Naira berbalik menghadap Nauval ."wah kalungnya bagus Nai ,ada huruf inisial N," Kata Naira sambil tersenyum.
"N untuk Naira, N untuk Nauval juga, jadi di mana pun kamu nanti nya akan selalu ingat sama aku Nai ," Kata Nauval sambil tersenyum.
"Bisa aja kamu Val , makasih ya, aku akan jaga baik baik Kalung ini ,"ucap Naira senang sambil memeluk Nauval.
Nauval terdiam saat Naira memeluknya,ada rasa nyaman yang dia rasa, seakan tidak mau jauh lagi dari sahabat nya itu.dia membalas pelukan itu sambil mengusap kepala Naira .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naura Maryanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 pengakuan dan pemaafan
Setelah keributan mereda, Keyla akhirnya tenang. Ia duduk termenung, merasa malu dan menyesal atas perilakunya yang tidak terkendali. Putri dan Tian mencoba mendekatinya, menawarkan kata-kata penghiburan.
"Keyla," kata Putri lembut, "Aku mengerti kau cemburu, tapi kau tidak perlu bersikap seperti itu. Aku dan Tian saling mencintai, dan aku harap kau bisa menerimanya."
Tian menambahkan, "Aku tahu ini sulit, tapi aku harap kau bisa move on. Jangan biarkan cemburu membutakanmu."
Keyla mengangguk, air matanya masih mengalir. Ia menyadari kesalahannya. Ia telah membiarkan rasa cemburunya menguasai dirinya, dan ia telah menyakiti Putri dan Tian. Ia meminta maaf kepada mereka berdua.
Putri dan Tian memaafkannya. Mereka mengerti bahwa Keyla hanya didorong oleh rasa cemburu yang begitu besar. Mereka berharap Keyla bisa belajar dari pengalaman ini, dan menemukan kebahagiaan dalam hidupnya sendiri.
Setelah kejadian itu, suasana di antara Putri, Tian, dan Keyla menjadi lebih tenang, meskipun masih terasa canggung. Putri dan Tian berusaha untuk bersikap seperti biasa kepada Keyla, tetapi mereka juga menyadari bahwa Keyla membutuhkan waktu dan ruang untuk memproses perasaannya. Mereka tidak memaksakan diri untuk terlalu dekat, tetapi tetap memberikan dukungan diam-diam.
Beberapa hari kemudian, Putri mengajak Keyla untuk makan siang bersama. Suasana awalnya masih terasa tegang, namun perlahan-lahan, percakapan mereka mengalir lebih lancar. Putri menceritakan tentang kegiatannya di kampus, dan Keyla pun menceritakan tentang kegiatannya. Mereka berdua tertawa bersama, mengingat kembali kenangan indah mereka bersama.
"Keyla," kata Putri sambil tersenyum, "Aku tahu kau masih merasa sedih. Tapi, aku harap kau bisa melupakan kejadian itu dan memulai lembaran baru dalam hidupmu."
Keyla mengangguk, matanya berkaca-kaca. "Aku akan berusaha, Putri. Terima kasih sudah memaafkan ku."
"Sama-sama," jawab Putri. "Kita semua teman, dan kita harus saling mendukung satu sama lain."
Sejak saat itu, hubungan Putri dan Keyla mulai membaik. Mereka tidak lagi canggung satu sama lain. Mereka kembali bercanda dan berbagi cerita seperti dulu. Keyla mulai lebih terbuka kepada Putri, menceritakan tentang perasaannya, kegelisahannya, dan harapannya di masa depan.
Putri dan Tian pun semakin memperhatikan Keyla. Mereka sering mengajak Keyla untuk bergabung dalam kegiatan mereka, baik di kampus maupun di luar kampus. Mereka berusaha untuk membuat Keyla merasa nyaman dan diterima di lingkungan pertemanan mereka.
Suatu hari, Tian mengajak Keyla untuk berbicara empat mata. Tian ingin memastikan bahwa Keyla sudah benar-benar move on dan tidak lagi menyimpan dendam. Tian juga ingin meminta maaf atas sikapnya yang mungkin telah menyakiti Keyla.
"Keyla," kata Tian dengan lembut, "Aku tahu kejadian kemarin membuatmu terluka. Aku minta maaf jika aku telah membuatmu merasa tidak nyaman."
