Menceritakan kisah Raditya Sukma yang terjerat dengan Seorang CEO cantik bernama Amelia Artmaja.
Sebagai manusia terkuat dibumi ini.Raditia terpaksa patuh pada Amelia. dan berperan sebagai pengawalnya. tidak hanya itu, Raditia juga terjerat hubungan dengan beberapa wanita selama menjadi pengawal amelia. Hinga pada akhirnya, dia memutuskan menikahi setiap wanita yang memiliki ikatan cinta denganya..
So jika kalian penasaran langsung cekidot ceritanya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SATO_WOW, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS. 7
Setelah Raditia meninggalkan kantor Amelia, dia langsung pergi ke departemen personalia.
Ketika melewati toilet dia melihat rekan satpamnya dengan melihat film tak senonoh.
Jadi dia menepuk pundaknya sambil tersenyum.
"Astaga, bro! Siang bolong begini nonton film begituan? Tidakkah kau merasa kasian pada burungmu?" tanya Raditia terkekeh.
"Ngomong-ngomong. Dengan uang 200 ribu, sudah bisa sewa cewe online untuk sekali pakai, Bro." tambahnya
Setelah berbicara, dia berbalik dan berjalan ke departemen personalia.
"Brengsek! Satpam baru itu terlalu sok akrab. Dia tak tahu bahwa semua ini ulahnya sendiri! Huh." dengusnya, sambil menatap punggung Raditia dengan kesal.
"Barusan aku tidak sengaja melihatnya berciuman dengan Bos dan itu membuatku sangat bergairah. Sial! Mungkinkah dia suaminya?"
"Baiklah, mungkin aku harus lebih akrab dengannya. Siapa tahu aku akan ketularan keberuntungannya!"
Memikirkan hal ini, satpam itu berniat bekerja lebih keras.
Pada saat ini, Raditia berjalan sambi bersiul-siul ke kantor Debby, manajer personalia.
Di dalam kantor, Debby sedang memegang botol obat dan sepertinya dia hendak minum obat.
Ternyata Debby memiliki penyakit Asma.
Mungkin karena masih kaget dengan fakta bahwa Raditia adalah suami Amelia, membuat penyakitnya kambuh.
Namun, setelah minum obat itu, semua akan baik-baik saja.
Debby benar benar tidak mengerti, Kenapa Amelia bisa menikah dengan Raditia.
"Sejak kapan mereka menikah? Kenapa tidak ada undangan? Mungkinkah Amelia dilecehkan Raditia? Kalau tidak, mana mungkin Amelia mau menikah dengan satpam rendahan seperti itu! Ya, ya, hanya itu kemungkinannya," gumamnya.
Memikirkan hal ini, Debby bertekad memberi pelajaran pada Raditia untuk Amelia.
"Sekarang minum obat dulu, setelahnya. Berurusan dengan Raditia"
Siapa sangka, baru saja tutup botol obat akan dibuka.
Brakk!
Pintu kantornya di dorong keras.
Getaran keras membuat tangan Debby gemetaran.
Botol botol jatuh ke lantai dan obatnya berserakan dimana mana.
"Brengsek!"
Debby mengutuk, dan buru buru berjongkok untuk mengambil obat yang berserakan.
Kebetulan sekali, saat ini Debby mengunakan rok hitam pendek dengan stoking tipis warna kulit.
Jika dilihat dari arah depan, itu akan langsung menembus ke arah celana dalamnya.
Ketika Debby sibuk dengan mengumpulkan obatnya.
Raditia masuk ke dalam ruangan, dia melihat Debby sedang berjongkok.
Matanya langsung fokus ke arah selangkangan Debby, dan celan dalamnya benar benar terlihat jelas.
Putih berenda.
Raditia mengelengkan kepalanya dan berkata. "Bu Debby, seleramu benar benar unik. Padahal kamu masih muda, tapi kamu suka dengan mode berenda. Jujur saja itu terlalu dewasa.
"Uh!" Debby merasa sangat malu mendengar ini.
Dia buru buru berdiri dan kedua tangannya segera menutupi di depan selangkangannya.
Botol obat di tanganya jatuh lagi dan obatnya berserakan lagi.
Saat ini. Debby tidak peduli tentang minum obat, tetapi dia segera bergegas ke depan Raditia.
"Bajingan! Mata mana yang kamu gunakan untuk melihatnya!" bentaknya.
Karena kemarahan, asma Debby semakin terasa.
Saat berbicara, Debby menarik nafas dalam dalam.
Lekukan dadanya yang cukup besar naik turun perlahan lahan.
Wajah merah muda dan lucu itu bahkan lebih putih karena marah.
"Mata? Tentu saja aku melihat dengan kedua mataku," jawab Raditia sangat polos.
"Tapi apa yang kamu lakukan dengan berjongkok seperti itu? Sungguh, itu celana dalam dengan motif renda yang bagus!" tambahnya.
"arrghhh!!!!" geram Debby
"Mulutmu memang sialan! Aku berjongkok untuk mengumpulkan obat!" tegasnya.
