NovelToon NovelToon
TAWURAN

TAWURAN

Status: tamat
Genre:Tamat / Teen Angst / Teen School/College / Persahabatan
Popularitas:18.3k
Nilai: 5
Nama Author: BellaBiyah

Novel ini bercerita tentang Gita dan kawan-kawan yang merantau ke Ibu Kota untuk menempuh pendidikan. Siapa sangka? Gita yang sewaktu SD pernah membuli seorang pria culun, kini dipertemukan kembali dengan pria itu dalam situasi yang berbeda. Tawuran merupakan gerbang pertemuan mereka.

Sean, nama pria itu. Gita tak ingin membuka kisah lamanya, namun Sean terus mengganggu gadis tersebut. Hingga akhirnya Gita membuka suara mengenai kejadian di masa lalu. Gita mengakui bahwa Ia tertarik pada Sean di waktu kecil. Sayangnya, Gita yang sejak itu sedang menghadapi ketidakharmonisan keluarga, tidak mampu mengekspresikan rasa sukanya terhadap Sean. Sehingga, ia lebih memilih untuk membuli pria itu dan menciptakan trauma berat yang sulit disembuhkan untuk keluarga Sean sendiri.

Haruskah Sean memaafkan Gita? Ataukah cinta Gita akan bertepuk sebelah tangan selamanya?

Baca kisah lengkapnya di dalam cerita ini 😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BellaBiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16

"Aku mau secepatnya bertunangan dengan Jodi!" ucap Mega ditengah pertemuan kedua keluarga malam ini.

Jodi yang ikut duduk di sana, menancapkan tatapan sinis. Bukti bahwa ia tak menyukai apa yang telah Mega perbuat.

"Bukannya kemaren-kemaren nolak sampai kabur?" goda Aldi, abang Mega yang terlahir kembar.

Mereka berdiam diri dan kembali menikmati makan malam.

Sepulang dari sana, Jodi dipaksa olah kedua orang tuanya untuk mengantarkan Mega pulang dengan motornya.

"Tapi 'kan dia bisa pulang ikut keluarganya!" bantah Jodi.

"Mobilnya udah penuh!" tegas sang ibu.

Jodi mengepal tangannya dengan geram dan menarik gas motor. Suara hingar bingar knalpot itu sebuah pelampiasan apa yang Jodi rasakan saat ini.

"Mega pulang dulu ya, Tante, Om," ucap Mega dan ikut menaiki motor tersebut dengan memeluk Jodi dari belakang.

Jodi melajukan motornya dengan sangat kencang agar Mega tak lagi meminta untuk duduk di atas motor itu.

"Jodiii! Lo mau bunuh gue ya?!" pekik Mega di jalanan.

"Kalo kita kecelakaan gimana?! Fasilitas rumah sakit di Indonesia ini masih standar 1!" omel Mega lagi.

Tiba-tiba Jodi menghentikan motornya di pinggir jalan.

"Lo mikir nggak?! Kenapa gue nggak mau dijodohin sama lo?!" teriak Jodi dengan kesal.

"Kenapa? Kenapa lo nggak mau dijodohin sama gue? Kalo nanti kita nikah, masa depan anak kita pasti terjamin! Silsilah keluarga gue jelas, bibit, bobot dan bebetnya!" balas Mega.

"Karena lo nggak pantes buat dinikahin!" tegas Jodi.

"Kenapa nggak pantes? Keluarga gue kaya! Keluarga lo juga! Ortu lo suka sama gue, ortu gue juga suka sama lo! Keluarga kita kenal baik, kenapa nggak pantes?!" balas Mega terus menerus.

"Sedikit pun lo nggak pantes buat dijadiin istri, Meg! Lo yakin mau nikah sama gue? Lo sanggup hidup miskin bareng gue?!" Jodi mulai geram pada gadis yang duduk di belakangnya tersebut.

"Kenapa kita harus hidup miskin? Keluarga kita kaya!" balas Mega lagi.

"Gue nggak bakalan pakai harta ortu gue buat kehidupan keluarga gue!" ucap Jodi.

"Kenapa?! Kehidupan kita udah mudah, semua bisa dibeli. Kenapa lo nggak mau pakai harta ortu lo?!" tanya Mega.

"Otak lo sedangkal itu, Meg! Makanya gue nggak pernah mau jadi suami lo!" teriak Jodi.

Bertepatan dengan itu, Jodi melihat Febi yang sedang berjalan berdua bersama Wira. Dengan cepat pria itu mencabut kunci motornya dan mengikuti Febi. Ia meninggalkan Mega sendirian di sana.

"Jod! Mau ke mana?!" teriak Mega.

"Jangan ikutin gue!" tegas Jodi dan kembali berlari mengejar Febi.

Febi dan Wira berhenti di sebuah pedagang kaki lima.

"Biasanya lo makan apa kalo tante Rika nggak masak?" tanya Wira.

"Tergantung yang lain sih, Bang. Kalo Gita mau makan bakso, ya ikut makan bakso. Kalo Jenna mau makan yang lain, ya ikut juga," jawab Febi.

