"Daddy dan mommy menemukan wanita yang cocok untuk menjadi isterimu! Tepati janjimu! Kau akan menikah bila kami menjodohkanmu kan?"
"Baiklah. Dengan siapa?" tanya Xander
"Namanya Audrey Lee, puteri Christoper Lee dan Margareth Lee. Usianya sembilan belas tahun."
Xander langsung membelalakkan matanya, "Sembilan belas?!"
Bab 19
"Xander tidak mungkin marah hanya gara -gara itu semua. Tunggu saja di rumah dan kita abaru tau kenapa dengan Xander. Tapi aku bisa memastikan bahwa seandainya dia benar - benar marah, bukan karena itu" ucap Ellea yakin berusaha setenang mungkin untuk memberikan efek ketenangan pada sang calon kakak iparnya.
Audrey menghembuskan nafasnya, lalu dia menoleh pada Ellea, "Kau yakin?"
Melihat wajah ketakutan Audrey dan tak bisa menyembunyikan tawanya. Ellea tergelak pelan, " Yakin! Sudah jangan memasang tampang mengenaskan begitu. Kakakku tidak sekejam itu"
Audrey mengangguk pelan. Untuk sementara dia akan mempercayai Ellea. Lagipula jika nanti ternyata Xander marah padanya karena masalah belanja, dia akan meminta keringanan dengan mencicil saja semua belanjaan ini. Dia akan mencoba memohon agar Xander mengijinkannya bekerja sampingan untuk mendapatkan uangnya sendiri.
Tak membutuhkan waktu lama, Ellea membelokkan mobilnya ke halaman rumahnya yang besar. Kevin dan Jemima memang memilih tinggal di kediaman milik kakek Kevin dulu, yaitu Ares King. Dan Kevin memilih tetap mempertahankan bentuk bangunan aslinya dan hanya merawatnya saja setelah kakeknya menghembuskan nafas terakhirnya.
Mansion itu sangat besar dan luas, daseperti pertama kali untuk Audrey menginjakkan kakinya di mansion milik keluarga Bastian, sehingga dia sedikit terpukau. Keluarga Lee memang tergolong keluarga kaya, tapi kediamannya masih hanya dikatakan mewah begitu saja. Tapi kediaman Bastian ini bukan hanya mewah tapi juga luas sekali. Bangunannya tidak hanya satu melainkan ada banyak seperti rumah - rumah kecil di sekitar rumah utama.
Ellea menghentikan mobilnya tepat di depan teras rumah utama, dan seorang pria sudah langsung membukakan pintu untuk Ellea.
"Ayo turun kakak ipar" ucap Ellea sebelum dia turun
Audrey mengangguk dan turut membuka pintu mobil di sampingnya. Dia turun dan langsung hendak membuka pintu belakang dan mengambil barang bawaanya, tapi Ellea mencegahnya. Dia sudah meminta pria yang tadi membukakan pintu untuknya itu untuk membawa seluruh belanjaan mereka ke dalam rumah.
Setelah itu Ellea menggandeng tangan Audrey dan membawanya masuk ke dalam rumah. Audrey semakin menganga ketika melihat suasana di dalam rumah mewah itu. Bagaimana tidak, bangunan di dalamnya bak sebuah istana. Sepertinya calon mertuanya menyukai konsep kerajaan, sehingga seluruh desainnya semereka sebuah istana.
"Selamat datang nona Ellea" sapa seorang wanita paruh baya
Ellea tersenyum, "Terima kasih bibi. Bibi, ini adalah calon isteri Xander. Dan mulai sekarang dia akan tinggal disini. Tolong siapkan kamarnya"
Wanita paruh baya itu tersenyum dan membungkuk pada Audrey, "Perkenalkan saya Maiden, kepala pelayan disini nona. Dan untuk kamar, saya sudah menyiapkannya. Tuan muda sudah menelpon nona" ucap Maiden pada Ellea dan Audrey
Ellea langsung tersenyum cerah mendengar itu. Kakaknya sendiri yang menghubungi kepala pelayan, artinya memang kakaknya memperhatikan Audrey. Awal yang bagus bukan? Xander benar - benar serius menanggapi pernikahan ini.
Ellea langsung mengangguk puas, "Bagus, dimana kamarnya bibi?"
"Di dekat kamar anda dan tuan muda, nona" ucap Maiden
Ellea mengangguk, lalu dia menggandeng tangan Audrey, "Ayo kita ke atas. Bibi, tolong semua belanjaan kakak ipar masukkan ke kamar kakak ipar!" ucap Ellea sambil menarik tangan Audrey naik ke lantai dua kediaman mlemari menggunakan lift.
Audrey sungguh tak menyangka jika calon suaminya sekaya ini. Apakah ini sebabnya Angeline Lee berusaha membatalkan perjodohan Audrey dengan Xander dan meminta dirinya yang menikah dengan Xander. Ternyata King Xander memang sekaya ini.
