NovelToon NovelToon
Pernikahan Semalam

Pernikahan Semalam

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / CEO / Single Mom / Pernikahan Kilat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:688.9k
Nilai: 4.8
Nama Author: Darmaiyah

Kayesa terjebak dalam pernikahan semalam demi menyelamatkan nyawa ibu yang sedang terbaring di rumah sakit. Pernikahan dengan laki-laki kaya yang sama sekali tak dikenal Kayesa itu merupakan awal dari penderitaan Kayesa.
Pernikahan semalam membuat Kayesa hamil dan diusir ibu, Kayesa pergi jauh dari kota kelahirannya. Lima tahun kemudian dia bertemu dengan laki-laki ayah anaknya, hanya saja Kayesa tidak mengenalinya. sementara laki-laki itu mengetahui kalau Kayesa wanita yang dinikahinya lima tahun yang lalu.

Bagaimana kehidupan Kayesa selanjutnya, saat laki-laki bernama Zafran mengetahui kalau Kiano merupakan darah dagingnya dan Zafran menginginkan anak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Darmaiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kekesal Alena

Part 23

"Zafran!" Teriak Alena, hingga beberapa karyawan melongokkan kepala ke arah Alena, termasuk Ruhi.

"Apa lagi yang membuat wanita itu kesal," gumam Ruhi seraya menggelengkan kepala tak habis pikir.

"Heran. Gadis cantik seperti Alena. Kenapa ditolak sama tuan Zafran," batin Ruhi.

Ruhi kembali fokus bekerja, sebenarnya dia malas ikut campur masalah Alena, kalau bukan perintah dari Zafran. Sejatinya Ruhi tak punya jiwa tega. Tapi karena Zafran memintanya memberi pelajaran pada Alena. karakter lembut ruhi jadi bengis.

"Hay. Kamu! Sini!" teriakan Alena mengagetkan Malika yang baru keluar dari ruangan Rayzad.

"Aku?" Malika menunjuk dirinya sendiri, memastikan yang dimaksud Alena.

"Iya. Kamu!" ketus Alena seraya melotot.

"Iya. Non!" Malika maju beberapa langkah.

"Nih." Alena melemparkan, sapu, kain lap dan kemoceng ke arah Malika.

"Dasar tak punya sopan santun. Pantas saja, tuan Zafran tak menyukainya," sungut Malika dalam hati.

Malika memungut benda-benda yang dilempar Alena, lalu membalikkan tubuhnya, seraya menjauh dari Alena yang masih ngomel karena kesal. Malika tidak ingin berurusan dengan wanita arogan itu.

Sejak Alena bekerja di kantor ini, setiap hari ada saja kejadian-kejadian yang mengganggu ketenteraman penghuninya.

Sepeninggalan Malika. Alena masuk ke ruang kerjanya, menarik kursi dan mendudukkan bokongnya di kusri. Helaan nafas Alena menandakan kalau kekesalannya belum terbayar.

"Zafran! Kamu akan tanggung akibatnya, jika berani bermain-main denganku," batin Alena seraya meremas jemarinya.

Belum hilang kekesalan Alena. Ruhi datang membawa setumpuk berkas dan meletakkannya di atas meja Alena.

"Kerjakan! Tidak pakai lama," ujar Ruhi, lalu bergegas keluar, menghindari makian dan protes dari sekretaris berasa pembantu itu.

Alena tak dapat berkata-kata, ingin rasanya dia berteriak kencang meluahkan kekesalannya pada Zafran. Ingin rasanya dia membanting-banting berkas yang baru diletakkan Ruhi.

"Sabar Alena. Semua ada masanya," batin Alena.

Emosi Alena sedikit mereda, kala dia teringat percakapan Zafran dan Ruhi dua hari yang lalu, kalau dalam satu bulan ini dia berhasil lulus masa percobaan. Maka Zafran akan memberikan proyek besar padanya.

"Aku harus menahan diri demi mendapatkan harta Zafran."

