NovelToon NovelToon
Pelabuhan Terakhir Sang Bad Boy

Pelabuhan Terakhir Sang Bad Boy

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Teen School/College / Bad Boy
Popularitas:4.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yutantia 10

Ibrahim, ketua geng motor, jatuh cinta pada pandangan pertama pada Ayleen, barista cantik yang telah menolongnya.

Tak peduli meski gadis itu menjauh, dia terus mendekatinya tanpa kenal menyerah, bahkan langsung berani mengajaknya menikah.

"Kenapa kamu ingin nikah muda?" tanya Ayleen.

"Karena aku ingin punya keluarga. Ingin ada yang menanyakan kabarku dan menungguku pulang setiap hari." Jawaban Ibra membuat hati Ayleen terenyuh. Semenyedihkan itukah hidup pemuda itu. Sampai dia merasa benar-benar sendiri didunia ini.

Hubungan mereka ditentang oleh keluarga Ayleen karena Ibra dianggap berandalan tanpa masa depan.
Akankah Ibra terus berjuang mendapatkan restu keluarga Ayleen, ataukah dia akan menyerah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13

Sesampainya dirumah, Ayleen langsung membuat seisi rumah heboh. Apalagi kalau bukan karena luka dikakinya akibat kecelakaan tadi siang. Mama Nara langsung menelepon Aydin yang masih dirumah sakit. Menyuruh putra sulungnya yang baru jadi dokter umum itu segera pulang untuk mengobati sang adik.

"Leen gak papa kok, Mah. Gak usah ngerepotin Abang, Leen udah diobati tadi."

"Kenapa gak langsung telepon Mama atau Ayah tadi?" tanya Mama Nara dengan wajah cemas.

"Leen gak mau bikin Mama sama Ayah cemas."

"Terus, ini siapa yang ngobatin?"

"Em..." Ayleen garuk-garuk kepala sambil memikirkan jawaban yang paling tepat.

"Palingan cowoknya, Mah," sahut Alfath sambil cengengesan.

Bugh

Cowok itu langsung meringis saat bantal sofa melayang mengenai bahunya.

"Diam anak kecil," sentak Ayleen.

"Iya, iya , aku anak kecil. Kan situ yang udah gede, udah berani pacaran," cibir Alfath. Bukannya takut, cowok itu malah makin menjadi-jadi.

"Ada luka lain gak selain dikaki? Mama takut ada luka dalam. Masih keingat saat kamu patah tulang dulu."

"Enggak kok Mah, cuma lecet dikaki doang. Oh iya, jangan bilang Ayah ya, Mah. Ayleen gak mau bikin Ayah khawatir."

Mama Nara langsung mengangguki. "Gimana motor, ada yang rusak? Kalau ada, biar Al yang bawa ke bengkel."

"Udah diperbaiki teman aku kok, Mah."

"Temen, apa temen? Pacarnya kali, Mah." Alfath masih terus merecoki, membuat Ayleen langsung melemparkan tatapan sengit padanya.

"Leen istirahat dulu ya, Mah," pamit Ayleen. Lama-lama disini bisa darah tinggi karena Alfath.

"Ya udah, nanti Mama anterin makanan ke kamar kamu."

"Leen udah makan, Mah," tolaknya.

"Cie...cie...yang habis ditraktir cowoknya," ledek Alfath sambil cengengesan. Tak tahan lagi, Ayleen melepas flat shoes-nya dan,

"Leen...," Seruan Mama Nara menyelamatkan Alfath dari lemparan sepatu.

"Al nyebelin, Mah." Ayleen tak terima jika adiknya dibela.

"Udah, udah, capek Mama denger kalian berantem."

Ayleen mendengkus pelan lalu menaiki tangga pelan-pelan menuju kamarnya. Meletakkan tas ransel diatas ranjang lalu rebahan sambil menatap langit-langit kamar. Dia masih kepikiran tentang cerita Ibra di kafe tadi. Dia tak menyangka jika Ibra yang terlihat baik-baik saja diluar, ternyata menyimpan luka batin yang sangat dalam. Tawanya hanya semu, hanya cara untuk menutupi luka dihatinya.

Rumah yang seharusnya menjadi tempat ternyaman, malah terasa seperti neraka. Dan keluarga yang harusnya menjadi orang terdekat, malah membuka kedua tangan lebar-lebar, bukan untuk merangkul, melainkan melepaskannya.

Kling

Suara notifikasi yang berasal dari ponsel membuyarkan lamunan Ayleen. Meraih benda pipih itu didalam tas untuk melihat siapa yang mengirim pesan untuknya. Panjang umur, ternyata orang yang sedang dia pikirkan yang mengirim chat.

[ Lagi apa? Mikirin aku ya? ]

Sudut bibir Ayleen langsung melengkung keatas. Menunjukkan dua lesung pipinya. Bagaimana mungkin tebakan Ibra sangat tepat. Dan apa ini, kenapa rasanya sebahagia ini hanya karena pesan dari Ibra.

Sambil senyum-senyum sendiri, dia mengetik balasan pesan untuk Ibra.

