Di zaman sekarang ini adakah laki-laki yang serba bisa? sempurna!
jawabannya di novel kali ini ada!
Dia dijuluki Human Perfect oleh semua orang karena kesempurnaannya. Dia bernama Badai Bagaskara.
Lalu, sesempurna apakah dia?
Baca kisahnya dalam Novel Human Perfect. Dan disarankan bagi yang belum membaca Novel Tafsir Mimpi Sang Inspirator diharapkan membacanya terlebih dahulu, karena novel ini berhubungan dengan itu.
happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febby Sadin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ide Gila Roro
Suasana yang begitu modern, namun di tempat yang begitu mistis. Seperti berada di dunia dua puluh tahun lagi, namun ini sedang berada di alam lain.
Satria memasuki kerajaannya yang canggih nya telah melebihi kecanggihan teknologi saat ini di alam manusia. Gerbang gerbang tinggi menjulang hampir keseluruhan tampak menggunakan listrik, gerbang menuju istananya otomatis terbuka sendiri saat dia melewati nya, seperti ada sensor pendeteksi manusia kalau di alam manusia.
Tapi ini berbeda, gerbang itu semacam dipasang sensor pendeteksi jin. Sehingga terbuka sendiri setiap ada yang masuk. Namun sebenarnya tidak. Tidak ada sensor apapun. Dan semua teknologi kecanggihan di alam tempat Satria berada tidak berasal dari teknologi itu sendiri, melainkan dari sihir para jin.
"Kau sudah datang Satria! Dari mana saja?!" satu suara menggema, sudah terdengar seperti seisi ruangan yang terpasang sound sistem yang menyalurkan kabel di seluruh ruangan. Padahal itu suara asli tanpa sound sistem.
Satria dengan tetap berjalan santai, "Dari tempat Badai." jawabnya, kemudian sambil duduk di singgasana nya sendiri, yang berdekatan dengan singgasana.
"Jangan bohong." ucap Ayahnya, yang tiba-tiba muncul di dekat Santri, duduk di singgasana Satria.
"Gak bohong. Beneran kok!"
Sang ayah pun melotot ke arah Satria.
"Yaudah iya! Aku juga datang ke tempat perempuan cantik itu." ucap Satria.
Sang ayah pun menghela nafas, "Huft! Kenapa kau datangi dia? Ayah gak mau kau mengusik kehidupannya."
"Itu semua juga gara-gara ayah. Seandainya ayah gak ceritain semua tentang kehidupan alam para manusia itu, pastinya aku gak akan penasaran sampai ekplorasi ke berbagai tempat yang ayah ceritain. Bahkan Badai, semakin bikin aku penasaran. Padahal sebelumnya, dia hanya kawan biasa bagiku. Tapi kini, aku merasa dia memiliki banyak hal yang dapat mengasah keingintahuan ku ini."
Ayahnya pun mengusap rambut Satria, "Apakah kau sudah memahami bahwa Badai lebih hebat darimu?" tanyanya.
"Aku memang sudah tau kalau dia lebih hebat. Tapi aku juga tak ingin kalah darinya." ucap Satria lagi.
Sedangkan mendengar ucapan Satria, ayahnya pun langsung mengingat kejadian dua puluh tahun yang lalu, dimana tiba-tiba terputar kembali di pikirannya.
...****************...
Ditengah-tengah lantunan ayat suci Al-Qur'an yang Zulfa baca, yaitu surat jin. Juga bacaan ayat kursi Bintang, Bara, Naz, dan yang lainnya. Membuat Roro langsung menutupi telinganya.
Karena mereka para jin anti dengan bacaan ayat suci Al-Qur'an. Bahkan Fandi, manusia yang sebenarnya telah mati namun dibangkitkan dari kuburnya. Dia juga sama, karena jiwa tubuhnya sebenarnya telah tiada. Hanya jasadnya saja, dan roh yang merasuki dirinya adalah salah satu jin yang menjelma merasuki jasad Fandi. Sehingga saat itu pula Roro bersamaan dengan dia menutupi telinganya, dia yang terkejut melihat roh jin lain yang tak begitu benar-benar patuh terhadap Roro, dia memerintahkan Arya untuk mengusirnya.
