Tak perlu menjelaskan pada siapapun tentang dirimu. Karena yang menyukaimu tak butuh itu, dan yang membencimu tak akan mempercayainya.
Dalam hidup aku sudah merasakan begitu banyak kepedihan dan kecewa, namun berharap pada manusia adalah kekecewaan terbesar dan menyakitkan di hidup ini.
Persekongkolan antara mantan suami dan sahabatku, telah menghancurkan hidupku sehancur hancurnya. Batin dan mentalku terbunuh secara berlahan.
Tuhan... salahkah jika aku mendendam?
Yuk, ikuti kisah cerita seorang wanita terdzalimi dengan judul Dendam Terpendam Seorang Istri. Jangan lupa tinggalkan jejak untuk author ya, kasih like, love, vote dan komentarnya.
Semoga kita semua senantiasa diberikan kemudahan dalam setiap ujian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hawa zaza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DTSI 20
"Rin, kamu masih kuat jagain ibu?" Ningsih menatap adiknya lekat dengan perut yang sudah membesar, usia kehamilan Rina sudah delapan bulan jalan. Sebentar lagi dia akan melahirkan anak pertamanya. Selama Bu Yati sakit, Rina dan Ningsih bergantian untuk merawatnya. Pagi sampai sore, Rina yang bertugas menjaga Bu Yati karena Ningsih harus bekerja. Agar tidak repot, Ningsih memakaikan Pampers untuk Bu Yati. Karena tak tega kalau Rina harus mengangkat berat saat ibunya mau buang air kecil maupun besar. Ningsih sudah mendapatkan pekerjaan baru, yaitu jadi buruh borongan di pabrik plastik.
"Masih, mbak. Lagian sekarang ibu juga bisa jalan sendiri, meskipun belum bisa lancar." Sahut Rina yang tengah melipat pakaian milik sang ibu.
"Ternyata berat ya, Rin. Aku gak kuat pas giliran sif malam. Selalu saja masuk angin dan mata susah diajak kompromi." Keluh Ningsih pada adiknya, pekerjaan Ningsih memang masuk tiga sif dan selalu bergantian setiap minggunya. Sif pagi, Sian dan malam.
"Kalau mbak ningsih GK kuat, lebih baik cari kerjaan yang baru saja. Lagian kasihan Salwa kalau harus dirumah sendirian, apalagi ibu sedang sakit." Sahut Rina dengan tatapan sayu mengarah pada kakaknya.
"Tapi kerja apa, Rin? Cari kerjaan sulit banget. Apalagi ijazah mbak juga hilang entah kemana. Nanti mbak akan coba lagi tanya ke teman temannya mbak. Semoga ada yang bisa bantu cari lowongan." Balas Ningsih dengan wajah yang terlihat lelah.
"Iya, mbak. Aku doakan semoga bisa mendapatkan kerjaan yang lebih baik." Balas Rina singkat, sudah gak tau lagi harus bicara apa.
"Besok aku libur, Rin. Kamu bisa istirahat dirumah. Kasihan perut kamu, istirahatlah." Sambung Ningsih dengan senyuman tipis.
"Iya, mbak. Tapi beneran mbak bisa sendirian?" Sahut Rina ingin memastikan.
"Insyaallah bisa, lagian besok Salwa sekolahnya juga libur. Kamu istirahat saja dirumah." Balas Ningsih yakin dan diiyakan oleh Rina dengan perasaan lega.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
Keesokan harinya, Ningsih yang tengah memasak di dapur dikejutkan dengan kedatangan Wandi yang langsung muncul tanpa permisi. Wandi sudah berdiri di belakang Ningsih yang tengah mengulek bumbu.
"Ngapain kamu kesini?
Gak sopan!" Tegur Ningsih kesal sekaligus geram dengan kelakuan mantan suaminya yang tak punya adab. Wandi justru cengengesan kayak orang tanpa dosa. Sikapnya sungguh membuat Ningsih muak.
"Jangan bersikap tak sopan kamu ya, mas. Masuk dirumahnya orang gak permisi dan main nyelonong saja. Apa kamu kira itu sudah benar? Tidak punya etika sama sekali." Sungut Ningsih dengan mata menatap tajam ke arah Wandi.
