Kinan ibu muda berumur dua puluh enam tahun harus terjebak pada hubungan terlarang dengan seorang laki- laki karena keadaan ekonomi keluarganya yang sedang kacau. Dia terpaksa meminjam uang untuk biaya operasi sang anak dengan imbalan menyerahkan tubuhnya pada laki- laki tersebut karena dia tidak mampu mengembalikan uangnya. Sedangkan sang suami yang sejak dua tahun kena PHK harus kerja serabutan tiba- tiba menghilang entah ke mana. Mampukah Kinan menjalani hari- harinya seorang diri di tengah permasalahan yang tiada habisnya...?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Kemarahan Rangga
"Apa bu ....? Yang memp*rk*sa Kinan , Wandi...?" Rangga kaget.
"Iya Rangga, dia teman baik kamu kan..? Kejadiannya malam jumat jam dua belas di gedung kosong bekas konveksi di kampung sebelah..." jawab bu Rahmi.
"Kalau kamu tidak percaya kau bisa tanyakan pada warga di sana. Ada dua orang yang menjadi saksi, namanya Ujang dan Yanto. Mereka yang mengetahui kejadian itu karena mendengar suara teriakan Kinan meminta tolong. Dan temanmu Wandi sudah ditangkap oleh polisi. Dia di vonis penjara lima tahun...." ucap bu Rahmi.
"Wandi..." ucap Rangga sambil mengepalkan kedua tangannya matanya pun memerah menahan amarah pada teman kerjanya itu.
Dia tidak menyangka Wandi teman baiknya bisa berbuat hal bejat seperti itu. Padahal dulu mereka sering kerja bareng dan ngobrol bareng.Tapi di belakang Rangga ternyata perbuatan Wandi begitu menjijikkan.
Rangga pun akhirnya pergi dari rumah sakit membawa Raka walapun Raka menangis karena ingin tetap bersama bu Rahmi dan juga Kinan. Tapi bu Rahmi menasehati Raka untuk pulang dan istirahat dan besok kembali lagi menjenguk sang ibu. Raka pun menuruti apa kata bu Rahmi.
Malam harinya Rangga tidak bisa memejamkan matanya, dia terus saja memikirkan ucapan bu Rahmi tentang Wandi yang memp*rk*sa Kinan. Rangga benar- benar tidak bisa terima itu. Rangga benar- benar marah dengan apa yang dilakukan oleh Wandi.
****
Keesokan harinya Rangga kembali membawa Raka ke rumah sakit menemui Kinan. Dan lagi- lagi Rangga merahasiakan dari bu Ratih. Dia beralasan mengajak Raka jalan- jalan menggunakan mobil keliling kota. Sebenarnya di hati Rangga ada rasa enggan untuk menjenguk Kinan lagi, tapi dia tidak tega pada Raka karena dia sangat merindukan sang ibu hingga dia sakit.
Rangga sudah mengabari bu Rahmi sebelumnya jika dia dan Raka akan ke rumah sakit. Rangga juga akan menitipkan Raka pada bu Rahmi karena dia akan pergi menemui seseorang.
"Raka, ayo sini sama nenek, nanti kita lihat ibu ya..." ucap bu Rahmi begitu mereka tiba di depan ruang ICU.
"Bu Rahmi, saya titip Raka ya, saya ada urusan sebentar, nanti saya jemput Raka lagi..." ucap Rangga.
"Iya Rangga..." jawab Bu Rahmi
"Ayo nek...Raka mau lihat ibu... " Raka menarik tangan bu Rahmi tidak sabar ingin ketemu sang ibu.
...----------------...
Sementara itu di dalam sel penjara, Wandi duduk di lantai , melamun sambil memegangi pipinya yang babak belur. Memar akibat dipukuli oleh warga kampung saat dia melecehkan Kinan saja belum sembuh, tapi dia juga harus dihajar juga oleh penghuni sel waktu dia baru dimasukkan ke dalam penjara. Muka Wandi pun semakin bonyok tak karuan.
"Ah dasar sial, niat hati mau nikmati tubuh seksi Kinan malah jadi apes begini..." batin Wandi sambil mengusap- usap pipinya.
"Ini semua gara- gara tukang ronda sialan itu. Kenapa mereka harus datang di saat aku lagi tanggung sih. Padahal sebentar lagi aku mau melayang bersama Kinan menikmati surga dunia, malah berakhir di penjara..." batin Wandi lalu mengacak- acak rambutnya.
