NovelToon NovelToon
DITALAK Karena Mendesah

DITALAK Karena Mendesah

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Dian Herliana

Dirga sangat mencintai Maya. Ia tidak ingin bercerai meski Maya menginginkannya. Ia selalu memaklumi Maya yang bertingkah seenaknya sejak Dirga kehilangan pekerjaan dan membuat keluarga mereka terpuruk.
Tapi suara desahan Maya di ponsel saat ia menghubunginya merubah segalanya.
Apa mereka akan tetap bercerai atau -lagi lagi- Dirga memaafkan Maya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Herliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

"Apa maksud Kamu? Jangan main tuduh, ya!" Maya menuding wajah Dirga dengan telunjuknya. Sudah salah, tapi masih dapat mengelak, itulah Maya. Ia bahkan berteriak seperti biasanya bila menghadapi Dirga.

Sejenak Dirga memejamkan matanya. Suara desahan Maya di telphon tadi masih terekam jelas di otaknya. Darahnya kembali mendidih.

"Jangan mengelak lagi, May! Ngapain Kamu tadi sampai mengerang begitu? Enak, ya? Nikmat, heh?" Dirga melotot. Kemarahannya sudah sampai ubun - ubun. Sampai kapanpun ia tidak sudi menjamah lagi wanita yang sebentar lagi akan menjadi mantan istrinya. Ia jijik membayangkan Maya mendapatkan kenikmatan dari laki - laki lain.

"Awas kalau Kalian berbuat macam - macam di sini. Di rumah ini. Ini rumahku!" teriaknya lagi.

Dirga ingin mencabik perasaan Maya agar hancur seperti perasaannya saat ini.

Maya, seperti biasanya, ia tidak mau kalah,

"Dirga! Jaga mulutmu! Aku bukan cewek murahan!"

"Oh, ya?" Dirga menatapnya dingin. Maya seolah membeku di tempat. Seumur hidupnya ia baru melihat Dirga menatapnya seperti itu. Semarah apapun ia.

"Memang bukan! Kamu lebih dari murahan. Kamu gratisan! Aku jijik sama Kamu!" Dirga memperlihatkan ekspresi mual.

la tidak berteriak tapi ucapannya lebih tajam dari silet yang langsung mengoyak habis hati Maya.

Tapi Dirga belum selesai membombardir perasaan Maya.

"Selama ini Aku mengalah, May. Aku masih berharap semua akan baik - baik saja. Aku juga masih menimbang perasaan anak - anak kalau Kita bercerai."

Maya hanya diam dengan perasaan menyesal yang mulai merambati dinding hatinya.

"Kamu mau merendahkan Aku, menghina Aku, mengabaikan anak - anakku, semua masih bisa kumaafkan, May! Tapi Kamu mengkhianatiku! Nggak perlu membantah! Desahanmu tadi sangat jelas!"

Maya speechless.

"Aku nggak tahan lagi! Malam ini juga Aku talak Kamu!!" teriak Dirga sebelum bergegas keluar rumah. Tanpa ia sadari airmatanya kembali mengalir. Ia terlalu mencintai Maya, pengkhianatannya membuat hatinya hancur berkeping - keping.

Maya terpaku. Ia tidak tahu harus tertawa atau menangis.

Dengan langkah gontai Ia kembali ke kamarnya. Terasa ada yang hilang dari dalam hatinya.

"Kenapa Aku harus sedih? Bukannya ini yang kuinginkan? Tapi kenapa rasanya sakit begini?" Maya memegang dadanya. Tanpa ia sadari Ia ternyata masih mencintai Dirga.

Ditatapnya tas - tas belanjaan yang tadi begitu semangat ia bawa. Dulu juga Dirga membebaskannya belanja ini - itu. Dulu!

Maya duduk di tepi pembaringan dan mengusapnya.

Di tempat tidur ini ia melepaskan mahkotanya.

Dirga menahan dirinya di malam pertama di rumah keluarga Maya demi membuat sejarah puncak kisah cinta mereka di rumahnya.

Rumah yang ia beli saat belum menikahi Maya.

"Aku ingin rumah ini jadi saksi sejarah perjalanan cinta Kita, May. Kita akan menghabiskan waktu bersama, sampai Kita jadi Kakek dan Nenek."

