Nadia adalah cucu dari Nenek Mina, pembantu yang sudah bekerja di rumah Bintang sejak lama. Perlakuan kasar Sarah, istri Bintang pada Neneknya membuat Nadia ingin balas dendam pada Sarah dengan cara merebut suaminya, yaitu Majikannya sendiri.
Dengan di bantu dua temannya yang juga adalah sugar baby, berhasilkah Nadia Mengambil hati Bintang dan menjadikannya miliknya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunis WM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Bintang harus merelakan Nadia di antar ojek langganannya karena Sarah minta di antar olehnya. Sarah memberi ciuman panas pada suaminya saat mereka sudah sampai di depan butik Sarah. Bintang tentu saja membalasnya dengan tidak kalah panasnya. Tangannya meraba dada Sarah dan wanita itu membiarkan suaminya melakukannya.
“Sayang” kata Bintang dengan suara parau, dia sudah di penuhi dengan naffsu yang sudah tidak bisa di tahan lagi.
“Nanti malam ya,” kata Sarah, dia mengecup bibir suaminya sekali lagi, merapikan pakaiannya yang berantakan lalu keluar dari mobil. Semantara Bintang hanya bisa menarik nafas, terpaksa dia harus menunggu sampai malam untuk menuntaskan keinginannya yang sudah tidak terbendung.
“Selamat pagi, Bu,” sapa asisten Sarah. Gadis cantik yang selalu siap melayani semua kebutuhan Sarah.
“Kain yang dari Paris sudah datang?” tanya Sarah sambil terus berjalan menuju ruangannya.
“Katanya siang ini sudah sampai, Bu” jawabnya membukakan pintu ruangan Sarah.
“Payet gold di gaun Chintya bagaimana?” tanya Sarah lagi. Dia tidak langsung duduk melainkan memeriksa hasil kerja karyawannya.
Bukan hanya di rumah sarah bersikap arrogan, tapi di butiknya pun dia sangat galak pada karyawannya. Mereka yang tetap kerja bersamanya adalah orang-orang dengan mental yang kuat, dan juga kebutuhan dan mereka yang tetap ingin memiliki pekerjaan bergengsi.
Bagaimana tidak, selain gaji yang lumayan besar Butik sarah Diandra sangat terkenal di seantero negeri. Artis, sosialita atau para pejabat keluar masuk di butik itu dan para karyawannya bisa melihat mereka dari dekat dengan bebas.
Sejak memiliki namanya sendiri, Sarah semakin arrogan dan sombong.
Sementara itu Nadia di sekolah kembali menceritakan apa yang terjadi padanya saat pulang kemarin, seperti biasa, sumpah serapah dan cacian keluar dari mulut Vanesa dan Angel untuk Sarah. Hal itu membuat amarah Nadia pada Sarah sedikit terlampiaskan. Tidak terbayangkan oleh Nadia seandainya ia tidak memiliki Vanesa dan Angel, mungkin hidupnya yang sudah berat akan semakin berat karena tidak mempunyai teman untuk mengeluarkan kekesalan yang ada di hatinya.
“Kalau aku ada mungkin sudah aku jambak rambutnya,” kata Vanesa berapi-api. Dia yang paling kesal mendengar Sarah merendahkan Nadia di depan banyak orang.
“Mana teman-temannya pada ikutan lagi,” Angel tidak mau ketinggalan bekomentar. Jadilah mereka bertiga bergibah tentang Sarah dan teman-temannya.
“Jel, besok kita balik ke apartemen lagi yah,” besok orang tua Angel akan kembali melakukan perjalanan ke luar kota dan melanjutkan ke luar negeri untuk melihat perkembangan bisnis mereka di dalam dan luar negeri.
“Oke...” tentu Angel sangat senang mendengarnya. Dia sudah bosan tinggal di rumahnya jika hanya terus mendengar tentang pujian-pujian untuk Marisa.
“Cieee, bisa ketemu sugar daddy lagi dong,” goda Nadia dan di tanggapi senyum bahagia Vanesa dan Angel. Beberapa hari ini mereka hanya bisa bertuka kabar lewat pesan singkat ataupun video call. Kedua gadis itu sudah tidak sabar bermanja-manja dengan sugar daddy mereka. Hak yang tidak bisa mereka lakukan bersama orang tua mereka.
“Kok bisa sih kita bertiga jadi simpanan, aku bahkan tidak pernah mau melirik orang yang punya pacar apalagi istri,” kata Nadia.
“Siapa juga yang mau sih jadi simpanan kalau bukan terpaksa. Lagi pula kita kan bukan simpanan seperti yang lain, kita hanya butuh kasih sayang mereka,” Angel membela diri.