Iya Wandi bener- benar apes. Belum sepenuhnya menikmati tubuh Kinan dia harus dihajar warga, ditambah lagi di hajar oleh para penghuni sel, dan sekarang dia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya mendekam di penjara selama lima tahun.
Istri dan anaknya pun kini tidak ada yang menafkahi lagi. Tadi pagi sang istri datang menemuinya dan menumpahkan kemarahannya pada Wandi. Wandi pun hanya diam saja tanpa berani menjawab kemarahan sang istri karena dia sadar dia salah.
Tiba- tiba petugas lapas datang menghampiri Wandi yang sedang melamun meratapi nasibnya.
"Wandi, ada tamu yang ingin bertemu denganmu..." ucap petugas lapas sambil membuka pintu sel.
Wandi pun keluar dari dalam sel dengan di dampingi oleh petugas lapas dengan tangan diborgol. Sampai di tempat penerimaan tamu, Wandi pun terkejut melihat seseorang yang berdiri di depannya dengan mata yang tajam menatap ke arahnya.
"Ra..Rangga...?" Wandi kaget.
Tanpa bicara apapun kepada Wandi, Rangga langsung menghampiri Wandi dan langsung menonjok kedua pipi Wandi.
"Bughkkk...bughkkk..." tubuh Wandi terhuyung hampir jatuh karena Rangga menonjoknya dengan begitu kuat. Wandi memegangi sudut bibirnya yang mengeluarkan darah segar.
"Apa yang kau lakukan pada Kinan...! dasar br*ngs*k kamu Wandi...!! Bughkkk....bughkkk..." Rangga kini menonjok perut Wandi sebanyak dua kali.
Wandi pun meringis merasakan sakit di pipi dan juga di perutnya. Sementara petugas lapas hanya melirik saja ke arah Wandi tanpa ada keinginan untuk membantunya.
"Dasar b*j*ng*n kamu Wandi ...!! bisa- bisanya kamu berbuat menjijikan kepada Kinan. Kau tahu, akibat perbuatanmu Kinan sekarang koma....!!" seru Rangga masih dengan raut wajah penuh emosi.
"Aku baru mencicipi tubuh istrimu sedikit Rangga, istrimu belum sempat aku buat melayang. Dia sudah pingsan duluan..." sahut Wandi tanpa merasa bersalah.
"Dia itu koma karena kecapekan melayani tuannya. Memangnya kamu tidak tahu kalau istrimu sekarang sudah menjadi p*l*c*r...? Setiap hari tubuhnya dij*m*h oleh majikannya yang perkasa itu. Ya sudah pasti kecapekan lah..." sahut Wandi sambil tersenyum sinis pada Rangga.
"B*ngs*t kamu Wandi...!!" Rangga semakin emosi hendak menonjok mukanya lagi tapi Wandi dengan gesit menangkis tangan Rangga dengan kedua tangannya yang di borgol.
"Kenapa kamu marah Rangga ..? Salah kamu sendiri punya istri cantik seperti Kinan malah ditinggal begitu saja sampai berbulan- bulan. Kamu malah pergi sama cewek lain. Mana tahan perempuan seperti Kinan lama tidak dibelai. Jadi jangan salahkan dia jika dia mencari ken*km*tan di luar sana kan..?'' ucap Wandi.
"Lama- lama aku juga ingin m*n*kam*ti tubuh istrimu itu. Ternyata benar- benar n*km*t sekali. Tapi sayang aku belum tuntas, sudah ketahuan oleh warga sialan itu..." lanjut Wandi.
"Dasar iblis kamu Wandi, b*j*ngan...!!! Bugkkk..bugkkk..." Rangga kembali menghajar Wandi dengan membabi buta.
Dan Kali ini penjaga lapas pun membantu Wandi dan menghalangi Rangga supaya berhenti menghajar Wandi. Karena Rangga sudah tidak dapat dikendalikan, beberapa penjaga lapas pun datang untuk membantu menenangkan Rangga.
Wandi pun di bawa masuk kembali ke dalam sel oleh penjaga lapas. Sementara Rangga ditenangkan oleh penjaga lapas yang lain.
...----------------...
Rangga pun kembali ke rumah sakit untuk menjemput Raka. Di depan ruang ICU Raka bersama bu Rahmi sedang duduk. Mereka terlihat sedang ngobrol sambil bermain mobil- mobilan. Kebetulan tadi Rangga membawakan mainan untuk Raka supaya tidak bosan.
