Bagaimana jika takdirMu telah diatur?
Akan kah kita bisa mengubahnya?
Arumi,,
Gadis muda yang berusaha untuk mengubah arah hidupnya setelah banyak mengalami sakit dan kerasnya hidup.
namun akankah arah yang dia tuju dapat dicapai atau malah harus menerima suratan takdir yang sudah digoreskan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona yeppo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengasah Bakat
Arumi yang kembali bersekolah seperti biasa, harus berusaha menekan diri untuk tidak terlibat urusan-urusan sekolah diluar mata pelajaran yang semestinya. Baginya, dapat menyelesaikan sekolahnya saja sudah sangat melegakan.
Kala itu ia memang bersemangat karena ada Sera yang ambisius, namun untuk saat ini Arumi merasa itu bukan lagi tujuan utamanya.
Akan tetapi angan tetap lah menjadi angan, pak Abdi guru matematika menyuruh nya mengerjakan soal rumit, dimana tidak ada seorang pun yang maju untuk mengerjakannya.
Pak guru yang mengajukan pertanyaan itu mengedarkan pandangannya keseluruh kelas, Arumi yang tidak ingin tersorot pura-pura menggambar saja di bukunya.
Guru tersebut tersenyum,
"arumi, kerja kan soal ini kedepan, ".
Arumi mendesah pelan, ia lalu maju kedepan mengerjakannya dengan begitu mudahnya.
Terdengar decak kagum dari para siswa, ada yang merutuki kebodohannya, ada yang tidak menyangka, dan tentu saja juga ada yang tidak perduli.
Lalu pak guru geleng-geleng kepala. " ini hanya soal yang mudah namun kalian sungguh malas mempelajarinya"
"Sungguh anak muda yang malas kalian semua". sahut nya lagi menutup jam pembelajaran.
***
Untuk perayaan hari guru yang akan datang,
kelas Arumi mendapat giliran untuk menghias mading sekolah. Ketua yang ragu akan kemampuan para anggotanya memilih untuk bernegosiasi dengan bu Anya.
Namun bu Anya menenangkan mereka, "serahkan saja pada ahlinya, semua akan beres nanti".
Bu Anya tentu tahu bakat Arumi. Arga kakak laki-laki Arumi sudah cerita, Arumi orang yang cerdas, ia menguasai banyak keahlian.
Orang tua nya saja yang kurang memperhatikan bakat anaknya tersebut.
Mendengar bahwa ia akan mengambil alih untuk urusan gambar dinding, Arumi sempat protes pada sang wali kelas, bagaimana tidak, ia sudah merencanakan kehidupan sekolah yang tenang, namun ada saja yang mengganggunya.
Mau tak mau, Arumi akan dengan lapang dada turun tangan, ia tidak ingin mengecewakan bu Anya yang sudah berharap banyak padanya. Ia akan menganggap kegiatan ini menjadi jalan untuk mengasah bakatnya.
***
Sedangkan disisi lain, Ardian yang berada di kampus nya sedang bergegas membereskan peralatannya karena jam kuliah sudah berakhir.
Ia berencana akan menjemput Arumi dihari pertamanya sekolah. Ia tersenyum sambil membayangkan bagaimana respon Arumi yang tiba-tiba melihatnya berada di gerbang sekolah untuk menjemputnya.
"Kejutan nih ceritanya"
ucap nya sambil memperhatikan penampilan nya di kaca spion mobilnya.
Namun belum sempat ia membuka pintu mobilnya, sebuah suara memanggil namanya. Ia kenal suara itu, Rangga.
Melihat rangga, membuatnya mengingat peringatan nenek yang menyuruhnya untuk berhati-hati pada sepupunya itu.
Namun ia tetap mengurungkan niatnya untuk masuk kedalam mobil. Ia harus tetap menghargai saudaranya itu.
"hey, ada apa bro, ada yang perlu dibicarakan? saya sedang ada urusan mendesak nih" ucap Ardian berbasa-basi.
"ah tidak terlalu penting sih. aku hanya ingin ikut menumpang kerumah mu, tapi kalau kau sibuk, lain kali saja".
Ardian merasa tak enak hati untuk menolak, namun sebelum ia mengutarakan pendapat nya, ia tak sengaja melihat Sera yang berjalan menuju parkiran tempatnya berada, ia lalu buru-buru pamit pada Rangga.
"ga, maaf, aku harus segera pergi" ucapnya langsung masuk kedalam mobilnya.
"terserah apa kata rangga, aku akan meminta maaf nanti"
Ia lalu melakukan mobil meninggalkan area parkiran kampus.
"aku tidak sadar kalau Sera ternyata kuliah disini juga, aku pikir dia keluar negeri lagi" Ardian berbicara pada diri sendiri seolah berbicara pada orang lain sangking paniknya ia melihat keberadaan Sera .
Sedangkan Rangga yang ditinggal oleh ardian menyadari bahwa Ardian menghindari Sera.
