NovelToon NovelToon
ISTRI ADIPATI

ISTRI ADIPATI

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai / Transmigrasi
Popularitas:536k
Nilai: 4.8
Nama Author: Rani

Jatuh ke danau setelah tahu pacarnya berkhianat, Juwita malah dibawa melintasi waktu ke abad sebelumnya. Abad di mana kerajaan masih kokoh berdiri. Peradaban dunia kuno yang masih kental, yang tentunya tidak terjamah oleh teknologi modern sedikitpun.

Di dunia kuno ini, Juwita malah memasuki tubuh seorang putri cantik yang sangat dicintai oleh seorang adipati. Sayangnya, sang putri malah mencintai pria lain. Tidak sedikitpun menganggap indah keberadaan Adipati yang sangat tulus memberikan semua kasih sayang terhadapnya.

Bagaimana kisah hidup Juwita di samping Adipati dunia kuno ini? Akankah Juwita mengikuti apa yang putri kuno ini lakukan? Atau, malah sebaliknya. Berbalik, lalu mencintai Adipati? Atau, adakah hubungannya dunia kuno ini dengan kehidupan Juwita sebelumnya? Ikuti kisah seru Juwi di sini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode #30

"Katakan pada dinda, kanda! Apa yang sebenarnya telah terjadi."

Dengan lembut, Satya menyentuh tangan Juwita yang saat ini ada di hadapannya. Senyum manis tak lupa ia perlihatkan agar Juwi tidak terus memperlihatkan wajah tegangnya.

"Kanda baik-baik saja, Dinda. Tidak ada hal serius yang kanda alami. Dinda jangan cemas, kanda baik-baik saja sekarang."

"Kanda jangan berbohong pada dinda. Dinda sudah mendengar kabar tentang hukuman cambuk yang kanda terima. Katakan! Kenapa raja memberikan hukuman itu pada kanda."

Satya terdiam. Tatapannya dalam menatap Juwi yang kini masih menatap lekat wajahnya. Ia tahu, wanitanya sedang sangat cemas saat ini. Mata indah berkilau milik Juwi benar-benar tidak bisa berbohong.

Ingatan Satya kembali ke beberapa saat yang lalu. Sesaat setelah ia perintahkan Brama untuk pulang ke kediaman adipati, dia pun melakukan penglihatan batin untuk tahu kabar apa yang sudah terjadi di istana utama miliknya.

Dari pandangan itu, dia agak terkejut. Tapi, hatinya cukup merasa bahagia karena sikap Juwita yang begitu peduli pada dirinya. Karena keinginan Juwi untuk datang ke istana raja tidak bisa ditahan oleh siapapun, Satya terpaksa pulang. Niat awal ia batalkan. Satya pun melakukan teleportasi agar bisa pulang dengan cepat.

"Kanda."

Sontak, ingatan itu menghilang. Satya malah memeluk Juwita dengan erat sekarang. Ada rasa bahagia yang saat ini memenuhi ruang hatinya. Melenyapkan rasa sakit yang masih tersisa di tubuhnya akibat bekas hukuman yang ia terima.

"Aku baik-baik saja, Dinda. Sangat baik sampai lupa bagaimana rasa sakit akibat hukuman yang aku terima. Terima kasih banyak. Dinda adalah obat segala luka bagi kanda."

Deg. Jantung Juwi berdetak. Tubuhnya terasa kaku. Hangat seketika menyelinap ke dalam dada. Entah rasa aneh apa yang saat ini memenuhi ruang hatinya. Dia juga tidak bisa memastikan rasa itu saat ini. Karena sebelumnya, ia hanya bisa merasakan rasa itu ketika bersama dengan Satya. Tidak di kehidupan ini, atau kehidupan nyata. Rasa itu tetap hanya akan muncul ketika ia bersama dengan Satya.

"Dinda. Hanya dinda yang mampu membuat kanda merasa baik-baik saja. Meskipun kanda terluka."