"Sampai maut memisahkan." timpal Maya dan Dirga mengangguk setuju.

Di tempat tidur ini ia membaringkan Rania dan Raka saat mereka baru lahir.

Tanpa sadar airmatanya menetes.

"Aaaaa!! Aaaaa!!"

Maya menjerit sekuatnya.

Dirga yang sudah berjalan cukup jauh masih mendengar jeritan Maya. Langkahnya terhenti. Ia ingin memutar langkahnya dan berlari untuk melihat keadaan Maya saat suara desahan Maya kembali terngiang di ingatannya. Itu sangat menyakitkan.

"Mulai sekarang Kamu bukan tanggung jawabku lagi, May." ia bersungut dan mempercepat langkahnya.

Maya terduduk di lantai. Ia bingung dengan perasaan hampa yang tiba - tiba menyergapnya.

"Aku,.. Kenapa?" bibirnya bergetar hebat.

Bu Ranti dan Pak Budi tergopoh - gopoh masuk dari pintu yang masih terbuka.

"May? Maya?" Maya tidak menjawab. Ia masih shock atas talak yang diucapkan Dirga.

Pak Budi langsung berlari ke belakang sedang Bu Ranti mencari Maya ke kamarnya.

"May? Kamu kenapa, May?" Bu Ranti terkejut melihat Maya duduk bersimpuh di tepi ranjangnya sambil menangis tanpa suara.

Bu Ranti berteriak sambil memeriksa sekujur tubuh Maya.

"Di sini, Pak!" Bu Ranti bersyukur karena tidak ada luka di tubuh Maya.

"Bagaimana, Bu?" Pak Budi hanya berdiri di depan pintu kamar. Tidak berani masuk karena merasa tidak pantas.

"Tolong angkat Maya ke tempat tidur, Pak. Ibu nggak kuat." Bu Ranti memindahkan tas - tas belanjaan ke bawah.

Maya seperti orang linglung saat pak Budi memapahnya untuk naik ke tempat tidur.

"Istirahat dulu." ujar Bu Ranti.

"Ambilin minum, Bu." titah Pak Budi pada sang istri. Bu Ranti menatap suaminya dengan tatapan yang sulit dimengerti.

****************

"Kok Ibu? Bapak aja, lah!" bu Ranti malah balik menitah.

"Kok Bapak, sih?"

"Masa' Bapak ditinggalin berdua aja sama Maya? Apa kata dunia?" bu Ranti membuka kedua tangannya.

"Oalah, Bu!" Pak Budi menggaruk kepalanya dan berjalan ke dapur.

"Kamu nggak papa kan, May?" Maya tidak menjawab. Matanya yang masih basah melihat ke atas.

Pak Budi kembali dengan segelas air putih di tangan.

"Kok air putih sih, Pak?" protes Bu Ranti.

"Harusnya?"

"Bikinin Teh, kek. Sirop, kek.."

"Ini rumah orang, Bu! Bukan rumah Kita!Mana Aku tau tempat - tempatnya?"

"Ya udah! Sini!" bu Ranti meminta segelas air putih yang masih dipegang oleh suaminya. Ia meminta Maya untuk mengangkat kepalanya.

"Minum dulu, May." meski diam, Maya menurut.

"Dia kenapa, Bu?" tanya Pak Budi.

"Nggak papa. Cuma pikirannya yang lagi travelling." bisik Bu Ranti.

"Travelling?"

"Iya."

Pak Budi mengerutkan dahinya. Tapi,

"Kalau Maya nggak apa - apa, Kita pulang aja, Bu."

Bu Ranti melihat Maya mulai memejamkan matanya.

"Ditemenin kok malah tidur." dumelnya.

"Ya bagus, kan?" kembali Pak Budi mengerutkan dahinya. Istrinya ini aneh menurutnya. Bukannya bagus kalau Maya bisa tidur? Kan tadi ia juga yang memintanya beristirahat?

"Maya udah bisa tidur, berarti Dia udah nggak papa. Ayok Kita pulang."

Bu Ranti menghamparkan selimut untuk menutupi tubuh Maya. Ia lalu menuntun suaminya untuk keluar dari kamar.

"Aku kirain ada rampok tadi. Apa rampoknya udah kabur, ya?"

Pak Budi melihat keadaan sekelilingnya.