Alena membuka tas kerjanya, mengeluarkan laptop, menghidupkan dan mulai menghitung angka-angka. Alena fokus di depan layar laptopnya.

Sementara di ruang Zafran. Setelah Alena di usir keluar.

"Kenapa juga kamu masih memakai baju ini."

"Ganti!" Titah Zafran seraya menyodorkan paperbag berwarna coklat tua ke arah Kayesa.

Sejenak Kayesa menatap Zafran, lalu beralih ketangan Zafran yang masih menggantung, karena Kayesa belum menerima pemberiannya. Zafran meraih tangan Kayesa, lalu menyerahkan paparbag itu dengan paksa.

"Ini apa?"

"Baju gantimu."

"Bajuku ada di loker Tuan. Aku tidak butuh ini," ujar Kayesa menyodorkan kembali paperbag itu ke Zafran.

"Sudah! Ganti sana." Zafran mendorong punggung Kayesa, memaksa Kayesa masuk ke ruang pribadinya.

Kayesa mengeluarkan isi paperbag, sebuah dres berwana selvir. Kayesa mengangkat dres itu dengan kedua tangan, lalu menempelkan di tubuhnya, Kayesa berdiri di depan cermin.

"Cantik. Pasti mahal," batin Kayesa.

Perlakuan Zafran pada Kiano saat di rumah sakit, merubah niat Kayesa. Sejak kejadian dia terkurung di ruangan Zafran kemaren, Kayesa sudah memutuskan untuk tidak datang ke kantor ini lagi. Namun, kebaikan Zafran pada Kiano, membuat Kayesa kembali ke sini.

Seperlima menit kemudian, Kayesa keluar dengan memakai gaun dari Zafran. Melihat rambut Kayesa masih dikucir, Zafran menarik karet pengikat, hingga rambut Kayesa tergerai indah.

"Kamu cantik dengan penampilan begini," ujar Zafran, pujian meluncur dari bibirnya.

Kalau di bandingkan dengan Alena. Alena memang lebih cantik dan modis, tapi membosankan, beda dengan Kayesa, alami dan natural. Wajahnya ayu dan enak dipandang, hingga siapa saja yang memandangnya tidak akan pernah jenuh.

"Duduk sini." Zafran menepuk kursi yang sudah disiapkannya untuk Kayesa.

"Kamu bantu cek data perusahaan ini, cocokkan data yang ada di email," ujar Zafran seraya menyerahkan laptopnya ke Kayesa.

Walaupun hanya tamatan SMA. Kayesa tidak bodoh-bodoh amat dalam mengoprasikan komputer. Kayesa sudah ikut kursus dan dapat sertifikat yang menyatakan kalau kemampuannya dalam mengoperasikan komputer tidak diragukan lagi.

Zafran menjelaslan beberapa hal penting kepada Kayesa. Sebenarnya bisa saja Zafran menyuruh Ruhi, Rayzad atau Alena yang mengerjakannya. Tapi, karena misinya, agar Kayesa bekerja nyaman dengannya. Baginya tidak apa-apa mengajari Kayesa.

Kecerdasan Kayesa yang berada di atas rata-rata. Tidak terlalu sulit bagi Zafran untuk mengajarinya banyak hal. Kayesa dengan cepat dan mudah mengerti. Sedikit demi sedikit Zafran akan melibatkan Kayesa ke dalam dunia bisnisnya.

"Kamu sudah mengerti?"

Sejenak Kayesa menatap layar laptop yang penuh dengan angka-angka. Kayesa kembali menalaah yang sudah dijelaskan Zafran. Berkali ditilik dan diulangnya.

"Insha Allah sudah," jawab Kayesa.

"Okay! Kamu lanjutkan. Aku ada pertemuan dengan klien. Jika nanti ada kesulitan, kamu whatsapp saja," ujar Zafran lalu beranjak.

