Sequel dari novel Pesona Ayah Mertua.
Terpaksa menikah dengan Uncle Dom yang super dingin datar, membuat Emily merasa seperti tokoh protagonis wanita yang ada di dalam novel yang berperan menjadi istri yang tidak di inginkan oleh suaminya sendiri.
Penasaran dengan kisahnya? Jangan lupa subscribe agar kalian tidak ketinggalan pemberitahuan update Novel ini.
Follow IG emak @Thalinda Lena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ikatan Batin
BUGH
BUGH
Dante menghajar Dom dengan segala kemampuannya. “Kamu benar-benar pria bajingan!” umpat Dante yang kini sudah puas membuat Dom babak belur.
“Aku salah menilaimu selama ini! Apakah ini balasan dari segala kebaikan yang sudah aku berikan kepadamu?!” bentak Dante dengan kuat, menatap Dom yang tidak berdaya di atas lantai yang dingin itu.
“Iya, aku pria yang buruk untuk putrimu. Aku tidak bisa menjaganya seperti yang kamu harapkan,” ucap Dom sambil berusaha untuk beranjak sambil memegangi sudut bibirnya yang pecah.
“Mulai sekarang kamu di pecat!” ucap Dante dengan tegas dan mutlak. Kedua matanya memerah, memancarkan api amarah yang luar biasa.
“Oke,” jawab Dom sambil menganggukkan kepalanya pelan. Dalam hati, ia merasa kecewa dengan keputusan Dante.
Hanya karena dirinya melakukan tugasnya sebagai seorang suami. Dante menjadi semarah itu, seharusnya dari awal dirinya tidak menyetujui kesepakatan yang di ajukan Dante kepadanya. Dom menyesali hal itu.
Lalu di sini siapa yang wajib di salahkan?
“Terima kasih atas kebaikanmu selama 18 tahun ini,” ucap Dom kepada Dante. Ia berusaha berdiri tegak, kemudian berjalan tertatih keluar dari ruangan tersebut.
Dante diam dan tidak menjawab ucapan Dom. Ia menghela nafas kasar, seraya menyugar rambutnya ke belakang.
*
*
*
“Perasaanku tidak enak sejak tadi,” ucap Emily sambil memegangi dadanya yang berdebar tidak karuan. Emily yang sedang membaca majalah sambil merebahkan diri di sofa pun mendudukkan dirinya.
“Uncle,” gumam Emily, entah kenapa dirinya tiba-tiba mengingat Dom.
“Untuk apa aku mengingat dirinya!” Emily kembali merebahkan dirinya lagi di atas sofa, berusaha mengalihkan pikirannya yang hanya tertuju kepada Dom, akan tetapi dirinya tidak bisa.
Kemudian Emily beranjak dari duduknya, dan keluar dari kamarnya, lalu mencari Aslan—keponakannya.
“Aslan, bisakah kamu mengantarkan aku ke perusahaan Daddy?” tanya Emily kepada Aslan yang sedang berada di halaman mansion—bermain bola dengan para bodyguard.
“Untuk apa?” tanya Aslan yang sedang melakukan juggling.
“Tidak tahu, aku rasanya ingin ke sana,” jawab Emily bingung.
“Kamu ini aneh! Ayo!” jawab Aslan sambil menendangkan bolanya ke arah para bodyguard. Aslan berjalan menuju garasi mansion tersebut untuk mengemudikan mobil ayahnya yang masih terawat rapi di sana.
Emily mengikuti Aslan menuju garasi, lalu naik ke dalam mobil yang akan di kemudikan Aslan. “Mobil Papamu, masih sangat bagus,” ucap Emily sambil memperhatikan dalam mobil tersebut.
“Iya, karena setiap hari selalu di rawat oleh para sopir di sini,” jawab Aslan sembari menyalakan mesin mobil tersebut, lalu melajukannya keluar dari area mansion.
Di perjalanan Emily menatap jalanan sekitar. Dan tatapannya berhenti pada mobil Dom yang berlawanan arah dengannya.
“As! Putar balik!” titah Emily.
Aslan menggeleng pelan karena ia bingung dengan permintaan Emily, namun ia juga menuruti permintaan gadis tersebut.
“Itu mobil Uncle!” ucap Emily sambil menunjuk mobil mewah yang di naiki oleh Dom. “Aku merasa ada sesuatu menimpanya,” jelas Emily kepada Aslan.
“Ikatan batin suami istri? Aku tidak yakin jika ini terjadi dalam kehidupan nyata,” ucap Aslan.
“Ikatan batin? Apa maksudmu?” tanya Emily tidak mengerti.
“Kamu merasakan apa yang di rasakan oleh Dom,” jawab Aslan, melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh, mengejar mobil Dom.
***
Nggak tahu lagi mau komentar apa, nyesek pokoknya. Serba salah jadi, Dom. 😭🤧