Buliran bening tiba-tiba saja jatuh. Entah rasa sesal apa yang ada dalam hati Juwi. Dia sendiri tidak tahu. Rasa itu tiba-tiba saja datang secara mendadak. Menekan rasa bahagia yang sebelumnya ia rasakan. Juwi pun memilih terus membenamkan wajahnya ke dalam pelukan Satya.

Mungkin, rasa itu muncul dari penyesalan si pemilik tubuh asli. Karena sebelumnya, dia sudah sangat banyak menyakiti pria tersebut. Sampai-sampai, ia tega memberikan racun pada suaminya ini. Meski pun apa yang ia lakukan bukan murni atas kehendak hati. Tapi tetap saja, itu adalah sebuah kesalahan.

Usai berpelukan, Juwi membujuk Satya agar bersedia memperlihatkan luka bekas hukuman yang Satya derita. Meskipun membutuhkan waktu yang agak lama, tapi pada akhirnya, Satya setuju juga untuk memperlihatkan bekas cambukan itu.

"Berjanjilah dinda tidak akan terkejut saat melihatnya. Jika tidak, kanda tidak akan membuka pakaian kanda di depan dinda."

"Ba-- baiklah. Dinda tidak akan terkejut. Hanya saja ... dinda ... tidak bisa berjanji akan hal itu."

"Jika begitu .... "

"Iya-iya. Dinda berjanji."

Senyum manis Satya berikan. Sebuah sentuhan kecil ia layangkan ke batang hidung Juwi yang sedikit mancung.

"Kalau begitu, kanda akan membuka baju. Lalu, berikan kanda hadiah yang manis, bagaimana?"

"Kanda. Kenapa malah bercanda?"

"Kanda tidak bercanda. Ini serius, Dinda."

Dengan wajah yang pura-pura ia buat kesal, Juwi membantu Satya melepaskan baju untuk melihat tubuh Satya yang sudah menerima dua puluh pukulan cambuk.

Sontak, ketika baju sudah terlepas, Juwita tidak bisa menyembunyikan rasa terkejut saat melihat punggung Satya yang terluka. Bekas pukulan cambuk terlihat begitu parah. Tapi Satya tidak menunjukkan rasa sakit sedikitpun.

"Ka-- kanda. Ini ... ini .... " Juwi tidak sanggup untuk meneruskan ucapannya.

Tubuh kekar itu sedang terluka parah. Tapi pemiliknya seolah tidak merasakan sakit sedikitpun. Jika itu di dunia nyata, Juwi sudah membayangkan kalau penderita yang menerima pukulan ini sudah berada di rumah sakit sekarang. Terbaring tak berdaya di atas ranjang dengan berbagai alat medis yang menyelinap di tubuh.

"Kenapa, Dinda? Apakah bekas pukulan itu terlihat jelek?"

"Dinda. Bukankah kanda sudah bilang jalan terkejut sebelumnya. Bekasnya akan terlihat sangat jelek, jadi -- "

Ucapan Satya tiba-tiba terpotong karena Juwi yang kini menghambur ke dalam pelukannya. Isak tangis terdengar pelan.

Hal tersebut langsung membuat Satya merasa tidak tenang. Ia belai lembut pucuk kepala Juwi dengan satu tangannya.

"Kenapa menangis? Bukankah dinda sudah berjanji sebelumnya, kalau dinda tidak akan terkejut. Apalagi sampai bersedih seperti ini."

"Kenapa kanda bisa dihukum seperti ini? Apa kesalahan yang sudah kanda lakukan?" Juwi berucap sambil menahan tangis.

Tentu saja Satya tidak akan mengatakan sebab akibat ia menerima hukuman. Karena dia tidak akan pernah menyeret Juwi ke dalam masalahnya.

"Hanya kesalahan kecil, dinda. Tidak perlu dipikirkan. Dan lagi, kanda tidak apa-apa. Kanda baik-baik saja saat ini. Jangan terlalu dipikirkan. Apalagi sampai membuat dinda bersedih hati seperti ini."

Juwi sadar tangisan yang ia perlihatkan hanya akan membuat Satya yang sedang menderita akan semakin menderita lagi sekarang. Karena itu, dia berusaha keras mengontrol emosi. Lalu, memperlihatkan wajah tenang.

