Niat menerjemahkan bahasa, berujung fucking!!
Cinta gelap seorang mafia Italia bernama Almo Da Costa pada seorang wanita sederhana bernama Luna Diaz yang berprofesi sebagai penerjemah bahasa.
Pertemuan yang tidak diinginkan harus terjadi sehingga Luna kehilangan mahkota berharganya bagi seorang wanita. Hingga 2 tahun mereka berpisah dan bertemu kembali namun hal yang mengejutkan bagi Luna adalah saat Mr. Mafia itu bertanya.
“Where is my child?”
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
M'sDL — BAB 13
KENANGAN BURUK
“Bagaiman ini... Kenapa Luna belum kembali juga. Apa kita lapor saja ke polisi?” Panik ibu panti yang lebih tua dari ibu panti lainnya.
“Kita harus menunggu 24 jam kan, jika melapor sebelum itu, apakah polisi akan membantu? Mungkin saja Luna ada kenalan di sini.”
Bagaimana pun keduanya kini sedang mengkhawatirkan keadaan Luna yang sejak semalam belum kembali juga ke penginapan, hanya sekantong camilan lah yang mereka temukan.
...***...
Selama perjalanan, Luna tak memejamkan matanya sedetikpun walaupun dia benar-benar mengantuk dan rasanya ingin pingsan. Luna tak akan lepas dari kewaspadaannya saat ia masih bersama Almo.
Ya! Mereka masih duduk berdua, hingga seorang pelayan cantik datang membawakan segelas wine untuk bosnya. “Wine Anda, Tuan Almo!” ucap pelayan tadi tersenyum ramah penuh godaan.
Melihat itu, Luna hanya melirik sinis hingga Almo memberikan gelas berisi wine tadi ke Luna. Namun dengan cueknya, wanita itu berpaling kesal.
Tak peduli, Almo pun meneguknya hingga habis. “You! Come here." Pinta Almo kepada pelayan tadi.
Luna menoleh kembali sambil berkerut alis dan bertanya-tanya dengan apa yang akan pria itu lakukan kepada pelayan cantik tadi.
“Kneel down! (berlutut)!” pinta Almo kepada pelayan tadi. Tanpa banyak bicara, tentu saja pelayan dengan pakaian tertutup itu mengangguk kecil dan langsung berlutut tepat di depan Almo duduk.
Melihat posisi seperti itu, tentu saja Luna tak bodoh. Wanita itu langsung berpaling kesal. “Dasar pria menjijikkan.” Gerutu Luna tak habis pikir jika Almo benar-benar akan melakukannya di sana. Di saat ada seseorang yang duduk di sampingnya.
Benar-benar gila!
“Tunjukan kepadanya, bagaimana cara memuaskan seorang pria dengan benar." Ucap Almo menoleh dan menatap sinis dengan senyuman miring penuh kelicikan.
Mendengar itu, Luna semakin tak karuan. Jantungnya berdegup kencang hingga ia menelan ludah. Tak mungkin jika dia tidak ikut bergairah. Bahkan orang alim pun tak luput dari dosa.
Pelayan tadi segera membuka resleting celana Almo dengan telaten. Tentu, pria itu terus saja diam sampai ia bersandar dan sedikit menengadahkan kepalanya ketika sesuatu yang hangat sudah memenuhi juniornya.
“Aahhh~ ” desah Almo yang sengaja bersuara agar wanita di sebelahnya itu risih.
Benar saja, tubuh Luna langsung menegang mendengar desahan hingga suara seseorang yang tengah mengulum permen, tapi bukan permen.
“You damn crazy man!” ucap Luna tanpa menoleh.
“Apa? Katakan dengan jelas." Balas Almo yang masih menikmati bibir pelayan tadi di bawah sana.
Luna masih mencoba bernapas tenang meski rasanya sangat sesak hingga tangan kiri Almo meremas kuat pahanya ketika ia mengalami pelepasannya. “Don't touch me!" gertak Luna mencoba menyingkirkan tangan Almo dari pahanya namun tak bisa.
Dengan kasar, Almo langsung mencengkram rahang mungil Luna dan menariknya paksa untuk menoleh ke arahnya.
“Bukankah seperti itu yang akan kau lakukan nanti kepadaku hm.” Ucap Almo sembari menatap Luna yang memejamkan matanya rapat-rapat karena dia pikir pelayan tadi masih bermain menjijikkan di bawah sana, padahal sudah selesai.
Namun tetap saja menjijikkan.
“Melakukannya tidak harus melihatnya.” Ucap Luna yang lagi-lagi salah bicara. Oh ayolah!! Dia terlalu gugup hingga rasanya ingin terus melawan ucapan Almo sialan itu.
“Really!” balas Almo hingga pria itu mendekat ke telinga Luna dan berbisik sensual. “Kalau begitu kita akan melakukannya dengan menutup matamu.”