Jodi memotret kedekatan Febi dan keponakan pemilik kos itu. Nantinya, ia akan menjadikn foto itu sebagai sebuah alasan untuk mengakhiri hubungan mereka dengan seolah-olah Febi yang bersalah.

Gerombolan pria yang mabuk ikut mendekati pedagang kaki lima tersebut. Beberapa dari mereka juga sempat hendak menggoda Febi. Wira dengan sigap menarik Febi ke dekatnya agar tak lagi di ganggu. Mata Jodi membesar melihat kejadian tersebut. Selesai membeli makanan, mereka pun pulang.

***

"Gue nggak mau!" bantah Ayu, begitu ia mendengar Gita menyuruhnya berhenti mengejar Wildan.

"Apa yang lo pandang dari sosok Wildan?!" omel Gita. "Dia cuma nyia-nyiain lo kayak upil! Lo cuma bagian menyebalkan yang dia nggak suka sama sekali!" lanjutnya.

"Nggak! Dia nggak nyia-nyiain gue! Dia cuma gengsi aja!" bantah Ayu lagi.

"Sini lo! Gue siram obat tetes mata, kepala lo! Buta sampe ke otak!" omel Gita lagi.

"Gue nggak buta! Lo yang buta! Lo nggak tai sebenarnya Wildan itu kayak gimana!" bantah Ayu lagi.

Perdebatan itu terdengar hingga ke luar kamar. Ningsih dan Ade. Sepasang suami-istri itu menguping apa yang menjadi topik perdebatan kedua anak mereka di dalam kamar.

"Mereka ribut kenapa?" tanya Ade.

"Kayaknya pasal Wildan," jawab Ningsih.

"Wildan? Kenapa?" tanya Ade lagi.

"Mungkin Gita nggak suka sama Wildan," jawab Ningsih lagi.

"Tapi 'kan, Wildan sama Ayu udah temenan dari TK," ucap Ade.

"Iya, nanti kita tanya pas makan malam," ucap Ningsih.

Saat mereka berkumpul di meja makan, Ningsih dan Ade memerhatikan gelagat Gita dan Ayu yang bukannya terlihat seperti bertengkar, malah terlihat lucu.

"Nih, makan ikan! Biar otaknya nggak bego!" ucap Gita menaruh sepotong ikan ke piring milik Ayu yang duduk di sebelahnya.

"Nih, wortelnya! Biar nggak buta!" balas Ayu menaruh sepotong wortel ke piring milik kakaknya itu.

"Kalian kenapa?" tanya Ningsih.

Ayu dan Gita sontak menoleh padanya. "Nggak kenapa-kenapa," jawab mereka bersamaan.

"Tadi Papa sama Mama denger kalian berantem soal Wildan di dalam kamar. Kenapa bisa berantem?" tanya Ade membuat Ayu dan Gita menoleh satu sama lain.

Ayu memberikan isyarat agar Gita tak menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Tapi Gita malah tersenyum.

"Ayu suka sama Wildan, Pa," jawab Gita dengan cepat.

"Suka sama Wildan?" tanya Ade yang melirik istrinya. Seketika mereka berdua tertawa.

Gita dan Ayu malah keheranan akan apa yang terjadi pada kedua orang tua mereka.

"Kenapa?" tanya Gita.

"Nggak. Gini, Gita. Ayu sama Wildan itu udah temenan dari TK. Kadang, Ayu juga kita titipin sama keluarganya Wildan kalo kita berdua harus ke luar kota atau semacamnya. Mereka juga satu sekolah dan sekelas terus selama TK, SD dan sekarang SMP," jelas Ade.

"Hah?!" pekik Gita menoleh pada adiknya itu.

"Jadi, kalo Ayu suka sama Wildan. Kayaknya mustahil. Soalnya Wildan udah kayak abangnya Ayu dari dulu," jelas Ade lagi.

"Kok mustahil?" tanya Gita lagi.

"Udah-udah! Lo makin ngaco, Kak! Mending makan wortelnya, biar nggak buta!" ucap Ayu.

"Ayu sama Wildan udah temenan dari kecil, Git. Mereka main bareng, makan bareng, tidur siang bareng. Kalo mereka saling suka, kayak ya mustahil banget," ucap Ningsih.

"Tapi—"

"Udah, makan aja, Kakakku, Cintaku, Sayangku," ucap Ayu memotong kalimat Gita.

Gita menyuap makanannya dengan kesal, karena tak dipercaya oleh kedua orang tuanya.

1
JChennn
baru mulai udh bgs jdi pngn bca trsss
Nabila
makin menarik
Nabila
ceritanya menarik banyak tokohnya jadi gak bosan
Rina Juwita JuEr
aku baca ulang lagi ceritanya bagus Thor semangat 💪💪
Tara
kayaknya Wira suka Ama febi tapi malu utk ucapin tapi getahnya kena kesemua orang he3😱🤗🫢😅🤔🫣
Tara
ini siapa yg bucin sich..Gita or Sean🫣😱🤗🫢😅🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!