NovelToon NovelToon
The Choice Queen

The Choice Queen

Status: tamat
Genre:Tamat / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Time Travel / Harem / Transmigrasi
Popularitas:854k
Nilai: 4.8
Nama Author: Zhuzhu

Li Fengran tidak pernah menyangka jika setelah mati, dirinya akan pergi ke dunia lain dan menjadi peserta kompetisi pemilihan ratu. Untuk melarikan diri, dia mencoba yang terbaik untuk gagal, namun perbuatannya justru menarik perhatian Raja dan Ratu Donghao dan membuatnya terlempar ke sisi Raja Donghao.
Hidup sebagai pendamping di sisi Raja, Li Fengran berhadapan dengan tiga siluman rubah yang terus mengganggunya dan menghadapi konflik istana serta Empat Wilayah.
Akankah Li Fengran mampu bertahan di istana dan membuang niatnya untuk melarikan diri? Akankah ia mengabaikan kasih sayang Raja dan memilih mengamankan dirinya sendiri?

*Cover by Pinterest

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TCQ 30: Menyembunyikan Niat

Plakk…

Pipi mulus nan putih Shen Lihua memanas seperti terbakar setelah tangan Shen Jinglang menamparnya sampai ia tersungkur ke lantai. Untungnya, dia telah mengusir semua pelayan di Istana Linghua dan membiarkannya bicara berdua dengan adiknya. Hasilnya, bekas telapak tangannya membekas di pipi mulus tersebut.

“Shen Lihua, siapa yang menyuruhmu bicara untukku? Aku tidak memerlukanmu untuk mengatasi masalahku!” Shen Jinglang meluapkan segala kemarahannya. “Gara-gara tindakanmu yang ceroboh itu, aku kehilangan kendali pasukan resmi! Shen Lihua, kamu pasti senang kan melakukannya? Kamu ingin membunuhku, hah?”

Shen Jinglang kembali bertindak kasar. Dia mencengkram dagu Shen Lihua dengan erat seolah-olah ingin mematahkan dan meremukkan tulang rahangnya.

Emosinya sangat besar dan dia bisa membunuhnya jika mau. Tapi kalau dia melakukannya, maka semuanya akan semakin kacau.

Rencananya gagal total dan dia merugi besar. Shen Jinglang masih bisa mengelakk, namun tindakan Shen Lihua di luar prediksinya.

Berkat ‘bantuan’ adiknya itu, Shen Jinglang harus menyerahkan kendali pasukan resmi untuk membebaskan tuduhannya. Setiap kali mengingat kejadian tadi, dia menjadi sangat marah.

“Kakak, aku tidak bermaksud begitu. Kamu tahu betul karakterku. Menyelamatkan nyawamu lebih penting!” Shen Lihua menahan rasa sakit di pipinya dan memohon untuk dilepaskan.

“Justru karena aku memahami karaktermu, aku tahu jelas apa yang kamu inginkan! Kamu muak denganku, bukan? Shen Lihua, kamu harus mengingatnya baik-baik! Aku yang sudah memberimu kehidupan ini, aku juga bisa mengambilnya kapan saja!”

“Te-tentu saja kakak bisa melakukannya. Aku tidak bisa mengelak.”

Tunggu sampai Shen Lihua menjadi Ratu Donghao dan kekuasaan di tangannya, dia akan menguliti Shen Jinglang hidup-hidup dan membuangnya ke kandang babi.

Shen Lihua membencinya, tapi masih membutuhkannya. Hubungan kakak beradik yang beracun seperti ini membuatnya muak.

“Tiga ribu pasukan militer resmiku digunakan untuk menukarkan posisimu. Shen Lihua, anggap saja ini mahar dariku untuk pernikahanmu. Langkah apa yang harus dilakukan selanjutnya, kamu tahu dengan jelas dan lakukan dengan hati-hati! Jika kamu mencoba menjatuhkanku lagi, bukan hanya kamu, tapi seluruh keluarga ibumu tidak akan kulepaskan!”

