Kamu tau aku sangat mencintai adikmu, tapi kamu pun tau, sangat mustahil untuk aku bisa hidup bersamanya, jika memang kamu juga mencintai aku ,maka bawalah aku pergi dari kehidupan adikmu. Dobrak lah pintu hati ku agar aku bisa mencintaimu melebihi cinta ku untuk nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lusi permata Sari , isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.20
Sementara Amar yang masih berada di persimpangan jalan karena berharap bisa bertemu dengan Lilia tak kunjung mendapatkan hasil, tidak ada tanda-tanda kehadiran Lilia di sana, akhirnya Amar mencoba menelpon Riza, karena terakhir Amar bertemu dengan Lilia, ternyata Riza juga ada di sana.
Amar yang berusaha menelpon Riza berkali kali akhirnya di jawab juga oleh Riza.
"dimana lu ", tanya Amar tanpa basa-basi.
"kenapa emang lu nanyain gw dimana,gak biasanya ", jawab Riza.
"lu bawa kemana Lilia ?", tanya Amar.
"gw gak bawa dia kemana-mana ,gw cuma anterin dia pulang ke kos kosan nya ", jawab Riza berbohong.
"dimana kos kosan nya ?", tanya Amar.
"gw gak di bolehin kasih tau siapapun, terutama lu ", jawab Riza.
"gw calon suaminya dan gw berhak tau dimana Lilia tinggal ", ucap Amar mulai emosi.
"calon suami gak akan membahayakan calon istrinya ", jawab Riza membuat Amar semakin kesal.
"siapa yang membahayakan Lilia,gw biasa kok melakukan itu semua sama Lilia ", ucap Amar berbohong.
Riza pun tiba-tiba kaget dengan yang di ucapkan Amar.
"kenapa lu diem ?kaget ya atau lu cemburu ", ucap Amar yang sudah mulai curiga dengan Riza bahwa kakaknya itu menyimpan rasa untuk Lilia.
"kalo emang udah biasa kenapa Lilia sebegitu nya menolak lu ?oh iya gw gak cemburu, karena gw gak ada urusan sama lu berdua", jawab Riza agar Amar tak curiga.
"yaaa mungkin karena keadaan gw lagi mabok dan Lilia gak biasa main di dalam mobil ", jawab Amar terus menerus berbohong.
"eemmm its oke itu urusan kalian berdua, urusan gw cuma menolong prempuan yang bener bener merasa dirinya sedang terancam ", ucap Riza mencoba menyudutkan Amar.
"yaudah sekarang lu kasih tau alamatnya Lilia", tanya Amar.
"sorry, Lilia sendiri yang meminta gw buat gak kasih tau siapapun terutama lu ", jawab Riza.
"mau lu apa sih ", ucap Amar semakin emosi.
"mau gw lu fokus di perusahaan dan kenapa lu gak masuk hari ini ", sahut Riza.
"gw udah gak peduli sama kerjaan, terserah lu mau mecat gw detik ini juga ", jawab Amar.
"gw TUNGGU LU DI RUMAH ", lanjut Amar dan langsung memutus telepon nya.
Amar pun langsung bergegas pergi dan segera menuju ke rumah nya , berharap agar sore nanti bisa bertemu dengan Riza .
Sementara Riza yang sedang di dalam kamar langsung kepikiran dengan ucapan Amar barusan .
"apa iya Lilia sudah melakukan itu semua bersama Amar ?", ucap Riza bertanya kepada dirinya sendiri.
"tapi emang masuk akal si , mereka kan udah 3 tahun pacaran dan gak mungkin gak ngapa-ngapain, pantes aja Lilia sangat sulit melupakan Amar dan sampai saat ini belum mau menceritakan semua rahasia nya kepada Amar,apa karena ini salah satunya alasannya", ucap Riza yang mulai berperang dengan pikiran nya sendiri.