"Raka, sudah mainnya, kita pulang yuk..?" ucap Rangga sambil berjalan ke arah Raka dan bu Rahmi.
"Nggak mau, Raka mau di sini aja sama nenek juga sama ibu..." jawab Raka langsung memeluk bu Rahmi.
"Tapi kan Raka harus pulang dulu istirahat..." ucap Rangga.
"Nggak mau..!" Raka ngambek.
"Rangga, duduklah dulu. Kamu tadi dari mana sih...? Kok muka kamu kelihatan kesal begitu..?" tanya bu Rahmi.
"Saya habis menemui Wandi di penjara bu...'' ucap Rangga sambil menatap lurus ke depan.
"Apa..? Menemui Wandi..? Buat apa Rangga..?" tanya bu Rahmi.
"Saya habis menghajar dia bu, sebenarnya saya ingin membunuh dia tapi saya tidak mau masuk penjara, kasihan Raka..."
Bu Rahmi menarik nafas panjang lalu menghembuskan dengan perlahan. Bu Rahmi memahami kemarahan Rangga. Siapa sih orang nya yang rela jika istrinya dilecehkan..? Apa lagi sampai mengalami pendarahan dan koma.
"Rangga, kamu nggak melihat Kinan dulu...?" tanya bu Rahmi.
"Untuk apa bu, sebentar lagi saya dan Kinan akan bercerai. Dia bukan istri saya lagi dan tidak akan ada hubungan lagi. Yang masih ada hubungan hanya Raka. Jadi Raka yang harus menengok Kinan, karena dia anaknya..." jawab Rangga.
"Jadi tekad kamu sudah yakin untuk bercerai dari Kinan..?" tanya bu Rahmi.
"Tentu saja bu, laki- laki mana yang rela dan mau bertahan dengan istri yang sudah mengkhianatinya..." sahut Rangga.
"Tapi bagaimana dengan Raka..? Apa kamu nggak kasihan dengan Raka...?"
"Tentu saja saya kasihan sama Raka bu, makanya Raka akan ikut saya setelah kami bercerai..." jawab Rangga.
"Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri Kinan berada di sebuah kamar dengan laki- laki br*ngs*k itu dalam keadaan tidak menggunakan pakaian. Itu sangat menyakiti hati saya bu. Bagaimana mungkin saya akan memaafkan Kinan dan akan kembali bersatu dengannya. Itu sangat tidak mungkin..." sambung Rangga.
"Bahkan hanya dengan mengingat kejadian itu saja saya sudah jijik bu. Istri yang selama ini saya cintai dengan sepenuh hati, bahkan saya rela meninggalkan ibu kandung saya sendiri demi Kinan, tapi Kinan malah melakukan hal yang paling menjijikkan berzina dengan majikannya..." ucap Rangga sambil mengepalkan kedua tangannya. Dia kembali merasa marah mengingat apa yang dilakukan oleh Kinan dan Andrew.
"Iya Rangga, ibu ngerti perasaan kamu. Ibu hanya bertanya saja. Maaf kalau pertanyaan ibu membuatmu kembali sakit hati..." ucap bu Rahmi sambil mengusap lengan Rangga.
"Apapun keputusanmu semoga itu yang terbaik untuk kalian bertiga. Ibu juga akan selalu mendoakan kamu, Kinan dan juga Raka akan mendapatkan kebahagiaan di kemudian hari...." sambung bu Rahmi.
Walapun dalam hati kecil bu Rahma menginginkan Rangga dan Kinan akan kembali bersatu. Tapi berhubung kesalahan Kinan yang sudah fatal, bu Rahmi pun hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk keduanya.
Bersambung...
wajar kalau Rangga masih ragu... karena masa lalunya Kinan pernah jadi wanita nggak bener.
trus Kinan nggak punya saksi juga. sedangkan seluruh warga percaya sama pak RT... jadi serba salah.. kalau Rangga bela Kinan juga malah dimusuhi orang sekampung entarnya.
emang baiknya nikah sama orang lain. karena Rangga masih kepikiran masa lalu... masih belum bisa melupakan ..
Kinan mending juga cepat nikah... karena kalau dikampung jadi janda tu serba salah...
maaf ya kk, karena aku benar-benar nggak suka sama istri yang berselingkuh. apa lagi sampai hamil dari hasil selingkuhannya...