Keyakinan Zafran terhadap Kayesa sangat besar. Zafran akan terus mengajari Kayesa, hingga Kayesa siap menjadi asistennya. Zafran akan meminta Kayesa menandatangani perjanjian kontrak kerja, hingga Kayesa terikat padanya, dengan demikian Kayesa tidak bisa pergi jauh dan Kiano akan aman. Jika suatu saat nanti tabir rahasia Zafran terungkap.

"Jika Alena datang lagi. Acuhkan saja, jangan buka pintunya," pesan Zafran, Kayesa hanya mengangguk.

Zafran mengambil beberapa berkas di atas mejanya. Meraih ponsel, lalu melangkah keluar. Tidak lupa dia menutup pintu rapat.

"Abang!" Alena sudah menghadang jalan Zafran, saat Zafran beberapa langkah keluar dari ruangannya.

"Beri aku jalan," titah Zafran.

"Abang tidak boleh lewat, kalau belum memenuhi permintaanku," Alena merentangkan kedua tangannya.

"Alena! Menyingkirlah."

"Kalau Abang tidak mau. Aku telepon tante Asaka." Ancam Alena.

"Okay! Okay!" Kalau sudah berurusan dengan mamanya. Zafran angkat tangan. Dia paling tidak tega menolak keinginan mamanya.

"Sekarang ngomonglah, kamu mau apa?" Tanya Zafran.

"Nanti pas pulang kantor, temani ke mall. Ada yang mau aku cari."

Seperti hari-hari sebelumnya Alena akan bergelayut manja di lengan Zafran.

"Baiklah. Nanti pas pulang kantor, kita ke mall, sekarang biarkan aku pergi," ujar Zafran seraya menepis lengan Alena.

Mendapat respon dari Zafran, Alena berlonjak girang. Spontan dia mendaratkan bibirnya di pipi kiri Zafran. Zafran tidak terkejut dengan ulah Alena, karena dia sudah bisa mendapat serangan seperti itu dari para wanita, selevel Alena.

"Wah.. Enak nih, dapat bibir gratis," celetuk Rayzad saat melihat adegan yang terjadi di depan matanya.

Zafran tidak menanggapi cemoohan Rayzad. Dia hanya menatap kesal pada Alena.

Begitu mendengar celetukkan Ray. Terdengar beberapa karyawan menggosip, ada yang menatap cemburu, ada pula yang tersenyum mengejek.

"Abang mau ke mana?"

"Meting."

"Ikut."

"Alena! Kerjaan kamu masih banyakkan. Jangan sampai tidak selesai. Bisa-bisa kamu di denda oleh Ruhi," ujar Zafran, seraya segera melangkahkan kakinya menjauh. Jika dia berlama-lama di situ, bisa saja Alena akan melancarkan serangan kedua. Dan Zafran akan jadi tontonan karyawannya.

"Tapi. Bang!...

"Tak ada tapi-tapi. Kerja!" tegas Zafran, terus melangkah.

"Dasar wanita tidak waras," batin Zafran, seraya meraup habis wajah dengan kedua tangannya. Zafran bergegas masuk lift, menekan tombol lantai dua. Begitu lift terbuka, Zafran melangkahkan kakinya ke ruang meting.

Begitu melihat Zafran datang, klein, rekan bisnis dan beberapa kepala divisi berdiri menyambut kedatangannya. Ruhi pun sudah menyiapkan laptop dan infokus. Begitu briefing mau dimulai, Zafran baru ingat, kalau hardisk berisi bahan metingnya tertinggal di atas meja kerjanya.

"Ruhi! Telepon Esa. Suruh dia antarkan hardisk yang ada di atas meja kerjaku," titah Zafran.

Mendapat perintah dari Zafran. Ruhi ijin keluar ruangan, lalu dia menelepon Kayesa dan memintanya, turun, membawa hardisk di atas meja Zafran dan segera mengantar ke ruang meting.

Sebelum keluar, Kayesa bercermin sebentar, memastikan penampilannya tidak memalukan, setelah merapikan rambutnya, Kayesa pun beranjak ke meja kerja Zafran, diatas meja ada dua hardisk. Kayesa ambigu hardisk mana yang diingin Zafran.

