NovelToon NovelToon
Menikahi Tuan Danzel

Menikahi Tuan Danzel

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:248.8k
Nilai: 4.9
Nama Author: Aquilaliza

Penyelamatan yang dilakukan Luna pada seorang Kakek membawanya menjadi istri dari seorang Danzel, CEO dingin yang tak memepercayai sebuah ikatan cinta. Luna yang hidup dengan penuh cinta, dipertemukan dengan Danzel yang tidak percaya dengan cinta. Banyak penolakan yang Danzel lakukan, membuat Luna sedikit terluka. Namun, apakah Luna akan menyerah? Atau, malah Danzel yang akan menyerah dan mengakui jika dia mencintai Luna?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquilaliza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Permintaan Mertua

Luna duduk diam setelah berpikir panjang tentang permintaan kedua orang tua Danzel dua malam lalu. Dia tidak tahu, apakah dia bisa membujuk Danzel untuk bertemu mereka atau tidak.

Selly yang baru saja kembali dari toilet menatap heran pada Luna yang hanya diam. Dia menepuk pelan bahu Luna, membuat perempuan itu terkejut.

"Selly! Kau mengagetkanku," ucap Luna kesal.

"Hehehe... aku tidak bermaksud," balas Selly santai. "Lagi pula, kau kenapa melamun? Ada masalah?"

Luna menggeleng. "Tidak ada," jawab Luna. Dia tidak mungkin menceritakan kehidupan suaminya pada orang lain, walaupun itu sahabatnya sendiri. Dia rasa, itu bukan kapasitasnya menceritakan tentang kehidupan Danzel.

"Ayolah, Luna. Kau ini, kenapa sulit sekali terbuka padaku? Aku ini, sahabatmu kan?"

"Tentu saja kau sahabatku."

"Kalau begitu, ceritakan padaku apa masalahmu!"

"Ck! Baiklah. Tapi, kau tidak boleh menertawaiku."

"Iya, aku janji tidak akan menertawakanmu."

Luna terdiam dan menarik nafasnya. "Sebenarnya, aku memikirkan Danzel. Aku merindukannya," ucap Luna lirih nan sendu. Dia tidak sepenuhnya berbohong. Memang benar dirinya merindukan Danzel. Sudah hampir tiga hari suaminya meninggalkannya. Itu membuat rasa rindunya makin membesar.

Mendengar pernyataan Luna, Selly menggigit bibirnya, antara senang dan lucu. Dia senang karena sahabatnya mau menceritakan apa yang dia rasakan. Dan dia juga merasa lucu saat melihat ekspresi yang Luna tunjukkan. Dengan spontan Selly mencubit pipinya.

"Iiihh... gemas!" Selly menarik pipi Luna, membuat gadis itu merengut kesal. Tapi, Selly tak peduli. "Dengar, Luna. Jika kau merindukan dia, ayo telpon dia. Aku juga ingin dengar suara suamimu yang tampan itu," ucap Selly mengecilkan suaranya saat mengatakan "suamimu yang tampan itu".

"Ck! Kau selalu mencari kesempatan!"

***

Hari berganti malam. Luna baru saja keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri. Dia mendekati ranjang dan meraih handphonenya. Terlihat satu pesan dari Danzel yang masuk sekitar 1 setengah jam yang lalu.

Danzel

Aku pulang malam ini.

Hanya satu kalimat, tapi mampu membuat Luna tersenyum. Rasanya bahagia mengetahui suaminya akan kembali. Dia sudah begitu merindukan lelaki itu. Namun, senyumnya sektika luntur saat perkataan kedua mertuanya kembali terlintas diingatannya.

"Ya Tuhan, aku harus bagaimana? Aku tidak tahu cara membujuk Danzel untuk bertemu orang tuanya nanti. Aku juga takut Danzel marah padaku. Hubungan kami baru saja membaik. Aku tidak ingin merusaknya," gumam Luna.

Dia mendudukkan tubuhnya di ranjang. Ia kembali mencoba memikirkan solusi terbaik. Jujur, dia juga tidak tega mengabaikan permintaan kedua mertuanya itu.

"Sepertinya, aku harus tetap memberitahu Danzel, apapun resikonya. Tapi, semoga Danzel tidak marah padaku seperti yang aku pikirkan," gumam Luna lagi.

"Tapi, bagaimana caranya?" Luna menjatuhkan tubuhnya di ranjang. Dia memejamkan matanya, mencoba untuk menemukan ide. Hingga beberapa saat kemudian, dia membuka matanya dan langsung terduduk.

"Aku dapat idenya!" ucap Luna dengan senyuman lebar.

Luna beranjak dari ranjang dan langsung menuju meja riasnya. Dia meraih hairdryer, melepaskan handuk yang memelilit rambutnya yang dikeramas, lalu mengeringkannya. Setelah itu, dia memakaikan makeup natural di wajahnya.

Satu getaran di handphonenya membuatnya segera meraih handphone tersebut. Ternyata panggilan dari Danzel.

Luna terdiam. Dia berpikir untuk mengangkatnya atau tidak. Dan pada akhirnya, dia memutuskan untuk mengabaikan panggilan telpon Danzel. Tapi detik berikutnya, sebuah notifikasi pesan masuk.

Danzel

Aku sudah dalam perjalanan ke rumah. 20 menit lagi sampai.

20 menit? Luna melotokan matanya membaca pesan itu. 20 menit itu tidak lama. Dengan cepatnya dia menyelesaikan makeupnya lalu berlari menuju walk in closet.

Luna terdiam sejenak menatap semua gaun tidurnya. Dari gaun tidur yang dipesannya saat memiliki misi menggoda Danzel, sampai gaun tidur yang diberikan secara diam-diam oleh Selly ketika tour perusahaan.

