NovelToon NovelToon
Cinta Tulus Kania

Cinta Tulus Kania

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: santi.santi

Kania Abinaya sangat mencintai tunangannya yang bernama Alam. Meski mereka sudah lebih dari satu tahun menjalin hubungan namun Alam masih saja bersikap dingin kepada Kania.Tapi karena rasa cintanya yang sangat besar kepada Alam, Kania seloah buta dengan semua itu.

Hingga suatu hari Kania mengetahui alasan sikap dinginnya Alam kepadanya yaitu karena Alam tidak mencintainya. Yang lebih menyakitkan lagi ternyata Alam adalah kekasih kakak angkatnya, yaitu Dania. Dania memaksa Alam untuk menerima cinta Kania sebagai rasa terimakasihnya kepada keluarga Kania, karena telah merawat dan membesarkan Dania penuh cinta dan kasih sayang.

Kania lebih memilih pergi mengasingkan diri dari mereka. Kania juga sangat menyayangi Dania, Kania tidak mau kakaknya itu mengorbankan cintanya demi Kania.

Hingga 3 tahun kemudian Alam dan Kania di pertemukan lagi, dimana saat itu Kania melihat Alam masih memakai cincin pertunangan mereka dulu.
Apa yang membuat Alam masih memakai cincin itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18

"Kita berangkat bareng ya Dek? Sekalian cari sarapan dulu!!" Ucap Alam yang sedang memakai sepatunya.

"Enggak ah, malu di lihat teman kantor!!" Tolak Kania.

"Astaghfirullah Dek, apa Kakak ini terlihat tidak pantas jalan sama kamu? Sampai kamu malu begitu?" Alam menatap Kania dengan keningnya yang berkerut.

"Bukan malu karena itu. Tapi aku nggak mau mereka sampai tau tentang kita. Aku nggak mau ada gosip yang nggak baik. Apalagi aku masih baru di sana" Jelas Kania karena takut Alam tersinggung lagi.

"Ya sudah terserah kamu. Tapi kiat cari sarapan dulu ya? Setelah itu kamu bisa naik taksi" Ucap Alam meraih tas jinjingnya.

"Hemmm" Balas Kania acuh, Kania memastikan penampilannya sekali lagi di depan cermin.

"Udah cantik kok, cantik banget malahan" Puji Alam dengan jujur, Kania memang gadis yang sangat cantik. Alam mengaku jika dulu dirinya itu b*ta karena tidak bisa melihat gadis secantik dan setulus Kania.

Kania hanya mengedikkan bahunya saja lalu berjalan mendahului Alam.

-

"Oh ya Dek, password apartemennya berapa?" Tanya Alam saat di dalam lift yang hanya terisi mereka berdua.

"Nanti aku kirim aja!!"

"Kamu mau sarapan apa?" Alam sepertinya tidak membiarkan suasana hening walau sebentar saja.

"Nggak tau, terserah aja deh!!" Jawab Kania acuh.

Namun semua tidak sesuai harapan Alam yang selalu mengajak Kania berbicara. Nyatanya istrinya itu berkali-kali mengabaikannya. Jadi Alam lebih memilih diam.

"Ngapain sarapan disini?" Bibir Kania mengerucut saat Alam memarkirkan mobilnya di dekat gerobak bubur ayam langganan mereka dulu.

"Katanya tadi terserah. Ya usah di sini aja!! Itung-itung nostalgia sama kenangan kita, iya kan?"

"Kenangan menyakitkan ngapain di ingat!!" Balas Kania berhasil menyentil hati Alam.

"Iya, Kakak tau. Kakak minta maaf!!" Alam harus terus sabar menghadapi Kania. Jika dulu dia yang mengabaikan maka kini Kania yang mengabaikan. Alam membiarkan hatinya merasakan apa yang di rasakan Kania dulu.

"Ayo turun!!" Kania dengan malas menuruti perintah Alam. Tidak mungkin kan jika Kania mencari sarapan di tempat lain karena hari sudah mulai siang.