"Aku tadi sudah permisi tapi tidak ada orang. Yasudah aku langsung masuk saja. Jadi tidak usah nyalahin orang, lagian disini juga ada anakku. Aku berhak keluar masuk rumah ini tanpa harus meminta ijin." Balas Wandi tanpa bersalah sedikitpun.
"Keluar kamu dari dapurku. Duduklah diruang tamu layaknya seorang tamu. Kamu sudah bukan siapa siapa dirumah ini, hanya orang lain. Paham?" Tekan Ningsih dengan wajah mengeras.
"Aku mau ketemu Salwa, dimana dia?" Sahut Wandi santai, seolah tidak memperdulikan kemarahan Ningsih atas sikapnya itu.
"Tunggu saja di depan, dia sedang ke toko sebelah." Balas Ningsih ketus, namun tiba tiba Wandi memeluknya dari belakang. Spontan Ningsih langsung menjerit dan menyikut perut Wandi.
"Dasar laki laki kurang ajar, apa kamu pikir aku sudi kamu sentuh, hah?
Menjijikkan! Awas saja kamu, sampai berani menyentuhku lagi, aku akan teriak minta tolong sama warga, biar kamu di gebukin warga kampung sini." Jerit Ningsih histeris, dadanya naik turun sangking marahnya dengan Wandi yang sudah berani kurang ajar.
"Halah, bilang saja kamu juga mau. Aku yakin, kamu kangen kan sama aku. Pengin merasakan kehangatan dariku, ngaku saja. Gak usah banyak drama." Sahut Wandi enteng, seolah merendahkan harga diri Ningsih. Membuat Ningsih semakin geram dan terbakar emosi.
"Pergi kamu dari sini, pergi!" Teriak Ningsih dengan lantang.
"Ma, ada apa?" Tiba tiba Salwa muncul dan langsung menatap tak suka saat melihat ada Wandi di dapur.
"Salwa, panggil pak lek Ahmad nak. Minta tolong beliau untuk usir laki laki gila ini." Sahut Ningsih yang sudah terlanjur marah dengan kelakuan Wandi.
"Tidak perlu, aku akan pergi sendiri. Salwa, ayah mau ngomong sebentar." Sahut Wandi tersinggung dengan sikap Ningsih yang terang terangan menolaknya.
Salwa mengikuti langkah Wandi dan mereka duduk di kursi ruang tamu. Ningsih yang sudah kesal dengan Wandi, tak sudi menemui laki laki itu. Tapi dia tetap waspada, sehingga mendengarkan pembicaraan Wandi dengan Salwa di balik tembok kamar putrinya.
"Salwa, apa kamu betah tinggal dengan ibumu?" Suara Wandi terdengar mulai membuka obrolan dengan sang anak.
"Betah, dan senang. Memangnya kenapa ayah nanyain itu?" Sahut Salwa tegas, anak seusianya tapi sudah punya pemikiran yang layaknya orang dewasa. Salwa sudah bisa memahami apa yang terjadi pada orang tuanya dan sudah bisa mengerti bagaimana sikap ayahnya.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.
Novel baru :
#Dendam terpendam seorang istri
Novel Tamat
#Anak yang tak dianggap
#Tentang luka istri kedua
#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)
#Cinta dalam ikatan Takdir (Tamat)
#Coretan pena Hawa (Tamat)
#Cinta suamiku untuk wanita lain (Tamat)
#Sekar Arumi (Tamat)
#Wanita kedua (Tamat)
#Kasih sayang yang salah (Tamat)
#Cinta berbalut Nafsu ( Tamat )
#Karena warisan Anakku mati di tanganku (Tamat)
#Ayahku lebih memilih wanita Lain (Tamat)
#Saat Cinta Harus Memilih ( Tamat)
#Menjadi Gundik Suami Sendiri [ tamat ]
#Bidadari Salju [ tamat ]
#Ganti istri [Tamat]
#Wanita sebatang kara [Tamat]
#Ternyata aku yang kedua [Tamat]
Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.
Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️
sekedar saran utk karya2 selanjutnya, kurangi typo, dan di setiap ahir bab jgn terlalu banyak yg terkesan menggantung.
semoga smakin banyak penggemar karyamu dan sukses. terus semangat.. 💪😊🙏
mksh ka/Kiss/sumpah ceritanya bagus buat candu
entah apa hukumnya wandi mentalak irma tanpa saksi juga ..syahkan cerainya. ktnya hrs dpn saksi jatuhin talak