"Dari semua gaun ini, gaun tidur yang diberikan Selly yang paling membuatku malu. Tapi, gaun seperti itu yang kulihat saat mencaritahu tentang cara menggoda lelaki waktu itu," gumam Luna.

Cukup lama terdiam, Luna akhirnya memutuskan pilihannya. Dia memilih gaun tidur yang Selly berikan. Gaun tidur seksi yang berhasil membuat wajahnya memerah karena malu.

"Ayolah, Luna. Jangan gugup dan jangan malu. Demi tidak dimarahi Danzel saat memberitahu tentang permintaan Mama dan Papa mertua. Lagi pula, dia suamimu. Kau tidak perlu malu. Tenangkan dirimu," monolog Luna.

Dia menarik nafasnya, lalu keluar dari walk in closet. Sejenak dia menatap pantulan dirinya di cermin. Dia lagi-lagi meyakinkan dirinya untuk tidak malu di hadapan Danzel nanti.

Sementara itu, di perjalanan, Danzel sedikit kesal karena Luna tidak mengangkat telponnya dan membalas pesannya. Istrinya itu hanya sekedar membaca, lalu mengabaikannya.

"Beni, selama aku di luar kota, kau ke rumahku?" tanya Danzel pada Sekretaris Beni, yang tidak ikut ke luar kota. Sekretaris Beni memang ditugaskan mengurus perusahaan saat Danzel tidak ada.

"Maaf, Tuan. Saya tidak pernah ke rumah Tuan," jawab Sekretaris Beni sambil terus fokus menyetir. Jawaban Sekretaris Beni membuat Danzel terdiam. Meskipun begitu, pikiran Danzel terus memikirkan tentang Luna yang mengabaikan telpon dan pesannya.

Apa yang kau lakukan Luna? Kau membuatku gelisah dan kesal seperti ini. Aku akan menghukummu jika memang kau sengaja mengabaikannya. Batin Danzel.

Lelaki itu menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi mobil. Perlahan, dia memejamkan matanya. Jujur, dia sangat lelah. Dia baru saja selesai dengan urusan pekerjaannya, lalu langsung melakukan perjalanan pulang. Dia sangat merindukan istrinya. Tapi, Luna malah mengabaikan dirinya.

Sekretaris Beni yang sedang menyetir sesekali melirik sang Tuan di jok belakang. Dia jadi tidak tega melihat raut lelah sang Tuan. Dia sedikit menambah kecepatan laju mobilnya agar cepat sampai di kediaman Danzel, sehingga lelaki itu bisa beristirahat.

"Tuan, kita sudah sampai," ucap Sekretaris Beni ketika mobil berhenti di halaman rumah Danzel.

Danzel membuka matanya. Dia turun dari mobil, lalu menatap Sekretaris Beni yang tadi membukakan pintu mobil untuknya.

"Beni."

"Iya, Tuan?"

"Masukan mobil ini ke garasi. Gunakan mobil yang lain untuk pulang. Bawa berkas-berkas penting dan tas kerjaku. Besok pagi serahkan kembali padaku."

"Baik, Tuan. Tapi, kunci mobilnya?"

"Tanyanyakan pada Marry," ucap Danzel, langsung berjalan masuk. Hatinya berharap jika saat pintu ia buka, Luna menyambutnya dengan senyuman hangat.

Namun, apa yang terjadi tidak sama seperti yang dibayangkannya. Tidak ada Luna yang menyambutnya. Yang ada hanya Bibi Berna yang membuka pintu untuknya.

"Selamat malam dan selamat datang, Tuan," sapa Bibi Berna, yang dibalas anggukkan Danzel.

"Dimana Luna?" tanya Danzel.

"Nyonya sejak pulang, tidak turun, Tuan. Dia hanya berada di kamar dari pulang kerja sampai sekarang," jelas Bibi Berna.

Kening Danzel langsung mengerut mendengar ucapan Bibi Berna. Tapi, detik berikutnya dia mengangguk, lalu berjalan meninggalkan Bibi Berna dengan perasaan khawatir pada sang istri.

Apa Luna sakit? Jika ia, aku tidak akan menghukumnya karena tidak mengangkat telpon dan membalas pesanku. Ck! Semoga tidak terjadi apa-apa padanya. Batin Danzel.

1
Rai
mana adik nya
Entin Wartini
nikol tdk punya adik
🍏A↪(Jabar)📍
up
Fariani: . ,


, ,, ,
,,.,
, ,,
Fariani: ,,.,,,,
,
,


,

.,
total 2 replies
Trisuci Barongsai
/Wilt//Rose/
Rai
gak twins ya...
Mamake Zahra
mampir thor kelihatannya seru durasinya panjang 👍👍👍
Yolanda_Yoo
🥰🥰
rosalia puspita
Luar biasa
Rai
disokong
Rai
jadikan anak danzel dan Luna twins ya Thor supaya adil, kembar tidak identik lelaki dan perempuan, naa adil tu
Jenny Jn Johnny
Luar biasa
🍏A↪(Jabar)📍
next
🍏A↪(Jabar)📍
*Suasana
🍏A↪(Jabar)📍
*si suster 🙏
Aquilaliza: Makasih atas koreksinya kak 🙏
total 1 replies
Diana
bangun tidur cap cup pede banget. luna tidurnya ileran gak sih? 🤭
Entin Wartini
lanjuuuut thor
RoSz Nieda 🇲🇾
❤️
Christine Liq
Luar biasa
Entin Wartini
lanjuuuuuuut
Entin Wartini
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!