Namun Arya, yang juga seorang jin bahkan dia Raja jin dari Laut Utara, dia juga kesakitan. Kedua tangannya juga menutupi telinganya.
Dengan kekuatan yang tersisa, Roro pun dengan cepat mengambil tindakan yang bagi Arya seharusnya tak Roro lakukan.
Karena saat Roro hendak melakukan perbuatannya, Arya sempat mengisyaratkan kepada Roro dengan menggelengkan kepalanya dan tatapan matanya yang menolak perbuatan Roro.
Namun Roro, dia adalah Ratu. Tetap saja dia tak ingin diperintah, bahkan oleh Raja jin sekalipun!
Roro langsung menarik tangan Nur, dan juga membawa Fandi sekaligus Arya dengan kedua selendang nya yang dapat menjelma menjadi tangan. Sehingga tangan Roro sejenak berjumlah empat.
Zulfa yang menjadi saksi mata atas semua perbuatannya Roro, langsung saja dia di interogasi oleh teman-temannya saat Zulfa mulai membuka matanya, dimana dia menutup matanya untuk kedua kalinya. Setelah semua teman-temannya menyadari atas hilangnya Nur yang secara tiba-tiba.
"Zulfa??? Kamu baik-baik saja?!" tanya Permata, bukan hanya Permata. Teman-teman perempuan yang lain juga bertanya hal yang sama.
Hanya Bintang yang bertanya dengan pertanyaan yang berbeda. "Ada apa Zul???" tanya Bintang, khawatir. Dimana yang lainnya juga pun tak kalah khawatirnya.
Dan perlahan, dengan lemas Zulfa menjawab, "Roro membawanya pergi." ucap Zulfa.
Bintang pun langsung lemas pula, hingga membuat langkahnya mundur ke belakang. Seolah hendak pingsan, namun tidak sampai pingsan.
Bara, yang mendengarnya. Tak kalah syoknya. Bahkan teman-temannya yang perempuan. Semuanya pun tercengang bingung.
"Kita mau ngomong apa ke orangtuanya Nur?" ucap Naz tiba-tiba, mengingatkan bahwa mereka hidup ditengah masyarakat, bukan hidup seorang diri.
Dan Bara pun langsung menenangkan teman-temannya seperti biasa, "Aku yang akan menjelaskan hal ini kepada orangtuanya Nur." ucapnya. Dengan penuh kepastian.
...----------------...
Di alam jin, Roro melepaskan genggamannya terhadap Nur, Arya dan Fandi. Roro langsung membacakan sihirnya kepada Fandi, dimana membuat Fandi tiba-tiba langsung lenyap seolah tak ada jejak sedikitpun tentang Fandi.
"Kenapa kau kembalikan Fandi?!" namun perbuatan Roro, justru malah membuat Arya semakin tak mengerti dengan apa yang hendak diperbuat Roro.
"Karena aku telah tak membutuhkan dirinya lagi!!!" jawab Roro dengan tegas, dan dia kembali menatap tajam ke arah Arya, saat Arya kembali melemparkan pertanyaan padanya.
"Lalu kenapa kau bawa Nur kemari? Apa salah dia?!" bentak Arya.
Nur yang sejak tadi masih dibuat diam membisu oleh Roro, kemudian dengan sekejap gerakan selendang Roro yang dikibaskan ke wajah Nur, akhirnya membuat Nur tak lagi bisu.
"Roro! Kenapa kau membawaku?!!! Bagaimana nanti orangtua ku?" ucap Nur, dimana kini dia sambil menangis, bukan karena takut dengan Roro, tapi karena tak bisa memikirkan orangtuanya yang sedih jika tau dia dibawa kabur.