[ Gak usah GR. Aku lagi menghitung bintang dilangit ]

Langsung mengirimnya setelah selesai mengetik. Dan tak butuh waktu lama, pesan itu langsung centang dua biru. Dan terlihat, Ibra sedang mengetik.

[ Kok sama sih? Aku juga ]

Mata Ayleen langsung terbeliak lebar melihat balasan pesan Ibra. Masa iya cowok itu sedang ngitung bintang? Padahal dia kan cuma bohong.

[ Ada bintang jatuh, kamu lihat gak? ]

Pesan lanjutan itu membuat Ayleen melompat dari atas ranjang. Melupakan sakit dilututnya untuk segera menuju balkon. Siapa tahu dia juga bisa melihat bintang jatuh itu. Ah, tapi kayaknya sudah terlambat. Dia tak melihat bintang jatuh dilangit.

[ Bohong ya? ]

Tulis Ayleen dilayar ponsel dan langsung mengirimnya pada Ibra.

[ Enggak kok. Bahkan aku sempet make a wish tadi. Dan harapanku langsung terwujud ]

[ Emang apa harapan, Kakak? ]

[ Pengen ngelihat kamu. Coba deh, lihat ke bawah, seberang rumah kamu ]

Lagi-lagi mata Ayleen terbeliak lebar. Dia melihat Ibra diseberang jalan rumahnya. Melambaikan tangan sambil tersenyum. Jangan-jangan, cowok itu belum pulang dari tadi?

Tak sabar jika harus mengetik dulu, Ayleen langsung meneleponnya.

"Belum pulang dari tadi?" Tanya Ayleen sambil memperhatikan Ibra yang ada diseberang jalan. Ini sudah lama dari waktu Ibra mengantarnya tadi.

"Aku mampir kerumah Joko tadi. Ini baru mau pulang. Masih nungguin dijemput anak-anak."

"Maaf udah ngerepotin Kakak hari ini."

"Aku suka kamu repotin. Bahkan kalau bisa, tiap hari aja. Oh iya, besok kuliah jam berapa? Aku jemput ya?"

"Nggak, gak, gak usah." Ayleen belum siap keluarganya tahu jika dia dekat dengan ketua geng motor. Apalagi kalau sampai Abangnya yang protektif itu tahu, bisa panjang urusannya.

"Kenapa? Aku berani kok, minta izin sama orang tua kamu. Bu Kinara kan, mama kamu?"

Mungkin Ibra berani, tapi justru Ayleen yang takut.

"Besok, aku diantar, Ayah."

"Ya_" Kalimat Ibra terpotong saat melihat teman-temannya datang. "Tunggu bentar, jangan kemana-mana. Teleponnya juga jangan ditutup."

Dari balkon, Ayleen bisa melihat teman-teman Ibra. Ada sekitar 6 motor. Mereka terlihat membawa sesuatu, seperti spanduk. Dan saat spanduk itu dibentangkan, Ayleen langsung menutup mulutnya yang menganga dengan telapak tangan.

Will U Marry Me?

Apakah cowok itu sudah gila? Batin Ayleen. Ini baru sebulan setelah pertemuan mereka di kafe kala itu. Tapi Ibra, pemuda itu sudah berani melamarnya.

"Ay, Ay."

Panggilan Ibra melalui telepon membuat Ayleen gugup. "I-iya."

"Wiil you merry me?" tanya cowok itu.

Ayleen mendecak pelan saat abangnya datang diwaktu yang tidak tepat. Terlihat dari atas, mobil abangnya melaju pelan hampir sampai digerbang. Ayleen langsung panik. Sangking takut dan gugupnya, dia langsung masuk kedalam kamar dan menutup pintu balkon.

1
Anonymous
Kecewa
Anonymous
Buruk
mang tri
sabar ya kak ibra 😂
mang tri
kirain dikasi sebagai hadiah ,😂😂😂
mang tri
godaan calon pengantin ada aja ya, syukurnya hanya lupa bukan kecelakaan atau kabur. maafin ya leen ibra nya kasian 🥺
mang tri
ada2 aja idenya aydin sm al 😂
mang tri
ya ampuun mama nara kocak banget sih, anaknya mau lamaran tp ga sediakan makanan 😂😂
mang tri
jahat banget sih ayahnya, semoga dia cepat kena karmanya
mang tri
duhhh aku baper sm ayah asep 😍🥺
mang tri
Harusnya Bang sama adek 🤭
mang tri
Keren banget ayah asep 😍
mang tri
cieeehhh jadian 😍
mang tri
kasian ibra 🥺
Yeni Bagonk
Suka banget sama pasangan muda ini, Ayleen & Ibra. Makasih thor atas cerita indahnya, baca karyamu ini sambil senyum2 sendiri, ingat zaman pacaran & awal2 menikah sama paksu. 🥰🥰
mang tri
kangeen ya leen 2 minggu ga ktm sm ibra
mang tri
good leen
Sri Keren Mutamimah
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Sri Keren Mutamimah
🤣🤣🤣🤣seruuuu
Lucida Sumirah
Luar biasa
Sri Keren Mutamimah
seru, bikin penasaran. pokoby yha top nih cerita. pnulisnya mantafff mo Bu bh dan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!