Kinara Aulia. Seorang gadis pilihan keluarga Dirgantara, yang akan menjadi istri Kenan, laki-laki tampan, sukses, yang mempunyai segalanya, namun nahasnya. Ia mengalami kecelakaan saat akan menikah dengan wanita pujaannya.
Setelah mengalami kecelakaan, sang wanita yang ia cintai malah meninggalkan dirinya, karena tidak mau mempunyai suami cacat.
Kenan merasa terpuruk, tidak percaya diri. Sampai dimana keluarganya mencarikan istri untuk dirinya.
"Jaga batasan, kamu cuman istri kontrak pilihan keluargaku!" bentak Kenan.
"Aku juga tidak tertarik denganmu, jangan terlalu percaya diri," jawab Kinara Ketus.
•••
Lalu bagaimana kisah mereka? Setelah melewati banyak hal dalam kehidupan mereka?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukacoretan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berlatih berjalan dengan istri
Kinara terburu-buru pulang ke mansion, ia takut kena marah suaminya
Saat ia sampai ke mansion, Kenan sudah menunggu di depan pintu.
"Saya menyuruhmu pulang ke mansion itu pagi hari, bukan siang," ucap Kenan.
"Maaf, tapi aku tadi mengurus adikku dulu," jawab Kinara.
"Gara-gara kamu telat datang, saya jadi telat latihan berjalan," ucap Kenan.
"Kenapa harus denganku, kan ada dokter pribadimu," ujar Kinara.
"Kau sudah seharusnya bertugas menjagaku, selain istriku, kau juga menjagaku," kata Kenan.
"Tapi kenapa? Itu tidak ada di dalam surat perjanjian," ucap Kinara.
"Sekali saja, kamu tidak melawan saya, Kinara!" ucap Kenan.
Kinara menghela napas, mau tidak mau, ia harus melakukan keinginan Kenan.
"Baiklah, ayo sekarang kita ke tempat biasa kau berlatih berjalan," ajak Kinara, kesal.
Kenan tersenyum sumringah.
Kemudian Kinara mendorong kursi roda Kenan ketempat biasa ia berlatih berjalan.
"Ayo berdiri," kata Kinara.
"Mau ngapain?" tanya Kenan, tak sadar dengan ucapannya.
"Latihan berenang," jawab Kinara.
"Ya, berlatih berjalan tuan Kenan!" kesal Kinara.
"Ya, maaf," kata Kenan.
"Bodoh apa bagaimana sih, perasaan kakinya yang cedera, bukan otaknya," lirih Kinara, namun suaranya masih terdengar nyaring di telinga Kenan.
"Telinga saya masih normal, saya bisa mendengar suaramu!" ucap Kenan, menatap sinis.
"Bagaimana dengan otakmu, apa masih normal?" ujar Kinara.
"Beraninya kau..." ucap Kenan terpotong.
"Sudah, jangan banyak bicara, ayo kita belajar berjalan, kerjaanku banyak. Bukan cuman mengurus dirimu," kata Kinara.
"Gak ada sopan-sopannya sama suami," gerutu Kenan.
"Ajarkan dong, istri itu peniru suami. Bagaimana mau sopan, anda saja tidak pernah bersikap baik," jawab Kinara.
"Saya bicara dua kata, kamu membalas ribuan kata," ujar Kenan.
"Awas hati-hati, jangan sampai jatuh," ucap Kinara.
"Makanya pegang yang benar, biar saya tidak jatuh," kata Kenan.
"Udah saya pegang, tapi anda terlalu berat," ujar Kinara.
Kinara kesusahan mengajarkan Kenan berjalan, karena Kenan tinggi.
"Bruk"
Keduanya jatuh, Kinara berada diatas Kenan, mata keduanya bertemu.
"Sebenarnya dia tampan sekali, cuman arogan," gumam Kinara.
Jantung Kinara berdegup kencang.
"Di lihat-lihat, dia cantik juga, tapi cerewetnya, ampun," gumam Kenan.
"Sorry, aku tidak melihat apa-apa," cetus Alex, yang tiba-tiba berada di tepat latihan Kenan.
Kinara langsung berdiri, saat mendengar suara Alex.
"Makanya sudah aku bilang, hati-hati," kata Kinara kesal.
"Seharusnya kamu yang berhati-hati, kan kamu yang mengajarkan saya, berjalan. Bagaimana sih," kata Kenan.
"Ayo bangun, jangan manja!" titah Kinara.
Kinara membantu Kenan berdiri, lalu Kinara membantu Kenan agar bisa duduk.
"Kenapa berhenti, ayo berjalan lagi," kata Kenan.
"Gak liat, ada dia," ucap Kinara.
"Menganggu saja," gerutu Kenan.
"Maaf tuan, saya menganggu waktu anda," ucap Alex.
"Memang sangat menganggu!" jawab Kenan kesal.
"Ada apa, kenapa kau kesini?" tanya Kenan.
Lalu Alex membuka laptopnya, dan memberikannya kepada Kenan.
"Keruanganku, sekarang!" titah Kenan.
"Baik," jawab Alex.
"Kamu jangan kemana-mana, jangan keluar mansion kalo tidak bersamaku," kata Kenan.
"Ya!" jawab Kinara.