Sementara Lilia tidak mengetahui bahwa Amar baru saja menelpon Riza, Karena Lilia sedang fokus di dapur.
Setelah Lilia selesai memasak, Lilia pun beristirahat sebentar di ruang tengah sambil memainkan ponselnya, Lilia mencoba mengecek pekerjaan nya, Lilia baru menyadari bahwa hari ini dia harus memasang iklan untuk dress terbaru nya.Lilia pun mencoba mengambil laptop nya dari dalam tas dan mulai mengerjakan semua pekerjaan nya .
Setelah 30 menit berlalu, Riza pun keluar dari kamar nya dan melihat Lilia yang sedang sibuk di depan laptopnya.
Riza yang memandangi Lilia dari depan pintu kamar nya, semakin merasa kagum dengan kecantikannya.
"yaaa siapapun pasti akan jatuh cinta dengan Lilia,jadi wajar jika Amar sangat mencintai nya ", ucap Riza dalam hati.
Lilia yang menyadari keberadaan Riza dan langsung menyapa nya .
"za kamu gak istirahat ?", tanya Lilia.
"gw gak biasa tidur siang ", jawab Riza.
"yaaa tapi kan kamu abis minum obat ", ucap Lilia sambil terus mengetik di laptopnya.
"yaaa nanti aja malem istirahat nya ", jawab Riza.
"yaudah terserah kamu aja, terus gimana tangan kamu ,apa masih terasa sakit ?", tanya Lilia.
"eemmm masih sedikit linu kalo di gerakin ", jawab Riza.
"Syukurlah, semoga gak sampe seminggu tangan kamu sudah sembuh ", ucap Lilia.
"kalo gw cepet sembuh berarti Lilia bakal cepet balik dong ke kos kosan nya ",kata Riza dalam hati.
Lilia pun tak menghiraukan Riza yang tak menjawab ucapan nya.
"terus kapan lu mau kasih tau semuanya ke Amar ?", tanya Riza yang mengalihkan pembicaraan.
Lilia pun yang awalnya sibuk dengan laptop nya, seketika langsung mengehentikan aktifitas nya .
"emmm aku masih belum tau,mungkin secepatnya ", jawab Lilia.
"Apa lu sudah siap dengan semua konsekuensi nya ?", tanya Riza lagi.
"konsekuensi apa ?", Lilia balik bertanya.
"Yaaa nanti Amar mungkin akan berbeda sikap nya atau mamah gw yang tidak bisa menerima semua kenyataan nya", jawab Riza.
"aku sudah tidak mempedulikan semua nya,mau Amar membenci aku pun ,aku gak masalah,dan kalo soal mamah kamu,yaa itu hak mamah kamu,lagi pula aku juga kan gak jadi menikah sama Amar ."jawab Lilia.
"eemm terus lu mau melupakan semua kenangan lu begitu aja sama Amar dan apa yang semua pernah lu lakuin sama dia ?",tanya Riza yang masih penasaran dengan ucapan Amar di telepon,soal Lilia dan Amar yang sudah melakukan semuanya.
"Yaaa gak mungkin juga lah aku ngelupain semua nya, malah sekarang kan jelas² Amar itu kakak aku ,yanh ada hubungan aku sama dia malah semakin dekat sebenarnya kan".jawab Lilia membuat Riza semakin yakin dengan ucapan Amar .
"Ternyata Lilia gak bisa melupakannya semuanya dengan Amar,apa yang di katakan Amar itu semua nya benar,lalu apa aku bisa mencintai wanita yang jelas² pernah tidur dengan adik ku sendiri", ucap Riza dalam hati.
"Yaudah sekarang kita makan yuk,kamu kan harus minum obat",ajak Lilia membuyarkan lamunan Riza.
Riza pun tak menjawab ajakan Lilia, karena Lilia yang langsung bergegas ke dapur untuk mengambil makan untuk Riza.
Riza masih terus menerus memikirkan ucapan Amar.