Luna membuka matanya, berfokus di mata indah Almo tanpa melirik ke arah lainnya.
“Aku sudah bilang. Aku akan memberimu anak asal kau tidak mencari anak itu.” Ucap Luna memperjelas kembali.
Keduanya terdiam beberapa saat, Almo yang menatapnya tajam dan dalam pun mulai melepaskan cengkeramannya. “Baik. Aku tidak membutuhkan mu, aku akan mencarinya.” Ucap Almo terdengar serius.
“ENZO!!" panggil Almo dengan suara besarnya hingga pria bernama Enzo datang menemuinya.
Almo yang menatap lurus dengan kerutan alis tebalnya itu, tanpa belas kasih ia menyuruh Enzo membawa Luna. “Bawa dan seret dia keluar dari sini." Pinta Almo begitu tega.
Luna terbelalak kaget mendengar perintah tersebut. Enzo sendiri yang merupakan asisten setia, tentu dia langsung menuruti perintah dari bosnya.
“No! NO!!! LET ME GO, DON'T TOUCH ME!!!” teriak Luna meronta tak karuan saat Enzo mulai menariknya paksa sendirian.
Pria itu mencoba menariknya, namun Luna mencengkram kuat lengan Almo. “LEPASKAN AKU. APA KAU GILA HAH!!!”
“Ya! I'm a crazy man. And I like to do other crazy things. (Aku pria gila. Dan aku bisa melakukan hal gila lainnya)." Balas Almo menatap lekat Luna yang nampak gemetar ketakutan namun juga kesal dan marah.
“Bawa dia." Pinta Almo menatap ke Enzo.
Pria itu mengangguk dan langsung membawa Luna ke arah pintu masuk jet. Terlihat bagaimana Luna benar-benar panik hingga suaranya serak meminta dilepaskan.
“PLEASE!!! JANGAN LAKUKAN ITU, AKU MOHON LEPASKAN AKU.” Mohon Luna kepada Enzo yang sudah siap melemparnya dan siap membuka pintunya.
“Aku akan menurutimu. Kau meminta dilepaskan bukan, maka aku akan mengabulkannya.” Ucap Almo yang mengikutinya.
Luna benar-benar tak tahu harus bagaimana menghadapi pria sepertinya.
Wanita malang dengan dress yang melorot menunjukkan pundak polosnya sebelah kiri itu menatap teduh ke Almo dengan berkaca-kaca. “Apa yang kau inginkan?”
Tanya Luna yang masih menatap kesal namun juga lelah hingga kedua matanya mulai basah.
Almo mendekatinya, menatap tajam hingga Luna pun sesenggukan ikut menatapnya lekat. “Tunjukan keberadaan anak itu.”
“Sudah kubilang dia bukan anakmu, dia bukan anakmu. Dia bahkan bukan anakku!!! kenapa kau tidak mengerti!” kesal Luna yang masih menangis dengan geram.
“Lalu kenapa kau melindunginya?”
Wanita itu terdiam, laku tersenyum getir. “Kau tidak akan pernah tahu cara berbalas budi di saat kau hampir mati dan di lecehkan.” Balas Luna hingga Almo berkerut alis.
Enzo masih memegangi kedua tangan Luna di belakang agar wanita itu tak bisa meronta ataupun menyerang bosnya.
“Kau tidak akan pernah tahu karena orang-orang sepertimu lah yang membuat mu hampir mati dan melecehkan ku.” Lanjutnya hingga ia menarik napas dalam-dalam.
Almo terdiam, namun ia tak memalingkan wajahnya sedikit pun dari Luna.
(“Almo, Lari!!! Cepat pergilah.... Pergilah dan cari ayahmu, cepat!!! Aahhhh~ ”)
Pria itu mulai mengingat bagaimana teriakan ibunya ketika para musuh membunuh dan melecehkannya di saat mereka hanya tinggal dan hidup berdua saja. Karena ibunya memilih berpisah dari Morrone yang merupakan mafia.
Almo melangkah mundur satu dua langkah ke belakang, lalu memalingkan wajahnya yang nampak kebingungan. “Aku akan tetap mencarinya dan memastikannya sendiri. Dan juga akan menahan mu.” Ucap Almo berjalan pergi.
“KAU TIDAK BISA— LEPASKAN AKU!!!” teriak Luna yang ingin dilepaskan. Namun saat mendarat maksudnya!
monic kesel pakai bingiittt 😀😁😆
monic pastinya kecewa krn ada gangguan ketika menggoda Almo 😀😁🫢🤭
kita lht reaksi monic ketika melihat luna Diaz 🙂😁🫢🤭
tunjukan luna bahwa km adalah istri sah Almo 😀😁😆🤣🫢🫢
Resiko hidup sama mafia, spot jantung