Wajah Shen Lihua menegang. Shen Jinglang selalu berhasil menemukan kelemahannya dan membuatnya terikat.

Keluarga ibunya ada di tangan Shen Jinglang, dia selalu menggunakannya untuk mengendalikan Shen Lihua. Ambisinya akan posisi paling tinggi sebagai wanita raja, juga rasa bencinya pada Shen Jinglang, membuat Shen Lihua terkadang merasa gila.

“Kakak, aku akan selalu menuruti perintahmu,” ucapnya kemudian.

“Duduk baik-baik di kursi ratu yang kamu inginkan. Taklukkan Raja dan buat dia mengembalikan semua pasukanku,” desis Shen Jinglang. Shen Lihua mengangguk.

Shen Jinglang melepaskan cengkramannya, kemudian pergi.

***

Usai perjamuan, Li Yan tidak langsung pulang ke kediamannya di ibukota. Dia berjalan-jalan di sekitar istana, bertanya-tanya pada pelayan perihal tempat tinggal Pemangku Pedang.

Saat ini, Li Yan hanya ingin tahu bagaimana keadaan putri angkat kesayangannya. Dia malu bertemu dan bicara langsung saat mengingat betapa kejamnya kejahatan yang dilakukan Li Shiyu pada Li Fengran.

“Istana Changsun…”

Li Yan membaca tulisan di atas pintu gerbangnya. Rupanya, putri angkatnya tinggal di sini.

Ia pikir Li Fengran akan ditempatkan di asrama pejabat seperti pejabat khusus lain. Raja memberinya sebuah istana untuk ditinggali. Li Yan senang, ia berbalik namun sebuah suara kemudian menghentikannya.

“Tuan Besar?”

Itu suara Xiang Wan. Xiang Wan segera berlari dan langsung berlutut di depan Li Yan.

“Tuan Besar, sudah lama tidak bertemu! Maafkan aku, aku tidak menjaga Nona dengan baik.”

Xiang Wan berkowtow, Li Yan buru-buru membantunya berdiri. “Gadis bodoh. Kamu melakukannya dengan baik.”

Xiang Wan lantas membawa Li Yan masuk ke dalam istana dan menyeduhkan teh serta menyajikan makanan untuknya. Dia begitu gembira sampai-sampai hampir menangis.

Sudah hampir sebulan waktu berlalu, sepucuk surat pun tidak datang. Ketika melihat tuan besarnya ada di istana, Xiang Wan sangat senang.

“Tuan Besar, Tuan Besar pasti tidak tahu. Gara-gara racun yang diberikan Nona Besar, nona sempat berhenti bernapas setelah muntah darah begitu banyak. Beruntung dia masih bisa selamat dari kematian. Tapi, setelah selamat dari bencana, nona melupakan banyak hal. Dia bahkan melupakanku,” ucap Xiang Wan. Ada kesedihan yang tersembunyi setiap kali dia mengingat momen ketika Li Fengran hampir saja mati.

Li Yan terdiam beberapa saat. Itu menjadi jelas dan masuk akal mengapa Li Fengran tidak menyapa dan memperhatikannya selama perjamuan.

Ia pikir hanya karena tugas, namun ternyata karena putri angkatnya itu kehilangan ingatannya. Bisa jadi dia tahu bahwa Li Yan adalah ayah angkatnya, namun perasaan ayah-anak yang ada di hatinya mungkin terkubur bersama ingatannya.

“Aku ayah yang buruk. Aku bahkan terlambat menyadari kebencian Shiyu terhadap kakaknya. Aku hampir saja membunuh putri berhargaku.”

“Tidak, kamu ayah yang baik. Tuan Besar, nona tidak pernah menyalahkanmu. Rasa syukur kami selalu ada karena Tuan Besar sudah merawat dan memberi kami kehidupan. Hanya saja butuh waktu bagi nona untuk kembali seperti dulu.”