"Kanda Satya memang seorang kesatria. Karena itu, aku harus memilihkan tubuh kesatria ku dengan baik sekarang."

"Apa yang akan dinda lakukan?"

"Tentu saja mengobati luka, Gusti." Juwi berkata sambil tersenyum menggoda.

Juwi langsung memanggil para dayang untuk membantunya menyiapkan obat. Tabib pun ia datangkan ke istana utama untuk memeriksa keadaan Satya. Meskipun sebenarnya, Satya menolak perlakuan itu, tapi tentu saja ia akan kalah dengan keteguhan hati istri tercinta. Kelemahan Satya tentu saja ada pada Juwita sebenarnya.

"Bagaimana tabib? Apa suamiku baik-baik saja?"

"Gusti putri. Yang mulia Gusti adipati tidak apa-apa. Hanya luka luar saja."

"Ini obat olesan yang akan membantu penyembuhan luka cambuk dengan cepat. Gusti putri bisa mengolesinya setiap hari, sampai luka itu membaik."

"Baiklah, tabib. Terima kasih banyak."

Begitulah Juwi dengan penuh kasih merawat Satya. Mengobati punggung Satya dengan lembut, bahkan selalu membantu Satya saat mandi dan juga saat berganti pakaian.

Kebahagiaan yang Satya impikan ternyata sekarang sudah pun ia dapatkan. Dia kini benar-benar bahagia hidup dengan perubahan baru yang Juwita perlihatkan.

Sebaliknya, Juwi juga sangat bahagia. Ia melupakan dunia nyata yang ia tinggali. Yang saat ini, entah bagaimana kabar yang sudah terjadi. Entah apa yang terjadi pada tubuh aslinya di dunia nyata, dia sendiri tidak lagi memikirkannya. Karena saat ini, dia sudah bahagia hidup dengan penuh cinta dari seorang suami yang sangat menyayanginya seperti Satya. Suami langka yang mungkin tidak akan pernah ia temui di dunia nyata tempat asli ia berada.

1
Ibuk'e Denia
aq mampir thor
Teti Kaka Hotimah
karya mu laur biasa thor....makasih
Yuli Yanti
👍👍👍
yudi
❤️
Rani: /Rose/
total 1 replies
Erni Fitriana
salam kenal thor....ku mampir
Dy
Luar biasa
Asmi Pandansari
aku kira Juwita dari masa depan walaupun tidak punyak ilmu Kanuragan tapi dia punya kecerdasan tapi ternyata harapan aku salah Juwita hanyak wanita bodoh yang bisa cuma menangis Tampa memiliki ide apa apa dikepalah kecilnya itu
nia kurniawati
Luar biasa
Rani: makasih buanyak😍🥰
total 1 replies
MYZW KEEW
soky enda apa sis
Rani: mmm🤔🤔🤔🤔
total 1 replies
nia kurniawati
Luar biasa
Rani: makasih🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Alirosidin
Lumayan
Rani: thanks 💖💖
total 1 replies
Alirosidin
Biasa
Rani: iya,,,,,,
total 1 replies
Bulan Bintang
bikin nangis cerita ny Thor 😭
Rani: huhuhu .... jangan ih, jangan.
total 1 replies
Supiah Susilawati
Luar biasa
Rani: makasih pake banyak. wek🥰💖
total 1 replies
eka wati
bab ini terlalu uwu.. 🥰🥰
Rani: yuhu💖💖💖💖
total 1 replies
eka wati
langsung keinget drakor moon lovers.. semoga endingnya ga kayak moon lovers 😁
Rani: endingnya gimana tuh
total 1 replies
🍃EllyA🍃
Luar biasa
Rani: makasih buanyak💖💖💖💖
total 1 replies
inayah machmud
mampir
Rani: yuhu, moga betah
total 1 replies
Aldiza azahra
makasih thor seru...
Rani: makasih kembali udah mau mampir
total 1 replies
Ayu Ayu
Luar biasa
Rani: makasih banyak yah
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!