Keyla tersenyum. "Tidak apa-apa, Tian. Aku sudah memaafkan mu. Aku juga sudah menyadari kesalahanku."
"Aku senang mendengarnya," kata Tian. "Aku harap kita bisa tetap menjadi teman baik."
Keyla mengangguk. "Tentu saja," jawabnya. "Kita kan sudah berteman sejak lama."
Sejak saat itu, hubungan Putri, Tian, dan Keyla menjadi lebih baik dari sebelumnya. Mereka belajar dari pengalaman pahit tersebut, dan mereka semakin menghargai persahabatan mereka. Mereka menyadari bahwa persahabatan yang tulus lebih berharga daripada rasa cemburu yang hanya akan menyakiti diri sendiri dan orang lain. Mereka semua akhirnya menemukan kebahagiaan masing-masing, dan hidup bahagia selamanya.
Waktu terus berlalu. Kehidupan kampus Putri, Tian, dan Keyla kembali normal, bahkan lebih berwarna. Kejadian cemburu Keyla menjadi pelajaran berharga, mengeratkan ikatan persahabatan mereka. Mereka lebih peka terhadap perasaan masing-masing, lebih sering saling mendukung, dan lebih terbuka dalam berkomunikasi.
Putri dan Tian, dengan hubungan yang semakin matang, fokus pada studi dan masa depan mereka. Mereka saling mendukung dalam mengejar mimpi dan cita-cita. Putri, dengan bakatnya di bidang desain, mulai aktif mengikuti berbagai kompetisi dan pameran karya. Tian, dengan kecerdasannya di bidang teknologi, mengembangkan beberapa aplikasi inovatif. Mereka saling memberi semangat dan berbagi ide, membangun masa depan bersama yang cerah.
Keyla, setelah kejadian itu, berusaha untuk lebih fokus pada dirinya sendiri. Ia aktif dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler, mengembangkan minat dan bakatnya di bidang fotografi. Ia juga lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman-teman lainnya, membangun hubungan yang lebih erat dan bermakna. Ia belajar untuk menghargai persahabatan yang tulus dan menemukan kebahagiaan di luar lingkup percintaan.
Suatu hari, selama mengikuti sebuah workshop fotografi, Keyla bertemu dengan seorang fotografer profesional bernama Arya. Arya kagum dengan bakat dan kreativitas Keyla. Mereka sering berdiskusi tentang fotografi, bertukar pengalaman, dan saling memberi inspirasi. Perlahan-lahan, terjalin benih-benih cinta di antara mereka. Arya, dengan kepribadiannya yang hangat dan pengertian, membantu Keyla untuk lebih percaya diri dan menemukan jati dirinya.
Hubungan Keyla dan Arya berkembang dengan baik. Mereka saling mendukung dan menghargai satu sama lain. Arya tidak hanya mendukung karier Keyla sebagai fotografer, tetapi juga selalu ada untuk Keyla dalam suka dan duka. Keyla merasa sangat bahagia dan bersyukur telah menemukan seseorang yang mengerti dan mencintainya apa adanya.
Sementara itu, Naira, Cia, dan Vino juga menjalani kehidupan mereka masing-masing dengan bahagia. Mereka tetap menjadi teman baik Putri, Tian, dan Keyla, sering berkumpul dan berbagi cerita. Mereka semua telah belajar dari pengalaman masa lalu, dan mereka semakin menghargai persahabatan dan cinta yang tulus.
Bertahun-tahun kemudian, Putri dan Tian menikah. Keyla menjadi salah satu bridesmaid, dan ia merasa sangat bahagia untuk sahabatnya. Keyla sendiri juga telah menemukan kebahagiaannya bersama Arya. Mereka menikah beberapa tahun setelah Putri dan Tian. Naira, Cia, dan Vino pun telah menemukan pasangan hidup mereka masing-masing.
Mereka semua, dengan perjalanan hidup yang berbeda-beda, tetap terhubung dan saling mendukung. Mereka sering berkumpul bersama, mengingat kembali masa-masa indah di kampus, dan berbagi cerita tentang kehidupan mereka masing-masing. Mereka menyadari bahwa persahabatan dan cinta yang tulus adalah harta yang paling berharga dalam hidup. Mereka semua, akhirnya, hidup bahagia selamanya, dengan kisah-kisah mereka yang penuh warna dan makna.