Ellea membuka pintu kamar dan tersenyum, " Kamarmu! Tepat di depanmu ini kamarku, dan di sampingmu adalah kamar Xander." ucap Ellea
Audrey mengangguk, "Tapi Ellea, aku tidak memiliki persiapan apapun. Xander dengan mendadak menyuruhku tidak pulang ke rumahku, lalu aku tidak membawa apapun. Aku perlu membeli pakaian dan lain - lain" ucapnya
Ellea menaikkan alisnya. Dia lalu masuk ke dalam kamar itu dan langsung menuju ke lemari besar yang ada di sana. Ellea membuka lemari besar itu dan bibirnya langsung tersenyum. Ellea menoleh menatap Audrey yang masih berdiri mematung di pintu.
"Lihat! Dia sudah menyiapkan semuanya!" ucap Ellea bersemangat
Audrey mengerutkan keningnya dan membawa langkahnya mendekati Ellea dan melongokkan kepalanya melihat isi di dalam lemari itu. Matanya membulat lucu melihat lemari itu sudah terisi penuh dengan pakaian.
"Milik siapa seluruh pakaian itu?" tanya Audrey
Belum sempat Ellea menjawab, ketukan di pintu terdengar. Pengawal tadi masuk dan meletakkan semua belanjaan milik Audrey. Setelah meletakkan semua belanjaan itu, pengawal langsung keluar dari kamar itu.
"Pakaianmu lah! Pakaian milik siapa lagi memangnya!" jawab Ellea
Melihat wajah bingung Audrey, Ellea mengambil satu gaun dari dalam lemari dan menempelkannya pada Audrey. Dan memang sepertinya itu adalah ukurannya.
"Maksudku bagaimana bisa semua baju ini menggunakan ukuranku dan sudah berada disini? Padahal kan Xander baru saja memerintahkanku untuk pulang kemari?" tanya Audrey polos
Ellea terkekeh pelan, "Itulah kakakku! Calon suamimu! Jadi dia tidak mungkin marah hanya karena pakaian secuprit yang kau beli tadi! Sudah aku tinggal dulu, beristirahatlah. Pelayan akan memanggilmu saat tiba waktunya makan malam."
ucap Ellea
Sepeninggalan Ellea, Audrey menatap sekelilingnya. Kamar ini sangat mewah, bahkan kamar Angeline Lee saja di kediaman Lee tak ada apa - apanya dibanding kamar ini. Padahal Audrey yakin bahwa kamar ini bukan termasuk kamar utama. Pasti kamar milik Ellea dan Xander jauh lebih mewah dan luar biasa.
Audrey berlari mengelilingi kamarnya dengan perasaan gembira. Dia bahkan mengambil beberapa pakaian yang ada di dalam lemari dan menempelkannya di tubuhnya. Semua pakaian itu adalah pakaian dengan merk mahal. Bahkan tak sedikit yang memang karya seorang desainer khusus.
Audrey berlari masuk ke kamar mandinya dan melihat betapa mewahnya kamar mandi itu. Bahkan ada bath up di kamar mandinya. Audrey langsung melepaskan pakaiannya dan mengisi bathup itu dengan air hangat dan mencampurkan essensial oil dan sabun ke dalamnya.
Setelah itu dia langsung masuk ke dalam bathup dan berendam di dalamnya. Ah ini adalah pertama kalinya Audrey merasakan berendam di dalam bathup mewah! Sungguh sangat nyaman sekali rasanya. Audrey bahkan sampai ketiduran di bathup itu tanpa sadar
*
*
*
Sementara itu Xander sudah berada di AM Grup bersama dengan ibu dan ayahnya. Ya, setelah mengetahui kebenarannya Xander memang langsung menghubungi ayah dan ibunya untuk membicarakan semuanya. Dan mereka sepakat untuk bertemu di perusahaan saja.
"Jangan menyentuh Angeline, Xan! Kita tidak bisa menunjukkan siapa sebenarnya kita pada mereka!" ucap Jemima lembut
Xander menghembuskan nafasnya panjang, dia tadinya sudah ingin menghabisi kakak tiri Audrey itu karena kemarahannya. Bagaimana seseorang yang bekerja di bidang hukum dan tau jelas tentang hukum justru merencanakan perbuatan keji melanggar hukum.
Demi sebuah perasaan iri, Angeline bahkan rela membayar orang untuk mencelakakan adik tirinya?! Apakah tidak gila?!
"Mommy mu benar son! Lebih baik tidak menarik perhatian" ucap Kevin
"Tapi tentu tak bisa dibiarkan dad! Aku sudah meminta Ellea membawa Audrey tinggal di kediaman kita mulai sekarang" ucap Xander