Raditia melihat obat yang berserakan. Lalu mengambil satu dan mengendusnya.
"Sepertinya ini obat untuk mencegah kehamilan Bu Debby, apakah pasanganmu mengeluarkannya di dalam tadi malam?" tanya Raditia, bercanda.
Faktanya Raditia tahu bahwa ini obat asma. Hanya saja tidak tahan untuk sedikit mengoda Debby.
"Arrghh! Keluar didalam dengkulmu! Aku jomblo, Sialan!" kemarahan Debby pecah sepenuhnya.
"Ya tuhan, kenapa pria ini begitu bodoh? Bahkan dia menganggap obat asma sebagai obat pencegah kehamilan." batin Debby menjerit.
Dengan kemarahan ini, nafas Debby semakin cepat, pada saat yang sama, Asmanya menyerang kembali.
Debby, yang mengalami serangan asma. Hampir tidak bisa berkata-kata.
Namun, dia masih menunjuk obat yang masih di tangan Raditia dengan tangan gemetaran.
"Berikan aku obatnya!" perintahnya sudah payah.
"Tidak, Tidak!" Tolak Raditia, mengelengkan kepalanya
Kemudian membuang obatnya dan menunjuk ke dada Debby. "Jika kamu menderita Asma, jangan terlalu sering mengunakan obat jenis ini. Sebenarnya ini akan merusak fungsi hati dan ginjal pada tubuhmu!"
"Bodoh! cepat berikan obatnya!!" teriak Debby tidak sabar, matanya mengikuti tangan Raditia, dan melihatnya obat itu dibuang olehnya.
Tiba-tiba asmanya semakin terasa.
Seluruh tubuhnya serasa akan ambruk.
Benar saja, Debby langsung jatuh ke pelukan Raditia.
"Aduh!" Raditia tertegun sejenak, lalu mengulurkan tangannya untuk memeluk Debby.
"Bu Debby, ini gak baik loh. Kita masih dalam lingkungan kerja," ucapnya sambil tersenyum.
Setelah berbicara, Raditia berbalik dan menutup pintu kantor.
"K-kamu..." Debby terengah-engah, dan hanya bisa menunjuk Raditia dengan jari yang lemas.
"Huhh!" Raditia menghela nafas, membaringkan Debby di lantai.
Kemudian menjulurkan tangannya dan membuka kancing kerahnya.
"Sudah kubilang, jangan terlalu banyak meminum obat jenis ini. Sungguh tak baik untuk kondisi tubuhmu, sekarang setelah kancing ini dibuka, kamu akan merasa baikan" ujar Raditia, kali ini dia benar benar serius.
"Uuuuu~" Debby hanya bisa menagis sejak ia di baringkan dilantai.
Dia pikir Raditia akan melecehkannya setelah membuka kancing bajunya, dia merasa sangat tidak nyaman dan sedih.
Namun, setelah raditia membuka kancing kerah, nafasnya terasa lebih muda.
Sebaliknya, persis seperti apa yang dikatakan.
Kali ini Raditia benar benar menyadari bahwa dada Debby tidak kalah besar dengan D*da Amelia.
Hanya saja Debby sudah tomboy sejak masih kecil dan dadanya selalu ditekan dengan kain yang berlebihan.
Sekarang Raditia memiliki kesempatan melihatnya secara langsung. Meskipun ada kaos tipis, tapi itu membuatnya lebih menggoda.
Debby benar benar tidak pernah bermimpi bahwa rahasianya akan ditemukan oleh satpam baru ini.
Nafasnya tiba-tiba menjadi tidak nyaman, dan dia menujuk Raditia dengan ganas.
"Cepat berikan dulu obatnya! Setelah kita berkelahi, aku takan berhenti sampai kamu benar benar mati!" ancamnya.
"Kenapa kamu ingin berkelahi denganku?" tanya Raditia penasaran, kemudian mengambil obat disisi Debby.
Debby menatap Raditia penuh semangat ketika melihatnya mengambil obat.
Setidaknya dia bisa menghajar Raditia setelah kondisinya pulih.
Siapa sangka Raditia langsung menemukan obatnya, "Sudahlah lupakan saja tentang obat! Biar aku yang menyembuhkan penyakitmu!
Setelah berbicara, Raditia mengulurkan tangannya, merobek kaos tipis, dan melepas kain yang menghalangi d*da Debby.
Dengan ini, Debby hanya mengenakan pakaian dalam dan belahan d*danya terlihat semakin jelas.
"Ahh!!!" jeritan lembut Debby disertai tangisan.
Meskipun dia sangat sedih dan tak berdaya, tetapi dia mencoba yang terbaik untuk meninju Raditia.
Namun, Raditia menahannya dengan tangan kirinya, dan kemudian ibu jari tangan kanannya menekan tenggorokan Debby yang tersedak.
"Diam! Aku bisa menyembuhkan penyakitmu!" ucapnya sungguh-sungguh.
Bersambung
Jangan lupa tinggalkan like subscribe dan komen.
Dan kasih vote juga hadiah lebih bagus terimakasih teman temanku.