🍒Sekuel Touch Me, Hubby🍒
igeh : Lee_Yuta9
Manika Adisha, seorang gadis yang mempunyai paras cantik. Karena tidak terlalu percaya dengan sebuah pernikahan, dia lebih memilih membayar bibit dari seorang pria asing yang tidak dia kenal saat berada di kota London, daripada harus menikah untuk memiliki seorang keturunan.
Bryan Natakusuma, seorang pewaris dari perusahaan Natakusuma Corp, dibuat kalang kabut oleh wanita yang berani membayar dirinya atas kerja kerasnya semalam.
Apakah mereka akan bertemu? Simak aja langsung ceritanya^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Modus Bryan
Hari ini Bryan sudah mempersiapkan skenario indah, untuk pertemuan mereka kembali dengan Manika. Bryan tentu saja sudah menyelidiki latar belakang Manika. Termasuk tentang Manika yang sudah mempunyai anak. Hal itu yang membuat Bryan penasaran, tentang kebenaran yang selama ini tidak dia ketahui.
Karena sewaktu melamar ke perusahaan ini atas rekomendasi saudaranya, Manika berkata jujur tentang statusnya. Dan itu membuat pihak HRD salut dengan Manika yang telah berani berkata jujur.
Miko menatap heran pada atasannya yang berpenampilan berbeda dari hari biasanya. Atasannya itu hanya mengenakan kemeja tanpa di balut dengan jas mahalnya.
"Kamu nggak salah setelan, kan?" tanya Miko saat Bryan akan turun dari mobilnya. Bryan menoleh lalu tersenyum genit pada Miko. Dan itu membuat Miko merasa geli.
"Justru ini bagian dari rencanaku. Kamu cukup tonton saja dengan hikmat." ucap Bryan penuh percaya diri, jika rencananya untuk mengajak Manika berkenalan serta mengajaknya untuk makan siang nanti akan berhasil.
Bryan sengaja tidak mengenakan jas kebanggaannya yang tentu harganya tidaklah murah. Tujuannya hanya agar terlihat seperti karyawan biasa di mata Manika. Karena Bryan yakin, kalau Manika tidak mengenali siapa direktur utama yang baru di perusahaan ini.
Miko menggelengkan kepalanya, melihat tingkah atasannya ini seperti anak remaja yang sedang jatuh cinta untuk pertama kalinya. Padahal selama dua tahun ini Bryan tidak pernah terlihat tertarik pada wanita, kecuali hanya untuk urusan penghangat ranjang sementara.
Bryan mulai melangkahkan kakinya menuju pintu masuk perusahaan keluarganya, yang kini berpindah tangan menjadi miliknya. Bryan melangkah dengan gagah dan terlihat tenang menuju meja resepsionis. Dimana Manika berada dengan senyum yang selalu mengembang di bibirnya.
"Permisi," ucap Bryan pada dua petugas resepsionis yang ada di depannya. Terutama pada perempuan cantik dan bertubuh montok di bagian yang tepat tersebut.
Manika dan Gauri melempar senyum mereka yang menawan pada Bryan. Dengan ramah, mereka menyapa Bryan kembali. Namun, mata Gauri melotot tidak percaya dengan sosok yang ada di hadapannya kini.
"Iya, ada yang bisa saya bantu?" sapa Manika dengan nada lembut serta tersenyum ramah pada Bryan. Membuat hati Bryan adem seketika.
"An-anda kan--" ucap Gauri terbata-bata. Dengan cepat, Bryan memotong ucapan Gauri yang belum terselesaikan.
"Maaf, boleh minta tolong?" tanya Bryan menatap lekat mata Manika yang meneduhkan. Tangannya bergerak memberi isyarat untuk Gauri agar tetap diam. Dan Gauri pun mengangguk paham.
"Iya, boleh Pak. Saya akan bantu sebisa saya," jawab Manika tetap dengan nada lembut nan ramah. Membuat Bryan senang tak terkira. Tidak akan sulit untuk mendekatinya, pikirnya.
"Dimana ruangan Direktur utama yang baru? Saya ada janji dengannya," Bryan mencoba bersikap tenang dan tidak terlalu terburu-buru.
Manika menoleh ke arah Gauri, meminta pendapat teman kerjanya tersebut. Karena orang yang ingin menemui direktur mereka tidaklah boleh sembarang orang. Dan harus mempunyai janji terlebih dahulu.
Gauri ingin tertawa tapi takut akan menanggalkan pekerjaannya dengan dipaksa, saat melihat sikap bos besarnya itu modus kepada Manika. Sebelum berkata, Gauri menarik napasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan pelan. Berharap suaranya nanti terdengar normal.
"Maaf, ya Pak. Saya tanyakan terlebih dulu kepada asistennya. Karena takut jika Direktur sedang sibuk." sahut Gauri dengan susah payah menahan tawanya.
Kemudian Gauri berpura-pura menyambungkan sambungan telepon pada ruangan direktur. Dan tentu saja, dia tidak benar-benar menghubungi nomor ruangan direktur. Karena asisten dan direkturnya sendiri berada di dekat mereka. Miko pun menatap jengah pada bosnya.
"Direktur menyuruhnya masuk," bisik Gauri pada Manika setelah menutup ganggang telepon yang terletak di meja resepsionis. Manika pun mengangguk mengerti.
"Maaf, Bapak bisa jalan lurus ke arah sana, lalu belok ke kanan dan ada lift, Bapak bisa naik ke lantai sepuluh. Di sanalah ruangan direktur berada." jelas Manika dengan senyum yang tak pernah memudar sedari tadi. Membuat Bryan tidak sabar ingin merasakan bibir yang telah ia sesap dengan penuh nikmat pada malam itu.
Bryan tidak memperhatikan apa yang telah dijelaskan oleh Manika. Namun, malah menikmati wajah Manika yang cantik dan terlihat tidak membosankan jika dipandang terus menerus. Terutama pada bagian bibir Manika yang sedari tadi menjelaskan arah pada Bryan.
"Saya masih belum hafal, Mbak. Bisa tolong antarkan?" dan modus Bryan yang lain pun mulai berjalan.
ni otornya kurang riset...
like
komen
sub
iklan
bintang
HPLnya kapan nih..
hijhihiii/Tongue//Facepalm//Grin//Tongue//Facepalm//Grin/
wkwkwkkw
🤔🤔🤔
kau mmgvthe best top bgt