Ia yang dulunya punya perasaan pada Sera harus menelan kecewa karena Sera memilih menyukai Ardian daripada dirinya.
Namun kini Ardian malah menikahi gadis lain membuat ia tersenyum licik.
" Lihat lah kesedihan diwajahmu itu sera, begini lah yang kurasakan waktu itu", tentu Rangga hanya mengucapkannya didalam hati nya saja.
"sera" ia memanggil gadis tersebut, ia lagi-lagi menelan rasa kecewa, ketika sera terkejut melihat keberadaan nya, yang berarti Sera tidak menyadari kehadirannya ditempat itu akibat terlalu fokus hanya melihat Ardian seorang.
Sera semakin mendekat, "sejak kapan kamu kembali? " .
Pertanyaan pertama yang ia dapatkan dari orang yang saat ini masih bertahta dihatinya entah sampai kapan.
"aku akan berkuliah disini, waktu itu aku datang berkunjung, tapi kamu tidak ada, katanya kamu keluar negeri"
Mereka lalu berlanjut ke kafe terdekat untuk sekedar reuni teman lama.
***
Kembali pada Ardian, ia sudah tiba disekolah Arumi, para siswa sudah terlihat memadati gerbang sekolah. Tidak mungkin ia bisa melihat Arumi diantara kerumunan orang-orang itu.
Ia lalu menghubunginya dan diangkat oleh Arumi yang sedang sibuk memulai aktivitasnya untuk mengecat dinding yang luas itu.
Arumi mendapat anggota tim untuk membantu meringankan pekerjaannya.
Mereka semua berjumlah 5 orang termasuk Arumi, dua laki-laki dan dua perempuan.
Arumi yang sibuk mencampur cat untuk mendapat warna yang ia mau, lalu dikejutkan oleh kedatangan Ardian. Ia yang takut Ardian tidak bisa menjaga rahasia mereka lalu segera menarik Ardian dari sana mengundang tatapan curiga dari temannya yang lain.
"kenapa tidak bilang kalau kamu sudah tiba, aku pikir kamu baru saja keluar dari kampusmu" ucapnya sambil berbisik kecil.
"memang nya kenapa, kamu takut ada yang tahu?, kau menyembunyikan sesuatu dariku?
bukan nya menyadari keteledorannya, Ardian malah menyulut rasa gemas didalam diri Arumi.
Ia ingin saja men jewer telinga Ardian, namun ia sadar itu tidak sopan, jadi tahan kan saja lah.
Ia sudah sering menahan dirinya untuk semua kalimat asal ceplosnya Ardian.
"kita jelas harus sembunyi dlu ar, kalau tidak kita akan jadi bahan gosip tahu, "
"sembunyi dari siapa, perasaan tidak ada yang mengejar tadi"
Ardian sudah tersenyum tipis-tipis melihat kepanikan Arumi, ia juga tidak akan membocorkan pernikahan mereka pada siswa lain, ia hanya suka bercanda saja.
"kalaupun mereka tahu tidak apa-apa, kamu lupa, aku pemilik yayasan ini".
Tidak akan bisa menang kalau berdebat dengan nyang namanya Ardian. Namun perlu diketahui, Ardian tidak seperti itu pada semua orang. Ia akan bertingkah semenyebalkan itu hanya dengan orang yang ia anggap dekat.
Setelah perdebatan manis yang tiada berujung itu, Arumi lalu kembali, ia memperkenalkan Ardian sebagai senior yang akan membantu mereka menyelesaikan lukisan dinding itu. Walaupun itu semua diluar kendalinya, Kata-kata itu hanya meluncur begitu saja didalam keadaan panik.
Sebagain teman nya ada yang mengenali, dan ada yang tidak mengenalnya sama sekali.
Ardian tidak peduli, ia akan dengan sepenuh hati membantu jika itu inginnya Arumi.
Mereka bekerja bahu-membahu saling membantu hingga jam 10 malam, waktu yang tidak terasa sudah dipertengahan malam.
Karena itu pula, mereka jadi makan malam bersama di sebuah kedai pinggir jalan. Dengan diimingi akan dibayar oleh Ardian. Arumi tentu saja senang dengan semua itu, namun berbeda dengan tuan muda Ardian, ia tidak terbiasa makan di tempat seperti itu.
Bukan tidak terbiasa, bahkan tidak pernah, ini kali pertamanya melakukan hal ini. Arumi tersenyum melihat Ardian yang berusaha mengikuti kebiasaan teman yang lain. Mereka sepertinya jadi kompak dengan rumi, jadi Ardian tidak suka, ia harus bisa mengalahkan mereka dari segala sisi.
Seusai makan dengan diselingi tawa senang para anggota, mereka membubarkan diri untuk pulang kerumah masing-masing.
Akan tetapi Arumi dan Ardian harus menuju rumah sakit setelah mendapat telepon dari Keyla yang mengabarkan bahwa nenek Maryam sedang dilarikan kerumah sakit.
Mereka seketika panik, takut terjadi hal yang serius pada sang nenek.
bersambung...
s'moga berujung indah