Sinta Ardila,gadis ini tidak perna menyangka jika ia akan di jual oleh sahabatnya sendiri yang bernama Anita,kepada seorang pria yang bernama Bara yang ternyata seorang bos narkoba.Anita lebih memili uang lima puluh ribu dolar di bandingkan sahabatnya yang sejak kecil sudah tumbuk besar bersama.bagai mana nasib Sinta.apakah gadis sembilan belas tahun ini akan menjadi budak Bara?apakah akan muncul benih cinta antara Bara dan Sinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alesya Aqilla putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25
Sampai saat ini Bara belum memberitahu Sinta tentang kehamilannya karena Bara merasa yakin jika Sinta mendengar kabar tersebut, kesempatanya akan kembali menurun.
"Besok lusa kau akan melakukan operasi, penderitaanmu aka segera berakhir,"ucap Bara.
"kenapa kau tidak membiarkan aku mati saja?"
"Sinta,"gumam Bara.
"Aku ingin tidur, aku mengantuk tapi kepala ku sakit,"ucapanya yang kembali menangis.
Bara kembali memanggil perawat, memintanya untuk membersihkan obat pereda nyeri agar Sinta bisa tidur. Bara setia menemani Sinta meskipun berulang kali mengisinya.
Menit ke menit telah berlalu,pada akhirnya Sinta tertidur juga, setelah Sinta tidur, Bara pergi ke ruangan dokter,pria ini akan menandatangani persetujuan untuk melakukan operasi untuk besok malam.
"kesakitan yang kita rasakan adalah bentuk dari kasih sayang Tuhan kepada kita, pak Bara. Mintalah kepada tuhan untuk menyelamatkan istri dan anak anda mengingat operasi ini cukup besar resikonya," ucap dokter yang menyarankan.
"terima kasih atas sarannya,"ucap Bara kemudian beranjak dari duduknya.
Bara tidak kembali ke ruang rawat,pria ini memutuskan pergi ke gereja yang berada tak jauh dari rumah sakit. Bara lantunkan doa-doa serta pujian kepada tuhan, bahkan air mata yang jatuh membasahi pipi sudah tidak ia pedulikan.
Mendadak rasa cinta kepada Sinta tumbuh begitu besar, Bara terus menyebut mama Sinta dalam setiap doanya.
Gadis yang ia beli dengan niatan di permainkan pada akhirnya membuat Bara terjebak dalam cinta yang begitu dalam.
Jika aku berjodoh dengan istri dan calon anakku,maka selamatlah mereka, aku berjanji akan membahagiakan istri dan akakku,aku berjanji tidak akan menyakiti dan melukai istri dan akakku,"ucap Bara berulang kali.
Lelaki yang semula keras kepala dan suka menyiksa orang ini bisa tunduk pada seorang perempuan yang selama ini hidup sebatang kara penuh penderitaan.
"Maafkan aku Sinta,
Sesekali Bara mengusap air matanya yang mengalir di wajahya. Hatinya begitu rapuh ketika ia melihat kondisi Sinta yang semakin buruk dalam waktu cepat.
Sinta mengeluh kepalanya sakit, perutnya mual bahkan kakinya terasa kaku tidak bisa di gerakkan. Tidak ada air mata yang membasahi pipi Sinta,begitu kuat ia menahan rasa sakit ini sendirian.
"Tidak bisakah oprasinya di majikan malam ini juga? Kenapa harus menunggu besok malam?"ujar Chris yang merasa tidak tahan melihat kesakitan Sinta.
"dokter juga butuh persiapan,"seru Danil.
"tapi Sinta sudah lupa dengan kita semua,dia pasti sangat kesakitan,"ujar Brian.
Bara tidak menjawab,pria ini hanya sibuk mengelus perut Sinta yang katanya sangat mual dan hendak muntah tapi tidak bisa. Lelaki ini tidak pernah menangis sebelumnya, tapi kenapa malam ini ia menangis Sinta padahal sebelum ini Bara sangat kasar memperlakukan Sinta.
****
Hingga esok paginya,ketika Bara bangun ternyata Sinta masih tidur,pria ini menghembuskan napas pelanoa merasa legah melihat Sinta yang bisa tidur dengan nyenyak seperti ini.
Pintu di buka dengan sangat hati-hati,Danil datang membawakan sarapan pagi untuk Bara dan Beberapa berkas yang harus di tandatangani Bara.
"Bara,jangan turun.sofia masih ada di rumah sakit ini,"ucap Danil memberitahu. Nadanya pelan sekali karena ia tidak menggangu tidur Sinta.