"Kau tenang saja Nur sahabatku. Kau telah melakukan hal yang baik dimasa lalu dengan menjadi sahabatku. Pastinya aku akan membalas perbuatan baikmu itu dengan tidak akan mengecewakan orangtuamu." ucap Roro, seolah memastikan hal yang tak dapat Nur bayangkan.
"Apa lagi yang kau lakukan Roro!! Hentikan lah semua perbuatan tidak masuk akalmu ini!!!" ucap Arya.
"Diam kau Arya!! Kau berisik! terlalu banyak bertanya! untung aku jin, yang tak akan dibuat pusing dengan semua pertanyaan mu." ucap Roro.
Kemudian Roro melangkah, berjalan perlahan, mendekati Arya, berjalan memutari Arya yang sedang berdiri, menunggu jawaban Roro.
Roro pun sambil berkata, "Tenanglah Arya... Aku akan menjawab satu persatu pertanyaan mu. Aku telah mengurus tentang Fandi, memindahkan dirinya untuk menggantikan Nur dirumahnya."
"Fandi menjelma jadi Nur?!!!"
"Fandi menjelma jadi aku?!!!"
Bersamaan Arya dan Nur mengatakannya.
"Ssttt.... Kalian berdua terlalu bersemangat mendengarkan apa yang aku katakan." tetap dengan nada santainya Roro saat mengatakannya.
"Ya, kalian benar." namun Roro tetap melanjutkan kata-katanya, "Aku telah mengutus Fandi menjadi Nur. Jadi kalian berdua tenang saja. Dan...." lalu kini Roro berkata dengan nada tegas dan lantang, "Kalian berdua akan aku kawinkan sekarang juga!!!" disertai dengan tatapan tajam dari Roro.
Nur dan Arya pun langsung tak terima mendengar ucapan Roro. "Apah?!!!"
"Tidak Roro.. Tolong jangan lakukan itu kepadaku.... Bagaimana kau bisa berpikir untuk menjodohkan diriku dengan bangsa jin? Aku adalah manusia. Dan aku percaya Allah!" ucap Nur, dengan memohon.
Protes bukan hanya dilakukan oleh Nur saja, namun Arya pun juga, cuma bedanya Arya lebih berani dalam membentak Roro.
"Tidak Roro! kau sudah gila! Bagaimana bisa kau berpikir untuk aku bisa bersama orang lain!!!" ucap Arya.
"Kenapa tidak Arya?! Aku yang menginginkan nya!" bentak Roro balik.
"Tidak Roro... Tolong... dengarkan aku, aku tidak mencintainya... Dia tampan, tapi dia jin.... Aku tidak mau Roro." ucap Nur, masih dengan memohon. Tapi kini dengan menghina Arya.
"Berani nya kau menghina Raja jin! Tenang saja. Aku tidak akan menikahkan kalian, kalian hanya akan punya anak. Tanpa menikah!" ucap Roro.
Arya pun langsung menggenggam tangan Roro, "Roro... Aku hanya mencintaimu Roro.... Jadi jangan berpikir bahwa aku akan punya anak dengan perempuan lain!"
"Diam Arya, ingatlah! Aku dan kau berbeda. Aku adalah Ratumu! Dan kau meskipun Raja jin, kau tetaplah pelayan ku. Maka patuhilah aku!" ucap Roro dengan tegas.
Arya yang kesal mendengar ucapan Roro, dia pun menjawab. "Baiklah! lakukan sesukamu. Dan aku akan menuruti apapun yang kau ingin kan. Kau ingin kan anak dari hasil aku dengan Nur kan?!!!" ucap Arya. Dan Arya tiba-tiba langsung melakukan sihir nya sebagai Raja jin, dia menggerakkan tangannya ke arah kemaluannya. Tanpa menyentuh Nur, Arya mengarahkan apa yang kini tengah ada di genggamannya ke perut Nur. Dan tiba-tiba saja, terjadilah.
.
.
.
Lanjutannya besok 😘