Tidak pernah terbersit dibenaknya untuk menikah dalam waktu dekat, Namun karena kebodohan sang adik, yang ingin dirinya cepat menikah, Membuatnya terpaksa harus menikahi laki-laki yang bertubuh gemuk, berjenggot juga berkumis dan satu lagi berkacamata tebal.
"Apa ini karma?" ucap Julya saat dirinya melihat pantulan wajahnya dicermin, dengan riasan khas pengantin wanita.
"Iya benar ini karma bagiku, yang sering menyakiti hati pria." ucapnya lagi yang sadar sudah menolak banyak pria, yang datang melamarnya.
"Dan sepertinya kamu yang paling sakit hati. Riski. Maaf."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ade Diah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Junny
Julya dan Radit kini telah tiba diapartemen mereka, dan baru juga menutup pintu, suara bel membuat mereka menoleh kearah pintu.
"Siapa?" ucap Julya dan Radit bersamaan, karena tidak biasanya ada orang bertemu, keapartemen mereka.
Mereka terkekeh akan kekompakan mereka, dan saat akan membuka pintu pun mereka sama-sama melakukan hal yang sama, dan lagi mereka terkekeh, dan mengabaikan orang yang ada di luar pintu.
"Silahkan yang punya tempat yang berhak membuka." ucap Julya mempersilahkan Radit untuk segera membuka pintu, dengan tangan yang diputar-putar lebih dulu baru mempersilahkan.
Radit berdecak karena ucapan Julya. namun tidak sampai membalas ucapan Julya, karena kasihan dengan orang yang ada diluar pintu.
Pintu dibuka, dan memperlihatkan wajah ceria Junny, yang Julya dan Radit tahu, itu hanya sebuah kedok, Ya kedok untuk menyembunyikan kesedihannya yang gagal menikah, juga diputuskan Coky.
"Junny kenapa kamu bawa koper?" tanya Julya saat melihat koper yang dibawa Junny. Sementara radit lebih memilih untuk menyuruh Junny masuk terlebih dulu sebelum bertanya.
"Ah iya, ayo masuk" ucap Julya yang kini melakukan hal yang sama dengan Radit.
Mereka duduk di sofa, sementara Radit pergi kearea dapur untuk membuat minuman.
Julya langsung menanyakan hal yang sama, seperti saat pertama melihat Junny. mempertanyakan kenapa Junny membawa koper.
"Aku mau keluar kota kak,"
"Keluar kota?" ulang Julya takut salah dengar.
"Ya, mau cari suasana baru, siapa tahu disana dapat cowo yang kaya suami kakak." ucap Junny sambil menatap Radit, dan Radit hanya tersenyum.
"Jangan ngawur gak baik, kalau ada malaikat lewat trus diaminin gimana? mau punya suami mirip kaya suami kakak."
"Tentu saja kak, apa lagi yang isi dompetnya tebal." ucap Junny sambil tertawa.
"Makin ngawur, jadi kekota mana, terus pasti kamu kerja kan disana, kerja dimana? dan apa disana ada orang yang kakak kenal?" Tanya Julya yang ingin memastikan keadaan Junny nantinya.
"Kota ***, ya kerja, jadi kasir disebuah restoran-" Belum juga selesai bicara Julya sudah memotong perkataan Junny.
"Kasir, hey ijazah terakhirmu bisa membuatmu bekerja disebuah perusahaan. Junny." ucap Julya tak habis pikir dengan pilihan Junny yang malah ingin bekerja sebagai kasir disebuah restoran.
"Kan cari suasana baru kak, kalau aku kerja di perusahaan, itu sama saja seperti sebelumnya" ucap Junny yang memang selama ini dia juga bekerja disebuah perusahaan.
"Benar juga, terus apa disana ada orang yang kakak kenal?"
"Ada Trio, kakak kenal dia kan, aku kerja direstoran dia." ucap Junny memberitahu sang kakak. Jika dia bekerja pada Trio teman SMPnya dulu.
"Oh anak itu, baguslah kakak tenang sekarang." ucap Julya yang memang mengenal Trio, bahkan keluarga Trio pun Julya kenal.
"Ya sudah, aku hanya ingin bicara itu saja" ucap Junny yang memang tujuannya datang hanya untuk pamit pada sang kakak juga Radit.
"Kak. doakan agar aku bisa menjalani hidupku dengan baik disana" ucap Junny setelah mencium tangan sang kakak.
"Ya Tentu saja, Doa terbaik untukmu." jawab Julya dan setelah itu Junny yang malas menghampiri Radit, yang sedang diarea dapur memilih berteriak saat pamit pada Radit.
"Kak Riski aku pergi dulu, jaga kakak aku baik-baik, awas kalau sampai lecet." ucap Junny masih penuh semangat lengkap dengan senyuman cerianya.
"Tentu saja, jaga diri baik-baik." Jawab Radit dan Tanpa mereka sadari saat itu julya sangat kebingungan.
Bingung kenapa Junny seakrab itu pada Radit sampai berteriak pada Radit, dan yang paling membuat bingung adalah saat Junny memanggil Radit dengan sebutan Riski.
Julya yang tidak mau diliputi rasa bingung lebih lama, langsung memutuskan untuk bertanya pada Junny, namun baru juga mulutnya terbuka Junny yang akan dia tanyai, terlihat seperti akan terjatuh dan tidak lama setelah itu Junny sudah tergeletak diatas lantai.
Kejadiannya sangat cepat sampai Julya tidak sempat menahan tubuh Junny, agar tidak menyentuh lantai.
"Junny.. bangun!!!! kamu kenapa?" sepanik itu Julya dan Radit yang juga melihatnya tentu langsung menghampiri kakak beradik itu, dengan rasa panik yang sama.
ceritanya bagus
mampir kenovelku juga jika berkenan/Smile//Pray/
maaf, ya. keknya aku terlalu ikut campur sama dialog kamu🙏