"Bang, buburnya dua ya? Yang satu nggak usah pakai daun bawang!!" Kania melirik Alam yang memesan bubur untuknya. Kania tak menyangka jika Alam masih mengingat jika Kania tidak menyukai daun bawang.

"Iya Mas. Oh pacarnya sudah pulang ya? Biasanya kan sendiri makanya saya heran kok pesan dua" Abang bubur itu melihat ke arah Kania yang duduk agak jauh darinya.

"Iya Bang, tapi sekarang dia sudah jadi istri saya" Pamer Alam dengan bangga.

"Wah selamat ya Mas, setelah lama menanti begitu pulang langsung di nikahi" Ucap tukang bubur itu sambil tangannya meracik bubur pesanan Alam.

Kania semakin mengerutkan keningnya karena mendengar ocehan tukang bubur itu.

"Apa dia curhat ke mana-mana sampai tukang bubur aja tau kalau aku pergi?" Batin Kania kesal.

"Nih Dek buburnya. Spesial tanpa daun bawang buat kamu. Dapat salam juga loh dari Abangnya" Kania menoleh Abang bubur uang ternyata sedang memperhatikannya.

Karena tak enak hati akhirnya Kania memberikan senyum tipis untuk tukang bubur berkumis tebal itu.

"Kenapa dia bisa tau kalau aku pergi? Curcol kemana-mana?" Tanya Kania dengan ketus.

"Jadi kamu dengar omongan kita?"

"Gimana nggak dengar, orang ngomongnya aja keras banget" Gerutu Kania.

"Dulu Abangnya pernah tanya kenapa Kakak kesini sendiri terus, karena biasanya sama kamu. Ya Kakak jawab seadanya aja" Alam mulai menyuapkan bubur ke mulut setelah menambahkan kecap kedalamnya.

"Halah alasan saja" Jawaban Kania mampu membuat Alam kembali tersenyum.

Tak butuh waktu lama ke dua mangkuk itu sudah tandas tak tersisa. Sepertinya energi mereka akan penuh sampai nanti siang karena telah menghabiskan satu mangkuk bubur langganan Kania.

"Kakak pesankan taksi ya?" Ucap Alam. Kania baru ingat kalau dia tidak mau satu mobil dengan Alam sampai kantor.

"Hemmm" Jawab Kania acuh.

"Tenang saja Dek, Kakak sudah menyiapkan beribu-ribu kesabaran untuk menghadapi kamu. Jadi Kakak tidak akan pernah marah jika kamu mengacuhkan Kakak seperti ini" Batin Alam sambil memesankan taksi online untuk istri tercintanya itu.

"Kalau ada apa-apa hubungi Kakak ya Dek. Kakak ada di belakang" Ucap Alam sebelum Kania memasuki taksi yang baru saja tiba.

"Iya" Jawab Kania singkat. Lalu tangannya meraih pintu taksi itu.

"Dek!!"

"Apa lagi?" Kania bertanya malas.

"Kamu nggak pamit sama suami kamu?" Alam mengangkat tangan kanannya ke depan Kania.

"Aku berangkat dulu!!" Kania meraih tangan itu dengan malas. Mengangkatnya hingga ke depan wajahnya, lalu dengan ogah-ogahan menempelkan punggung tangan itu ke bibir Kania.

Setelah itu Kania menaiki taksinya tanpa menghiraukan Alam lagi. Sementara Alam masih berusaha membuat bibirnya berhenti untuk tersenyum.

Kania beberapa Kali menoleh ke belakang, melihat mobil Alam yang terus berada di belakangnya. Kania risih melihat tingkah aneh Alam ini.

"Kenapa juga harus ngikutin? Kenapa nggak duluan aja?" Batin Kania.

***

Hari berjalan begitu cepat bagi Alam setelah menikah dengan Kania. Mungkin rasa bahagianya yang membuat Alam bisa menikmati harinya dengan lepas tanpa beban. Berbeda dengan dulu Alam merasa satu jam saja bagaikan satu hari, karena tidak ada semangat dalam hidupnya setalah kepergian Kania.

