Amber Kemala, janda yang memiliki trauma atas kegagalan pernikahannya itu bekerja sebagai seorang pelatih tari balet anak-anak. Namun ia mendapatkan tawaran khusus dari seorang duda tampan untuk menjadi pengasuh putri kecilnya, yang tidak lain adalah murid Amber sendiri.
Arion Maverick, duda dengan segudang pesona. Ia melakukan sebuah kesalahan pertama yang membuatnya semakin tergila-gila pada pengasuh sang anak. Laki-laki itu selalu merasakan hasrat yang memuncak dan keinginan yang menggebu-gebu setiap kali bersama Amber.
Sekali saja bibir Arion pernah mengecap hangat tubuh wanita bernama Amber, selamanya laki-laki itu tidak bisa melupakannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa Tujuannya?
Kedua pelayan diam beberapa saat. Kemudian salah satu dari mereka mulai bersuara.
"Nona Claire adalah wanita yang baik. Sayangnya dia memang tidak beruntung karena mendapatkan mertua dan ipar seperti Nyonya besar dan Nona Caroline," terangnya.
"Hmm, Nona Claire memang baik." Amber mengangguk setuju.
"Jika Nyonya Dayana dan Nona Caroline tetap seperti ini. Aku yakin, tidak akan ada wanita yang mampu bertahan hidup bersama Tuan Arion," ujar pelayan itu lagi. Sementara pelayan satunya, menyenggol temannya untuk mengingatkan.
"Huss!" seru Amber sambil meletakkan jari telunjuk di depan bibirnya. "Biarkan itu jadi urusan mereka," lanjutnya.
Semua orang pasti memikirkan hal yang sama. Meskipun menikah dengan duda tampan menawan dengan kekayaan yang berlimpah, namun wanita manapun pasti sulit untuk bertahan di tengah guncangan mertua dan ipar yang menyebalkan seperti keluarga Arion.
Membina rumah tangga bukan hanya antara sepasang suami dan istri, tapi ada kalanya orang tua memang perlu diperhatikan, serta saudara yang perlu diurus.
Namun jika berbicara tentang Dayana dan Caroline, wanita manapun akan mundur perlahan saat ia sadar jika hidup mendampingi Arion akan memerlukan banyak kekuatan demi menghadapi berbagai tekanan batin dari mertua serta saudara iparnya.
Caroline dan Dayana bagaikan ulat yang terus menempel dan menggerogoti Arion dari dalam. Bersama siapapun laki-laki itu hidup, dua wanita itu tidak akan bisa membiarkan Arion hidup dengan bebas dan tenang.
Setelah mengobrol dengan dua pelayan di dapur, Amber keluar menuju taman belakang. Ia membantu suami Bibi Marry untuk membersihkan halaman.
Meskipun wanita itu selalu bersikukuh bahwa pekerjaannya hanya melayani Aara, namun diam-diam ia sering membantu pekerjaan orang lain di waktu senggang. Terlebih, Amber harus menganggur saat Aara berada di sekolah.
Pukul sepuluh, Arion sudah kembali ke rumah. Laki-laki itu memperhatikan Amber yang sedang sibuk menyapu daun-daun kering di halaman belakang. Menatap wanita itu dari kejauhan, membuat Arion merasa senang. Ada percikan perasaan aneh yang membuat dadanya berdebar.
"Ayo pergi!" ajak Arion. Ia menghampiri Amber yang sudah menyelesaikan pekerjaannya.
"Sekarang? Aku akan berganti pakaian," jawab wanita itu.
Arion menunggu Amber selama lima menit. Wanita itu keluar dari kamar Aara dengan pakaian yang berbeda dan rambut yang lebih rapi.
Tanpa sopir, Arion mengemudikan mobilnya sendiri, sementara Amber duduk di samping laki-laki itu.
"Kau mengubah gaya rambutmu?" tanya Arion saat mereka dalam perjalanan.
"Apa ini tidak cocok untukku?"
"Cocok, kau semakin cantik," jawab Arion. Wajah Amber merona merah.
"Aku menggunakan uang darimu untuk bersenang-senang, seperti yang kau minta. Jujur saja, aku tidak mengerti mengapa kau memberiku uang sebanyak itu," terang Amber.
"Itu karena kau bekerja dengan baik," jawab Arion. Laki-laki itu mengambil selembar kertas dari dashboard di dekatnya dan menyerahkannya pada Amber.
"Apa ini?" Amber mengernyit, membaca dengan seksama setiap huruf yang dicetak di atas kertas itu.
"Kau melunasi rumahku?" Amber terkejut. Kertas itu berisi bukti bahwa seluruh cicilan rumah miliknya telah dibayar penuh dan segala surat kepemilikan akan segera dikirim.
"Bukankah ini berlebihan?" Amber mengernyitkan dahi. Bukan karena ia tidak bersyukur atau berterima kasih pada semua kebaikan Arion. Namun sikap tidak wajar ini membuat Amber berprasangka buruk dan tidak mengerti dengan jalan pikiran laki-laki itu.
Amber bahkan belum menyelesaikan separuh pembayaran rumah tersebut, namun dengan suka rela Arion melunasinya. Amber merasa cemas, apa tujuan sebenarnya Arion melakukan semua ini?
...🖤🖤🖤...