"kapan dia akan keluar,"tanya Bara.
"Menurut informasi yang aku dapat katanya siang nanti,"jawab Danil membuat Bara bernapas legah.
Bukanya takut menghadapi tuan Bram dan Sofia,hanya saja Bara tidak ingin ketenangan Sinta di rusak mereka berdua.
Di ruangan yang berbeda,lebih tepatnya di lantai dua,di sanalah Sofia menjalani perawatan. Wajahnya masih terlihat lesu tapi tenaganya sudah kembali pulih. Sejak ia mengetahui Bara sudah menikah,Sofia mogok makan demi menarik simpati Bara.
"Pa, kenapa Bara tidak datang menjengukku sampai sekarang?apa dia benar-benar tidak peduli padaku?"
"papa tidak bertemu Bara di showroom, karyawanya bilang sudah beberapa hari ini Bara tidak datang ke kantor,"ucap tuan Bram memberitahu.
sofia menghembuskan napas pelan,jelas ia merasa kecewa sebap cintanya bertepuk sebelah tangan.
"Aku sampai seperti ini demi Bara. Kupikir dia akan berbalik mengejarku dan melihat perjuangan ku sampai masuk rumah sakit. Sebenarnya kemana Bara? Kenapa papa tidak bertanya pada Danil,Brian,dan Chris?"
Tuan Bram memijat keningnya yang terasa nyeri,malas sekali ia menjawab pertanyaan anaknya ini. Sofia terus mengoceh sambil menghubungi Bara. Bahkan pesan singkat yang ia kirim tidak satupun yang di respon oleh Bara.
"Sia-sia usahaku selama ini,aku yang berusaha tapi perempuan lain yang mendapatkan Bara,"ucap Sofia yang merasa frustasi.
"Sabarlah,kalau jodoh tidak akan kemana, Bara mungkin butuh waktu,"ucap tuan Bram yang menenangkan anaknya.
"Berapa lama lagi?"lima tahun aku menunggumu Bara,tapi dia sama sekali tidak pernah melihat ketulusan ku.
Sekali lagi tuan Bram hanya diam saja,dalam hati ia merasa ibah melihat percintaan anaknya yang cukup merana.
Bahkan sampai menjelang siang, ketika Sofia sudah dalam perjalanan pulang, wanita ini sama sekali belum bertemu dengan Bara. Sesampainya di rumah,Sofia tidak turun,ia mengajak sopir pribadi papanya untuk pergi ke rumah Bara.
"Kau butuh istirahat,besok saja,"bujuk tuan Bram.
"Aku mau bertemu dengan Bara,dia pasti ada di rumahnya,"ucap Sofia yang sama sekali tidak peduli akan kehadiran Sinta di sana.
Tuan Bram membuang napas kasar,ia membiarkan anaknya yang keras kepala pergi mengejar cintanya. Setelah mengetahui Bara adalah laki-laki yang kaya raya,tuan Bram selalu mendukung tindakan anaknya.
Sesampai di rumah Bara,ternyata Sofia tidak mendapati siapa pun di rumah itu, bahkan ada beberapa orang penjaga yang mengacuhkanya.
Berulang kali Sofia memaksa untuk membukakan pintu gerbang. Tai tidak satu pun dariereka yang mau bergerak.
"Oh, sialan! Kemana perginya Bara?"kesalnya
"pergilah,tuan Bara tidak ada di rumah, dia sedang pergi liburan bersama istrinya," bohong penjaga rumah.
"Brengsek!"umpat Sofia yang merasa cemburu, padahal aku sedang sekarat di rumah sakit,dia justru pergi liburan dengan perempuan jalang itu,"ucapnya tidak terima.
Mau tidak mau,Sofia pergi dari sana. Wanita ini tidak tahu saja jika Bara dan Sinta sedang berada di rumah sakit yang sama dengannya tadi.
"lihat saja, Bara,aku akan membuatmu malu.,"ucap Sofia yang tak tahu malu.
Dengan sengaja wanita ini menyebar fitnah tentang Bara yang tinggal satu rumah dengan seorang perempuan muda yang di jadikan gadis simpanan dan teman tidur oleh Bara dan memajang foto Bara beserta nama showroom miliknya.
Bukan showroom biasa,yang di jual sudah pasti mobil mewah dengan harga yang lumayan fantastis. Langgananya para pejabat dan selebriti,sudah pasti banyak orang yang mengenal sosok Bara.