"Ngapain disana, bantu saya!" titah Kenan.
"Ya'ampun ribet amat," gerutu Kinara.
Dengan perasaan kesal, Kinara mendorong kursi roda Kenan.
"Sudah, kamu pergi!" usir Kenan.
Lalu Kinara meninggalkan ruangan Kenan, karena Kinara tidak berniat berlama-lama dengan suaminya.
"Lex bagaimana bisa, ada orang yang membawa uang perusahaan?" tanya Kenan kesal.
"Maaf, saya lengah tuan, terlalu banyak perusahaan yang saya pegang," ucap Alex, menundukan kepala.
Kenan menghela napas, ia tidak mau menyalahkan asistennya.
"Ini bukan salahmu, Lex. Aku yang meninggalkan perusahaan terlalu lama," kata Kenan.
"Lalu bagaimana rencana kita sekarang?" tanya Alex.
"Kau sudah tau apa yang harus kau lakukan," jawab Kenan.
"Lakukan!"
"Baik, saya akan melakukannya," ujar Alex.
"Dan satu lagi, Lex. Tanyakan dengan Aaron, bagaimana perkembangannya, tentang ia mencari tau keluarga istriku," kata Kenan.
"Baik, akan saya tanyakan lagi," jawab Alex.
Lalu Alex meninggalkan Kenan, ia akan melancarkan aksinya, memberikan hukuman kepada orang-orang yang sudah membawa uang perusahaan.
Kenan kembali ke kamarnya, saat ia membuka pintu kamar, terlihat Kinara sedang mengganti baju.
"Aaaaaaaaaa."
Teriak Kinara, ia kaget dengan kedatangan Kenan yang tiba-tiba.
"Berisik," ucap Kenan.
"Kalo masuk kamar, minimal ketuk dulu, atau apa kek," kata Kinara, ia memakaikan bajunya lagi.
"Loh, kenapa kamu tidak mengunci kamarnya," kata Kenan.
"Tetap saja, kau tidak sopan!" ucap Kinara kesal.
"Jangan lupakan, ini kamar saya!" jawab Kenan.
Kinara kesal dengan Kenan.
"Tenang saja, aku tidak tertarik dengan tubuhmu yang serba kecil itu," ucap Kenan.
"Kecil katamu!" kesal Kinara.
"Memangnya kau melihatnya?" tanya Kinara.
"Tidak sih, tapi kelihatannya memang kecil," jawab Kenan.
"Awas ya! Jangan sampai kau ketagihan kalo melihat tubuhku!" kesal Kinara.
"Tidak akan!" jawab Kenan.
Karena Kinara kesal, ia langsung keluar dari kamarnya, tanpa mengganti bajunya.
"Kurang ajar dia!" kesal Kinara.
"Kinara!" teriak Kenan.
"Kenapa dia mengikuti aku," gumam Kinara, ia tak menghiraukan teriakan Kenan, yang memanggil namanya.
"Tunggu dulu!" kata Kenan.
Dengan perasaan kesal, Kinara berhenti melangkahkan kakinya.
"Ada apa, kenapa mengikuti aku!" ucap Kinara Kesal.
"Kita berlatih lagi," ujar Kenan.
"Besok sajalah," kata Kinara.
"Berani menolak saya?" ucap Kenan, menatap kejam kearah Kinara.
"Rasanya ingin sekali teriak, aku kesal sekali dengan dia," gumam Kinara.
"Kenapa bengong, ayo cepat!" titah Kenan.
"Oke!" jawab Kinara pasrah.
Dengan terpaksa, dan perasaan kesal. Kinara membawa Kenan ke tempat tadi.
"Kalian mau kemana?" tanya Amira.
"Ini mom, katanya mau belajar berjalan," jawab Kinara.
"Sejak kapan, kamu semangat berjalan lagi?" tanya Amira, karena anaknya itu tidak mau terapi berjalan.
"Sejak aku mempunya istri mom, aku mau jadi suami yang sempurna buat istriku," jawab Kenan tersenyum, ia memegang tangan Kinara.
"Wah, kemajuan yang sangat baik," kata Amira, tersenyum senang.
"Ini orang sakit jiwa atau apa sih, jangan-jangan pas kecelakaan, bukan hanya cedera kaki, tapi otaknya juga kena," gumam Kinara.
"Yasudah, mommy ada meeting dulu, ya. Kalian baik-baik di mansion," ucap Amira.
"Iya mom," jawab Kinara.
"Buatkan mommy cucu, yang banyak," kata Amira.
Kinara hanya tersenyum.
"Kenapa wajamu masam sekali," kata Kenan.
"Ngeri aja, mendengar kata cucu," jawab Kinara.
"Memangnya kamu tidak mau mempunyai anak dengan saya?" tanya Kenan.
"Tidak perlu ditanyakan lagi, sudah pasti jawabannya tidak mau!" jawab Kinara.
"Di saat banyaknya wanita di luar sana, ingin sekali mempunyai anak dariku, kamu menolak mentah-mentah," ujar Kenan menggelengkan kepala.
"Yasudah, hamilin saja mereka, dan lahirkan anak dari mereka, yang ingin mempunyai anak dari spermamu," jawab Kinara.
"Berani sekali dia mengatakan hal itu," gumam Kenan.
***