“Tapi aku bukan hanya menginginkan kasih sayang, Tuan Bintang. Tapi aku memang mau Tuan Bintang,” Nadia sudah menekankan keinginannya. Dia bukan hanya ingin di jadikan simpanan tapi ingin di miliki sepenuhnya.
“Apa kalian tidak pernah berfikir untuk merebut sugar daddy kalian itu dari istri sahnya seperti yang akan aku lakukan?” sontak Vanesa dan Angel mengarahkan tatapan maut pada Nadia. Usia mereka masih sangat belia, masih banyak hal yang ingin mereka capai. Merebut suami orang tidak pernah terfikirkan di benak Vanesa dan Angel. Walapun mereka sudah sangat sayang pada sugar daddynya.
Baru beberapa hari menjalin hubungan rahasia dengan Bintang, Nadia sudah benar-benar sangat menginginkan laki-laki itu menjadi miliknya. Bukan hanya menginginkan Bintang, Nadia juga ingin melihat Sarah menangis dan merasakan sakit hati seperti apa yang dia rasakan. Matanya seketika mengeluarkan api mengingat apa yang Sarah katakan padanya kemarin di depan banyak orang.
“Sadar, Nad,” Angel menepuk pundak Nadia. Gadis itu mengendikkan bahunya dan menghilangkan wajah Sarah di kepalanya. Sementara Vanesa hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat temannya yang satu itu.
“Mau ikut ke rumah sakit nggak?” tanya Nadia. Dia ingin menjenguk Nenek Mina di rumah sakit. Dia juga sudah minta ijin pada Bintang dan Bintang memberinya ijin asalkan dia tidak bermalam di rumah sakit.
“Ayo” kata Vanesa. Vanesa tipe teman yang di ajak ke mana saja selalu mau, tidak rewel dan tidak pemilih meskipun dia adalah anak seorang pengusaha kaya raya.
“Aku ikut deh, nanti di jalan aku telepon Mama minta izin,” kata Angel yang tidak mau ketinggalan menjenguk Nenek Mina.
“Kita bawa apa nih?” tanya Vanesa. Mereka sudah masuk ke dalam mobil Vanesa. Sopir pribadi Vanesa juga tidak pernah keberatan mengantar Nona mudanya itu ke mana saja. Orang tua Vanesa juga tidak pernah bertanya ke mana saja dia membawa Vanesa.
Mereka sampai di salah satu rumah sakit ter elit di kota ini setelah tadi mampir membeli buah dan banyak makanan untuk mereka makan di rumah sakit karena mereka memilih makan siang di ruma sakit saja bersama Nadia dan Neneknya. Rumah sakit ini milik keluarga Bintang yang di kelola oleh orang lain, itu sebabnya Bintang membawa Nenek Mina ke rumah sakit ini agar dia bisa dengan mudah mengontrol keadaan Nenek Mina.
Saat berjalan menuju ruang rawat Nenek Mina, Vanesa seperti melihat sosok Alex melintas. Dengan rasa penasaran dan juga rindunya, Vanesa berlari mengejar sosok itu. Dan benar saja kalau itu memang Om Alexnya. Dengan penuh senyum Vanesa berjalan menghampirinya bermaksud ingin memberikan kejutan padanya. Namun senyum di bibir Vanesa tiba-tiba hilang dan langkahnya terhenti saat dia melihat seorang wanita keluar dari pintu ruang rawat kamar vvip. Wanita itu adalah Thalia, istri sah dari Alex.
Vanesa membalikkan badannya dan meninggalkan tempat itu. untungnya dia bertemu dengan Nadia dan Angel yang memang mencarinya karena menghilang tadi.
Mood Angel turun drastis, dia yang selalu semangat dan ceria menjadi diam seribu bahasa. Apalagi sebelum berbalik tadi, dia sempat melihat Alex memeluk Thalia dan mencium keningnya. Vanesa memegang dadanya dan merasa seperti ada yang menusuk-nusuk di dalam meninbulkan rasa nyeri. Laki-laki yang bisa memeluk dan menciumnya sekarang memeluk dan mencium wanita lain. hati dan logikanya tidak bekerja dengan baik.
Logikanya berteriak bahwa itu adalah hal yang wajar mengingat mereka adalah pasangan suami istri. Yang tidak wajar itu adalah ketika Alex menciumnya di tempat umum seperti itu. Tapi hatinya tidak mau terima, dia tidak terima ada wanita lain selain dirinya di samping Alex. Entahlah, sepertinya Vanesa sudah ketularan Nadia.
kalau di kehidupan nyata sudah pasti salah.