Alam sudah keluar dari ruangannya lebih awal dari karyawan yang lain. Ia sengaja menunggu Kania di loby karena sejak tadi Kania belum juga membalas pesannya.

Rencananya Alam akan mengajak Kania untuk berbelanja kebutuhan mereka di apartemen. Mengingat kemarin tidak ada satu bahan makanan pun di sana.

Alam tersenyum melihat sosok cantik berambut panjang yang keluar dari dalam lift bersama karyawan lainnya.

"Kan__" Belum sempat Alam meneriaki Kania. Alam melihat Kania melambaikan tangannya ke arah lain, bukan ke arahnya.

Begitu kecewanya Alam saat Kania menghampiri Farel dengan senyum cantik yang mengembang di bibirnya.

Alam terus melihat keduanya dari kejauhan, sampai Farel membawa Kania pergi dengan mobil mewahnya.

***

Disinilah Alam sekarang, di swalayan dekat apartemen milik Kania. Yah, Alam akhirnya memutuskan untuk berbelanja sendiri tanpa Kania. Alam memang merasakan sakit melihat Kania bersama Farel. Tapi Alam hanya bisa pasrah, tidak bisa menyuarakan rasa cemburunya. Alam takut jika tiba-tiba Kania berubah pikiran dan pergi lagi dari hidupnya.

Alam sudah merasa puas melihat trolinya yang sudah terisi penuh. Pria tampan itu mulai mendorong trolinya menuju kasir. Alam merasa jalannya sudah benar dan pada tempatnya tapi ada troli lain yang menabraknya dari samping. Karena terhalang rak yang cukup tinggi sehingga orang di baliknya tidak bisa melihat kedatangan Alam.

"Maaf saya tidak sengaja" Ucap salah satu orang itu, tanpa melihat Alam

"Tidak masalah" Jawab Alam datar.

"Pak Alam?" Kaget Farel, ternyata orang yang di tabraknya adalah orang yang ia kenal.

"Iya Pak Farel. Mau belanja ya? Silahkan, saya permisi dulu. Mari Bu Kania?" Kania mengangkat kepalanya yang sedari tadi tertunduk setelah menyadari keberadaan Alam di sana.

Kania seperti dejavu, mendengar suara Alam yang dingin seperti ini, itu membuatnya mengingat Alam tiga tahun yang lalu.

-

-

-

-

-

Happy reading readers, semoga kalian suka!!

Jangan lupa tinggalkan jejak mu😘

1
Sri Yuni
dr awal baca sdh meng-syedihh thor 😭
Intania Naj_Va
Luar biasa
Amelya Ratulangi
rata rata karya othor nihh kebanyakan perempuan BUCIN AKUT udh tau di sakitan masih aja mauu
Anda Suhanda
Luar biasa
Deasy Permadi Chen
bagus bgt
Ida Farida
Lumayan
Yeny Triwahyuni
Luar biasa
Fe
ahhhhh kania bodohhh
Fe
banyak typo namanya ya ketuker tuker
Kadek Murdiani
kenapa ga sama farel aja sih.
Hera
Luar biasa
Erwi Yanti
terlalu banyak iklan
Arie
Luar biasa
Soritua Silalahi
ga usah terlalu sering interaksi antara Dania dan alam. Krn akan menyebabkan salah paham apalagi Dania belum move on
Soritua Silalahi
biarkan qalqm membayar jesalahannyaa dgn mencintai kania dgn tulus seumur hidupnya
Soritua Silalahi
bukan sia sia Kania..klu dulu alam terpaksa klu skrg dgn penuh cinta
Soritua Silalahi
sedih banget jadi Kanianya
Siti Masitah
dah mati aj..kok egois x
Siti Masitah
bagus di cintai dri pd mencintai sendirian..
Siti Masitah
mokondo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!