"kok hati gw rasanya sakit ya, membayangkan mereka berdua", ucap Riza dalam hati.
Tiba-tiba Lilia pun datang membawakan makanan yang barusan iya masak.
"mau minum dulu atau langsung makan ", Tanya Lilia.
Riza yang tak menjawab langsung mengambil gelas dengan tangan kirinya dan langsung meminum air nya .
Lilia pun bingung dengan sikap Riza karena seperti orang yang sedang marah.
"kamu kenapa, tangan kamu sakit lagi?", tanya Lilia .
"gak ada apa-apa ", jawab Riza singkat.
"yaudah nih makan yang banyak ya, supaya kamu cepet sembuh dan bisa beraktivitas lagi", ucap Lilia sambil menyuapi Riza.
"oh iya, Amar tau gak soal apartemen ini ?", tanya Lilia.
"Tau ,Amar juga tau kalo gw lagi gak mau di ganggu pasti gw ada di sini ", jawab Riza.
"gimana kalo tiba-tiba Amar kesini ", tanya Lilia sedikit panik .
"yaa kenapa gak sekalian aja nanti lu bilang yang sebenernya sama dia kalo seandainya dia kesini", ucap Riza .
"yaa gak di sini juga lah, gimana kalo Amar berpikir yang aneh-aneh soal kita ", jawab Lilia.
"aneh gimana maksudnya ?", tanya Riza memancing Lilia.
"yaaa kita kan cuma berdua di sini dan pasti Amar akan berpikiran yang enggak² sama kita ", ucap Lilia.
"enggak-enggak gimana sih maksudnya ?", tanya Riza sok polos.
"iiih kamu ngeselin banget sih ", jawab Lilia .
"serius gw gak ngerti maksud lu ", ucap Riza.
"yaudah terserah kamu lah ", ucap Lilia pasrah.
"maksudnya ,gw makin gak faham, coba jelasin gw jadi penasaran ", ucap Riza yang terus memancing Lilia.
"Maksudnya kita kan cuma berdua di sini, takut nya nanti Amar berpikir kita tuh melakukan sesuatu", jawab Lilia.
"Sesuatu apa, malah kita kan melakukan apa aja disini, lebih malah dari sesuatu ", jawab Riza yang semakin gemes dengan Lilia.
"iiihhhh kamu kok ngeselin banget sih Riza", ucap Lilia sambil mencubit perut nya.
"auuu sakit", ucap Riza sambil menahan sakit.
"yaa abisnya masa kamu gak ngerti sih,kamu kan udah dewasa ", kata Lilia sambil membelakangi Riza.
"Yaudah mana obat nya,gw mau ngecek kerjaan gw nih ", ucap Riza.
Lilia pun segera bangun dan langsung mengambil obat untuk Riza.
Setelah selesai makan dan minum obat, Lilia langsung ke dapur untuk membereskan semuanya.
Riza pun langsung ke kamar dan segera membuka laptop nya untuk mengecek pekerjaan nya.
Riza sebenarnya tidak benar² sedang bekerja, justru dirinya malah terus membayangi Lilia.
"Mungkinkah begini rasanya berumah tangga, semua nya ada yang mengurus, bahkan makan pun di suapi, baru begini aja rasanya udah indah banget yaa, apalagi kalo sampe beneran berumah tangga yaaaa, udah pasti tiap malem gak akan gw biarkan Lilia minta ampun dan gw pastikan rambutnya setiap hari selalu basah ,hahaha", tiba-tiba Riza pun tersenyum tanpa sebab, karena membayangkan semua nya terjadi.
Tapi tiba-tiba di ingatkan lagi dengan ucapan Amar, membuat lamunan nya menjadi berantakan.
"lagian gw ngapain siih mikirin Lilia terus..sadar Riza.Lilia juga gak bakal mau sama lu , karna jelas² lu itu kakaknya Amar", ucap Riza sambil mengacak-acak rambutnya.