Marda menikahi Pendi setelah satu tahun pacaran, namun satu tahun menikah dia mendapatkan teror yang sangat mengerikan sekali. setiap malam di dalam mimpi nya selalu di temui seorang wanita bergaun pengantin penuh darah sembari membawa gergaji mesin, seolah pengantin itu ingin membunuh Marda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11. Menyebar penangkal
Mbah Marto menatap vila yang sangat besar dan juga sepi ini, seolah sama sekali tidak ada kehidupan di dalam nya. dengan langkah yang sangat berani maka dia berjalan mengelilingi Vila besar tersebut, sembari tangan nya menyebar sesuatu seperti garam yang berwarna hitam pekat dan hampir mirip dengan tai kambing.
Mulut dukun tua ini komat kamit membaca mantra yang sangat ampuh sekali, kiprah nya di dunia perdukunan sudah sangat lama sehingga tidak di ragukan lagi. walau pun dia melarikan diri dari kampung nya karena merasa di kejar kejar oleh Purnama, jadi lari kesini dan membuka praktek dukun lagi dengan janji yang sangat luar biasa.
Cuma orang orang tertentu saja sebenar nya yang tau dengan Mbah Marto, tapi orang yang sudah langganan biasa nya akan mengenal kan pada orang lain sehingga banyak pengunjung nya dukun satu ini. apa lagi memang ada bukti pula bahwa dia bisa mengalahkan setan kelas rendah, jadi para pengunjung memang yakin dia bukan orang biasa.
"Diam di tempat mu dan jangan membuat ulah, bila kau terus saja membuat ulah maka aku akan memusnahkan kau!" ancam Mbah Marto.
Garam yang di lempar kan kadang kala langsung mengeluarkan asap tebal dan muncul ledakan, dukun ini agak heran karena pengantin setan yang ia pagari sedang berusaha melawan diri nya. padahal selama ini pasrah tidak berani melawan, sekarang ada sedikit perlawanan.
"Jangan bermimpi akan melawan ku, kau hanya akan mencari binasa." geram Mbah Marto.
"Akan ku balas kalian semuaaaaa!" jerit pengantin setan.
"Aku sudah memberi mu peringatan untuk diam, jadi jangan salahkan aku bila nanti kau akan musnah." seringai Mbah Marto.
"Manusia biadab! kalian semua akan mati di tangan ku, matiiiiii....
"Sebelum kau membunuh ku, maka kau akan musnah duluan." Mbah Marto sama sekali tidak takut dengan ancaman pengantin setan.
"Tidak akan, aku tidak akan diam saja setelah ini." pengantin setan menggerang marah.
Byuuur.
Prassss.
"Aaaahkkkkk!"
"Aku sudah mengingatkan mu agar tidak macam macam, jadi terima saja itu!" Mbah Marto menyiram dengan garam nya.
Raungan pengantin setan kian menghilang jauh karena dia sedang terluka akan garam ini, tidak bisa melawan karena dia tidak sekuat itu untuk melawan dukun tua. Mbah Marto sudah tau lebih dulu soal kelemahan pengantin setan, sehingga tidak bisa lagi dia mau melawan nya.
"Walau pun dendam mu kuat, tapi aku jauh lebih kuat!" Mbah Marto menyeringai puas.
Setan yang paling kuat adalah manusia yang mati karena dendam, namun pengantin setan tidak sanggup untuk melawan dukun tua ini yang sudah banyak pengalaman nya. kecuali nanti ada iblis yang kuat mengajak pengantin setan untuk kerja sama, sejauh ini iblis belum ada yang mendekati pengantin setan.
"Selagi tidak ada yang mengajak mu bergabung, maka kau tak akan bisa melawan ku! Purnama juga tidak mungkin kekota, dia pasti tidak akan tau." gumam Mbah Marto pelan.
Sebab bila Purnama tau soal pengantin setan maka habis lah sudah, untung nya Purnama di desa yang jauh sehingga sangat tidak mungkin dia akan kesini. setidak nya itu lah yang Mbah Marto pikirkan, karena dia yakin sepenuh hati nya Purnama tak akan pernah tau tempat yang mengerikan ini.
"Cari siapa, Pak?" tegur Pak RT yang membawa perlengkapan Marda.
