Hidup Bintang seketika hancur setelah sahabatnya mengambil kekasih hatinya dan dihari yang sama ia juga harus kehilangan kehormatannya oleh orang yang tidak dikenal karena mabuk.
Apakah Bintang akan selamanya memendam rasa benci dan dendam jika akhirnya ia harus menjadi bagian dari keluarga sahabatnya itu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon requeen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Badai datang silih berganti
Dua bulan kemudian
Diusia kehamilan yang ke lima Dina mendengar jika Bintang dikeluarkan dari sekolah karena hamil.
Berita kehamilan Bintang langsung menjadi trending topik di grup wa sekolah. Mereka membicarakan tentang sepasang sahabat yang bernasib sama yaitu dikeluarkan dari sekolah karena hamil.
Hampir semua teman-teman sekolah Bintang dan Dina memberi komentar nyinyir kepada sepasang mantan sahabat itu.
Dina sempat tidak percaya ketika mendengar kabar Bintang dikeluarkan dari sekolah karena hamil dari salah satu teman Dina yang masih sering berkomunikasi dengannya.
Dina sangat tau bagaimana keseharian Bintang, dan selama menjadi sahabat Bintang hanya Leon saja satu-satunya pria yang dekat dengan Bintang.
Seribu satu prasangka langsung memenuhi kepala Dina. Mungkinkah selain dengan dirinya Leon juga melakukannya dengan Bintang ?
Dina berusaha menanyai Leon dengan sehalus mungkin, namun malah berakhir dengan sebuah pertengkaran.
"Aku tidak mungkin merusak orang yang sangat aku cintai " ucap Leon.
Leon bermaksud menjelaskan jika bukan dirinya yang menghamili Bintang, namun ucapan Leon tersebut malah membuat Dina tersinggung.
"Ya kamu benar..kamu tidak mungkin merusak Bintang karena kamu sangat mencintai dia. Kamu merusak aku karena kamu tidak cinta sama aku " ucap Dina emosi.
"Maksud aku bukan begitu Na.." Leon tampak kebingungan, Leon tampak menyesal karena tidak sengaja telah menyinggung perasaan Dina.
"Setelah bayi ini lahir sebaiknya kita berpisah saja, aku bisa mengurus bayi ku sendiri dan kamu bisa kembali kepada Bintang " Dina tidak dapat menyembunyikan kemarahannya kepada Leon.
"Jangan berpikir yang aneh -aneh .. kita akan membesarkan anak kita bersama-sama" pungkas Leon.
"Aku tidak mau menghabiskan waktu dengan orang yang tidak mencintai aku " ucap Dina ketus.
"Mungkin saat ini belum, tapi aku sedang berusaha. Tolong beri aku waktu " pinta Leon.
Mendengar permintaan Leon hati Dina pun sedikit luruh. "Baiklah, aku akan menunggu " ujar Dina sambil mengusap matanya yang basah.
Baru saja pertengkaran mereka usai, Leon dibuat kacau ketika bu Dewi menelponnya dan meminta Leon untuk datang ke panti asuhan.
"Pergilah..temui Bu Dewi dan katakan yang sejujurnya. Moga-moga saja mereka percaya sama kamu " ucap Dina ketika Leon memberitahu jika Bu Dewi menyuruhnya untuk datang ke Panti Asuhan.
"Bagaimana dengan kamu sendiri Na ? apakah kamu percaya sama aku ?" tanya Leon ketika ia bersiap-siap akan pergi.
"Aku tidak tau " jawab Dina sambil menggedikan bahunya.
Leon tau jika itu artinya Dina pun belum percaya sepenuhnya padanya, dan Leon tidak bisa memaksanya.
Setibanya di Panti Asuhan tempat tinggal Bintang, Leon kembali mendapat pertanyaan yang sama dari Bu Dewi. Apakah selain dengan Dina ia melakukannya dengan Bintang ? dan jawaban Leon tentu saja tidak !
"Kalau ibu tidak percaya tanyakan saja pada Bintang " saran Leon.
Jika bukan Leon yang menghamili Bintang lalu siapa ? selama ini hanya Leon satu-satunya pria yang dekat dengan Bintang jadi wajar jika Bu Dewi mencurigai Leon yang sudah menghamili Bintang.
Bu Dewi tampak sangat terpuruk, ia tidak tau apa yang sudah terjadi pada anak asuhnya itu tanpa sepengetahuannya.
"Bu..aku bersumpah tidak pernah melakukannya dengan Bintang. Ijinkan aku bicara sama Bintang !" pinta Leon memohon.
