aku akan mempermainkan hati perempuan? Jika nanti akan berimbas pada mereka bagaimana? " Ucap Mas Willy
" Jika kamu menyadari bahwa kamu mempunyai anak perempuan dan kamupun lahir dari rahim perempuan. Lalu untuk apa kamu perhatian dan mendengar curhatan perempuan lain. Sedangkan kamu saja denganku juga anak-anak terkesan cuek dan berkata seadanya saja! Kenapa Mas? " Ucapku hampir berteriak saking emosinya
" Aku hanya kasihan dengannya Na, Dia gagal dalam berumah tangga dan mempunyai anak yang masih kecil " Ucapnya yang membuat aku naik pitam
" Lalu kenapa jika dia gagal dengan rumah tangganya Hah? Kamu mau menggantikan peran suaminya begitu? Kamu nanti akan meminta izin padaku untuk berpoligami begitu? Aku tidak Ridho jika harus di Madu dan berbagi suami dengan wanita lain. Jika memang kamu lebih memilih dia dibandingkan aku. Maka tinggalkan aku Mas! Lepaskan Aku! Aku Menyerah Mas! Jika niatmu adalah membagi hati dengan wanita lain! " Ucapku sambil menaikkan nada bicaraku
" Tidak sayang, Sungguh tidak ada niat sama sekali untuk membagi hati ini kepada wanita lain. Aku hanya kasihan padanya ".
" Aku tidak percaya Mas, Mana coba aku ingin melihat ponselmu ! " Ucapku pada Mas Willy
Seketika Mas Willy mematung dan tangannya bergetar saat memberikan ponselnya padaku. Saat aku melihat ponsel Mas Willy memang tidak ada pesan dari Eksa tapi banyak panggilan video yang mereka lakukan. Aku mendengkus keras dan menatapnya tajam.
" Aku akan blokir kontak Eksa! Jika nanti aku lihat kamu masih berkomunikasi dan berhubungan dengannya! Lebih baik kamu bersamanya saja! Lepaskan aku dan hiduplah berbahagia dengan cintamu itu! Aku juga tidak sudi jika melihat anakku kecewa nanti. karena kasih sayangmu terbagi kepada anak yang lainnya ! " Ucapku seraya melemparkan ponsel ke arahnya.
Aku berlalu menuju kamar dan membanting pintu dengan sangat keras lalu menguncinya.
Aku benar-benar kecewa dengan Mas Willy karena dengan entengnya dia bilang kalau, dia bersama Eksa hanya sebatas Teman.
Aku sudah kelingan sosok Mas Willy yang dulu, Yang selalu mengutamakan perasaanku. Dia selalu memikirkan aku, Apakah aku akan sakit hati atau tidak? Apa aku akan cemburu apa tidak? Aah sungguh aku kelingan sosok dirinya.
Tidak cukupkah selama 14 tahun ini aku membersamai dirinya? Dalam keadaan suka maupun duka.
Dalam keadaan apapun aku selalu menemaninya, Berharap kesetiaanku berakhir bahagia sampai tua? Ah entahlah aku bingung harus seperti apa.
Segera aku ke kamar mandi untuk membersihkan badan dan segera berwudhu untuk menunaikan sholat Ashar yang sudah hampir terlewat. Aku berdo'a untuk semua masalah yang sedang aku hadapi kini. Semoga aku bisa menyelesaikan masalah ini secepatnya. Akhirnya tak terasa aku tertidur diatas Sajadah, Dihantam oleh kenyataan yang membuat pikiran dan hatiku lelah. Luka hatiku walau hanya goresan tapi cukup dalam.
Entah sudah jam berapa sekarang, karena aku merasa tidurku sangat nyenyak. Saat telah mengadukan kerisauan hatiku pada Sang Maha Pencipta. Aku melirik jam di atas nakas ternyata sudah menunjukan waktunya sholat maghrib. Segera mengambil wudhu dan menjalankan sholat sebentar, Lalu aku keluar kamar dan mendapati rumah begitu hening. Apa mungkin Kayla dan Raylin belum pulang?