"Ah tidak, tadi saya mau beli singkong nya karena ingin sekali makan singkong." Mbah Marto tersenyum ramah.
"Yang punya vila lagi di rumah sakit, jadi tidak bisa mau jual singkong nya." jelas Pak RT.
"Kenapa bisa sampai masuk rumah sakit?!" Mbah Marto nampak kaget.
"Kata dia tidak sengaja jatuh dari lantai dua, tadi sudah di bawa kerumah sakit." Pak RT nampak sedang buru buru.
"Mari, Pak!" Pak Lurah juga siap pergi karena mereka cuma mengambil berkas untuk Marda yang mau di rawat.
Pak Lurah dan Pak RT segera pergi dari vila Marda dan meninggal kan Mbah Marto yang bergerak cepat menyebar garam, dari depan dan sekarang sudah tembus kedepan. tak ada lagi ruang yang tersisa, lalu dia pergi dari sana sebelum ada yang melihat keberadaan nya lagi, nanti yang ada malah banyak tanya dari orang orang yang datang melihat.
...****************...
"Kamu kenapa, Kak?" Arya bertanya sambil melirik Kakak nya.
"Bokong ku kedutan, seperti sedang di bicarakan oleh seseorang." jawab Purnama.
"Heh kok malah bokong!" Zidan menepuk istri nya pelan.
"Ya apa saja lah yang kedutan, pasti kita sedang di bicarakan oleh orang." ucap Purnama santai sembari menggigiti apel yang warna merah.
Arya tertawa karena baru ini kedutan di bokong karena sedang di omongi oleh orang, padahal biasa nya akan kedutan di mata atau di bibir. memang manusia satu ini ada saja keanehan nya, untung Zidan sudah sangat paham akan tingkah istri nya sehingga tidak syok lagi.
"Nama nya juga orang cantik kan, pasti ada saja yang mengatai." ujar Purnama.
"Heleh gaya mu, tidak semua orang suka dengan yang cantik." sela Maharani.
"Lah terus suka yang apa?" Purnama menatap arwah Kakak nya.
"Yang itu loh tobrut, semua laki laki akan suka dengan yang begitu! kalau dia tidak suka maka pasti munafik, cuma di mulut saja bilang tidak suka." ujar Maharani lagi.
"Jangan ngomong begitu ya, Kak!" Zidan berseru langsung.
Sebab Purnama adalah tipe yang tipis sehingga kurang ada di bagian itu, beda dengan wanita lain yang besar menggoda. Zidan sudah ketar ketir duluan karena Maharani malah bilang begitu, ini belum kompor yang satu lagi membuka suara.
"Tidak usah menatap ku begitu, aku sudah taubat." ujar Arya yang paham tatapan ipar nya.
"Mengaku saja lah kau, Zidan." Maharani tersenyum usil.
"Ya mungkin semua pria suka itu, tapi aku sudah bersyukur karena istri ku begini dan aku tidak mau yang lain." Zidan cepat menjelaskan..
"Begini? aku bagai mana memang nya." Purnama menatap Zidan.
"Kakak itu tipis dan tidak ada yang montok, begitu lah maksud nya Mas Zidan." Arya yang menjawab.
"Astaga, padahal baru saja kau bilang sudah tobat dan tidak jadi kompor!" teriak Zidan.
"Lah aku menjelaskan, bukan jadi kompor." Arya cepat berkilah.
Zidan rasa nya kalau sudah kumpul lama dan pembahasan mulai melenceng maka mau kabur saja cepat, mana kanjeng Ratu nya mudah naik darah dan ujung ujung ngambek tak ada habis nya. kalau sudah di kompori adik dan Kakak nya, sudah pasti akan langsung sewot seolah tak percaya lagi apa pun yang Zidan katakan.
jadi merinding kan... makin nggak bisa tidur... ya Alloh Gusti... kalo jadi Marda ya wajar kalau langsung syok... jadi patung... pasrah deh mau dimakan atau mau digergaji....
lah.... jadi kena beneran yang bvnvh diri... nyesel lo Ardi... gara-gara kenikmatan sementara, lo kehilangan anak... bentar lagi juga kehilangan bini Lo.... mungkin juga nyawa Lo...
korban nya cukup suami mereka saja Thor,,dn para istri tahu cerita tentang bejat nya para suami mereka.
tetep semangat 💪 Thor..