"Bintang tidak ada nak Leon, dia sudah pergi " jawab Bu Dewi.
"Pergi ?... maksudnya ?" tanya Leon.
"Bintang pergi " jawab Bu Dewi dengan wajah yang muram.
"Ibu menemukan ini di kamar Bintang" Bu Dewi memperlihatkan sepucuk surat dari Bintang untuknya yang berisi permintaan maaf dan pamit untuk pergi dari panti Asuhan.
Leon membeku sambil menatap nanar kertas di tangannya. Ia tidak tau harus berkata apa. Kehamilan dan kepergian gadis yang sangat ia cintai itu sangat memukul perasaannya.
Leon merasa turut andil dalam kemalangan yang menimpa Bintang karena sebelum ia memiliki skandal dengan Dina, Bintang sangat baik-baik saja. Dia gadis remaja yang cantik dan ceria dengan mimpi yang setinggi langit.
Bagi Leon Bintang sangat bersinar seperti namanya. Namun kini cahaya Bintang itu perlahan redup dan menghilang di gelapnya malam.
Bintang bercita-cita ingin menjadi dokter sama seperti Leon. Dan Leon berjanji jika ia sudah menjadi dokter yang sukses ia akan membiayai sekolah Bintang sampai menjadi dokter seperti dirinya. Namun semua mimpi mereka sirna seiring kisah cinta mereka yang kandas ditengah jalan.
"Aku akan bantu cari Bintang sampai ketemu " janji Leon.
"Terimakasih nak, ibu tidak tau harus mencari Bintang kemana. Dan ibu tidak mungkin meninggalkan anak-anak di panti untuk mencari Bintang " ucap Bu Dewi sendu.
"Aku mengerti " jawab Leon.
Meskipun bukan Leon yang menghamili Bintang namun ia merasa ikut bertanggung jawab atas kemalangan yang menimpa Bintang.
*
Bintang baru saja menginjakkan kakinya di kota Bandung. Sebenarnya Bintang tidak berniat memilih Bandung sebagai tempatnya bersembunyi, ia hanya mengikuti kemana kakinya melangkah dan kebetulan ada sebuah bis yang kebetulan melintas di depannya dan ia pun langsung naik.
Ketika sudah berada didalam Bis, Bintang sempat berpikir jika Bandung terlalu dekat dari Jakarta namun untuk melakukan perjalanan yang lebih jauh lagi rasanya ia tidak sanggup karena jabang bayi dalam perutnya sudah mulai memperlihatkan eksistensinya. Bintang mulai sering merasa mual dan beberapa kali ia muntah-muntah.
Setibanya di kota Bandung, Bintang mulai mencari rumah kontrakan murah yang akan menjadi tempat tinggalnya.
Bintang akhirnya menemukan sebuah rumah petak dengan harga sewa yang lumayan murah.Bintang menggunakan uang yang ditinggalkan pria biadab itu untuk membayar uang sewa rumah sampai enam bulan kedepan.Untuk menyambung hidup rencananya Bintang akan mencari pekerjaan.
Bintang tidak mungkin menghamburkan uang simpanannya karena Bintang tidak tau bagaimana hidupnya kedepannya.
Bintang juga sempat berniat untuk menggugurkan kandungannya mumpung baru berusia dua bulan, namun niat gila itu ia urungkan karena ia masih memiliki hati nurani dan tentunya takut dosa.
"Jangan rewel ya dek, kita berjuang berdua disini " bisik Bintang sambil mengelus perutnya yang masih rata.
Hari kedua di Bandung, Bintang akhirnya mendapat pekerjaan sebagai pengasuh balita.
Bintang nekad mengambil pekerjaan itu berbekal pengalamannya yang sering membantu Bu Dewi mengurus anak-anak panti.
Bintang beruntung memiliki majikan yang baik dan anak perempuan yang diasuhnya pun sangat manis dan tidak merepotkan.
Setiap pagi Bintang datang sebelum majikannya pergi ke kantor.Tugas Bintang hanya mengurus anak perempuan itu dari pagi sampai sore. Setelah ibunya pulang dari kantor barulah Bintang pulang.
Meskipun uang gaji yang didapat Bintang tidak seberapa namun Bintang bersyukur karena ia tidak perlu mengeluarkan uang untuk biaya makan sehari-hari.
Setiap hari Bintang makan di rumah majikannya, bahkan ketika pulang tidak jarang majikannya juga membekali Bintang makanan. Dengan begitu Bintang bisa menabung uang gajinya untuk biaya sewa rumah dan mempersiapkan untuk melahirkan nanti.