"Bawa saja keduanya," batin Kayesa, lalu meraih kedua hardisk dan bergeges ke luar dari ruang kerja Zafran.

Saat melewati ruangan Alena, Alena tidak ada di tempat.

"Apa dia ikut meting dengan tuan Zafran. Secarakan dia sekretaris," gumam Kayesa, lalu meneruskan langkah menyusuri koridor kantor, dan berhenti di depan lift. Kayesa menunggu beberapa saat, lift terbuka, saat Kayesa ingin masuk, Rayzad sudah ada dibelakangnya. Kayesa mundur selangkah, menyilakan Rayzad masuk duluan baru Kayesa menyusul di belakang.

Rayzad menatap intens ke arah Kayesa, dengan penampilan baru Kayesa, yang hanya dipoles bedak tipis, membuat Rayzad semakin mengagumi kesederhanaan wanita itu.

"Kamu makin cantik dengan rambut begini," puji Rayzad.

"Ah. Tuan bisa saja," ujar Kayesa tersipu malu. Pada hal dalam hati merasa senang.

"Seriua, kamu manis dan tak membosankan," ucap Rayzad lagi.

Wajah Kayesa pasti sudah memerah seperti kepiting rebus, karena salah tingkah.

"Aku jadi geer nih," ucap Kayesa berusaha menutupi rasa senangnya. Rayzad hanya tertawa menanggapi ucapan Kayesa. Dia memang mengagumi kesederhanaan Kayesa, bukan sekedar gombalan, karena Rayzad tipe laki-laki yang menilai orang selalu dengan data dan fakta akurat.

"Tuan Ray! Mau keruang meting?" Tanya Kayesa, mengalihkan pembicaraan.

"Iya," jawab Ray, seraya matanya tak lepas dari Kayesa.

"Kamu mau ke mana?" Ray balik bertanya.

Belum sempat Kayesa menjawab. Lift terbuka, Ray dan Kayesa keluar dari lift yang berhadapan langsung dengan ruang meting. Secara bersamaan Kayesa dan Ray masuk.

Saat Kayesa memindai ruang meting mencari sosok Zafran dari deretan kursi berbentuk bundar. Kayesa terkejut, saat matanya tertuju pada sosok laki-laki yang duduk di sebelah kiri Zafran.

"Shaga!"

1
Atik Martiah
tggu
tuti sriyono
Luar biasa
Yeni Fitriani
sdh dua org yg aneh.... pertama ibunya yesa yg segampang itu mengusir anakny yg br ketahuan hamil pdhl ibunya sakit2an dan baru sembuh masa sdh lsg jd ibu yg arogan.....iedua tetangga hanin br kenal sm yesa tp sdh main usir sj hany karna gak mau kalah cantik.....laaah anehnya lg si yesa secepat kilat pergi begitu sj sewaktu di usir sm org2 itu 😌
Yeni Fitriani
kebiasaan banget demi seorang ibu kakak laki2 menjual adik perempuan nya... memang tdk ada jln lain ya yg lebih gampang utk dpt duit besar dlm sekali jalan selain menjual keperawanan.
Eemlaspanohan Ohan
dasar
Eemlaspanohan Ohan
🤣🤣
Eemlaspanohan Ohan
anak mu bang
Eemlaspanohan Ohan
mampir thor
Alaric Zikri
Luar biasa
Zhafirafira 225
ending kurang pas
Vien Habib
Luar biasa
Wayan Sucani
Ingin berkorban buat Ibu... tp.. apa dayaku
Dwi Nur
Luar biasa
Lala Al Fadholi
hadeuh rada nyesel baca KLO endingnya kaya gini mah
Rismawati Damhoeri
kenapa mbak Mae harus panggil nyonya sih?, nggak cocok..
Ginawati Desi
asiiiaap
Dewi Dama
malas baca nya lagiii...ter lalu ber belit2...
sweetpurple
Luar biasa
Dewi Dama
banyak salah ketik nya...
Dewi Dama
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!