“Tidak kembali juga bagus. Apa Raja baik padanya?”

“Raja sangat baik pada nona. Meski awalnya terdapat kesalahpahaman, namun semuanya sudah berlalu. Raja begitu murah hati dan pemaaf, dia juga sangat memanjakan nona. Xiang Wan yakin, hidup nona tidak akan menderita.”

“Baguslah. Xiang Wan, ingatkan dia untuk tetap berhati-hati. Meski dia pejabat wanita di sisi Raja, tetapi keistimewaan yang diterimanya akan menimbulkan kecemburuan.”

Xiang Wan mengangguk. “Tuan Besar tenang saja. Raja sangat mempedulikan nona. Dia bahkan tidak mempermasalahkan soal nona yang memukul wajahnya sampai berdarah.”

Saat itu, Li Yan tersedak teh.

“Uhuk… Apa kamu bilang? Fengran memukul wajah Raja?”

“Ya. Malam sebelum pemilihan itu nona kembali dari kematian dan keluar, tapi tanpa sengaja memecahkan kolam beku kesayangan Raja. Kami mencoba kabur, tapi jalan terlalu gelap. Kami berjumpa dengan Raja dan nona salah mengenalinya sebagai pengawal, lalu memukul wajahnya dan lari.”

“Bocah tengik itu! Dia masih saja ceroboh dan kasar!”

“Tuan Besar, meskipun nona kehilangan ingatan, temperamennya tidak banyak berubah. Jika dia tidak memukul Raja dan mencoba gagal dalam pemilihan, mana mungkin Raja tertarik dan memilihnya.”

Itu adalah takdir. Setelah ratusan tahun, seorang Pemangku Pedang diangkat kembali dan keberuntungan itu jatuh pada gadis Dongchuan. Li Yan saat itu sampai mengadakan perjamuan tiga hari tiga malam dan membagikan makanan kepada rakyat untuk merayakan pencapaian Li Fengran.

“Xiang Wan, jaga nonamu baik-baik. Kelak, hari yang akan ia lalui mungkin sulit. Dongchuan sudah kuserahkan kembali pada Raja. Jika kalian menemui kesulitan, kirimlah surat atau minta bantuan pada Raja. Aku yakin dia akan membantu kalian.”

“Tuan Besar, kamu tidak ingin menemui nona?”

“Biarkan saja. Aku tidak ingin mengganggu pekerjaannya.”

Xiang Wan tidak rela tuannya pergi secepat ini. Namun, dia juga tidak bisa menahannya lebih lama. Nonanya tampaknya sedang menangani suatu urusan. Xiang Wan hanya bisa menatap sedih saat punggung dari sosok Li Yan perlahan menjauh, mengecil, dan menghilang.

1
Febriani Nazularahmatika
ceritanya seru💖💖💖
Eda Eda
👍
Endang Nurhayati
😂😂😂 keberuntungan yang memihak, cuma tidur dapat burung Phoenix
isgiyarsi isgi
Luar biasa
Vani_27
lahh cewek anehh, terlalu memaksakan diri, karakter pemangku pedang ini kesen nya gmna yahh memaksaa 🤣🤣🤣
segala apk
Luar biasa
Jeffie Firmansyah
terhanyut dalam cerita sehingga membuat kesedihan dalam dada😭
Jeffie Firmansyah
sumpah ngakak abis seruuu Thor 💪
afifah aefa
Luar biasa
Febriani Nazularahmatika
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Noni Diani
Luar biasa
Yanti Suryantini
Biasa
Yanti Suryantini
Buruk
Ayu Dani
berat
Bzaa
semangat terus ya kak
Bzaa
kerennn dan penuh dengan akal..
Bzaa
raja benar-benar kuat, saLuttt
Bzaa
raja bener2 peka dan pengertian 😄
Bzaa
kerennnn
Bzaa
jgn2 tangan raja yg di gigit nya😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!