"Kayaknya nggak ada yang hilang. Tuh, TVnya masih ada."

"Ya keburu Maya teriak, kali. Jadi kabur!"

Pak Budi manggut - manggut.

"Untung Kita segera ke sini, ya?" katanya merasa berjasa. Bu Ranti mengangguk.

"Bagaimana rampok nggak masuk sini, coba. Rumahnya gelap gini. Kayak rumah kosong!" Bu Ranti menyalakan lampu depan.

Pak Budi manggut - manggut lagi.

"Apa Kita lapor Pak RT aja, ya?"

"Polisi, kali!"

"Polisi kalau ada korban, Bu."

"Masa' harus nunggu ada korban dulu, polisi baru mau turun tangan?" bu Ranti membuat kerucut di bibirnya.

"Kita pulang aja, deh. Mayanya juga nggak minta tolong apa - apa." putusnya akhirnya.

Pak Budi manut aja seperti bebek, mengikuti langkah istrinya yang berjalan keluar rumah.

"Pintunya ditutup, Pak!" titahnya tanpa menoleh.

Iya, Bu."

"Pelan - pelan! Jangan sampai Maya terganggu!" bu Ranti menunjukkan jari telunjuknya, tetap tanpa menoleh.

Pak Budi geleng - geleng kepala melihat tingkah istrinya. Ia menutup pintu dengan hati - hati agar tidak mengeluarkan suara, lalu menyusul istrinya yang sudah masuk ke rumahnya.

****************

1
Ma Em
Thor tolong selamatkan Nara biarkan dia sembuh dari penyakitnya dan bisa lepas dari si benalu Gery biarkan Gery menikah dgn Maya dan segera jadi gembel setelah cerai dari Naya semoga pak Handoko segera tau kelicikan menantunya
Ma Em
Buat Pelajaran untuk Gery Thor dan semoga Nara menggugat cerai Gery biarkan Gery dan Maya bersatu
Ma Em
Semoga Dirga dan Nara bisa segera bertemu kembali dan untuk Nara cepat lepaskan Gery agar Nara bisa segera bersatu dgn Dirga dan biarkan si Gery dgn Maya agar Gery bisa merasakan hidup susah setelah pisah dgn Nara.
Ma Em
Sudahlaj Nara tinggalkan Gery lelaki yg tidak tau diri sdh hidup numpang
Agus Tina
pisah aja sama gery.
Dian Herliana: makasih, Kakak. love you 😍
total 1 replies
Agus Tina
bagus ceritanya
Agus Tina
Mampir, kayaknya bagus ceritanya ... lqbjut thor
Ma Em
Aku mendo,akan sekali kalau Dirga berjodoh dgn Nara biarkan si Gery dipecat jadi menantu , hidup cuma numpang sama mertua saja belagu biarkan Maya merasakan bagaimana hidupnya setelah bersama Gery
Ma Em
Dirga cepatlah ceraikan Maya dan mungkin Dirga bisa bertemu lagi dgn Nara dan berjodoh
Ma Em
Semoga Dirga mendapatkan pengganti Maya perempuan yg baik dan sayang sama keluarganya terutama anak anaknya.
Ma Em
Gery menikahlah kamu dgn Maya tapi nanti hidup mu pasti jadi pengangguran karena kala ketahuan mertuamu kamu pasti dipecat jadi menantu, Gery hidup kamu saja numpang sama mertua tapi belagu.
Ma Em
sudahlah Dirga lebih baik kamu ceraikan saja Maya pasti kamu akan mendapatkan istri pengganti Maya wanita yg baik sedangkan si Maya skrg dia lagi sama Gery yg ternyata si Gery itu menjadi CEO itu perusahaan mertuanya nanti kalau ketahuan sama istri dan mertuanya juga pasti ditendang dan Gery jadi gembel biar Maya tau rasa wanita yg tdk pernah bersyukur punya suami baik bertanggung jawab malah disia siakan
Dian Herliana: makasih Kakak supportnya
total 1 replies
Gladys
Perasaan campur aduk. 🤯
Lucielxv
terpukau dengan plot yang rumit namun teratur.
Dian Herliana: makasih, Kak/Smile/
total 1 replies
Pandaherooes
Seperti bacaan impianku! 💭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!