Bukan Penjual Boneka Biasa

Waktu berjalan cepat, tidak terasa jamuan makan di bawah gemerlap bintang bintang telah selesai.

Malam semakin larut, akhirnya sugi di antar pelayan menuju kamarnya.

"Lumayan bagus..." ucap sugi dengan ekspresi puas. Dia tidak menyangka dia akan mendapatkan kamar yang cukup besar dan rapih.

Dengan cepat sugi merebahkan tubuhnya di kasur yang sangat empuk.

***

Sementara itu di luar villa masih ada surya, Dua tuan muda, kepala keluarga cokrodinoto, wicaksana, dan permadi dan Tentu saja para tuan tua dari ketiga keluarga besar itu. Di sana hanya tidak ada sugi dan cantika.

Ketika surya dan para orang orang dari kepala keluarga besar masih mengobrol.

Sebuah kabut Putih tebal menyelimuti villa ini. Tidak hanya itu, bau kemenyan yang sangat menusuk rongga hidung juga tercium.

Buk!

Buk!

Buk!

Satu persatu para pelayan mulai berjatuhan dan tertidur, karena kebanyakan dari mereka adalah orang orang biasa yang tidak memiliki kesaktian.

Baik surya dan yang lainya langsung menyadari, ini bukanlah hal yang baik ini adalah sebuah serangan mendadak.

Surya berteriak dengan sangat lantang. "Semuanya berkumpul! Ini adalah serangan yang di tunjukan pada kita...!!!"

Dengan cepat para orang orang dari keluarga besar berkumpul di samping tuan surya. Semuanya bergabung menjadi satu bersama tuan tua surya.

"Di mana cantika..?" Tanya surya dengan wajah panik.

"Dia ada di dalam villa, tadi aku melihatnya.." ucap siswoyo.

"Semoga saja mereka tidak menyerang orang orang yang ada di dalam villa.." batin tuan tua surya.

"Ayah ada apa ini..?" Tanya ronald Dengan wajah Panik.

Kepala keluarga permadi menjawab. "Nak tetaplah bersama tuan tua surya. Ada orang yang menyerang kita.."

"Baik ayah.."

Beberapa pelayan yang memiliki sedikit kesaktian, mereka tidak serta tidur begitu saja. Mereka masih bisa bertahan. Mereka menarik tekan mereka yang terjatuh di tanah dan membantu mengevakuasi mereka.

Hadi kepala keluarga permadi bertanya. "Tuan surya, siapa yang menyerang kita..?"

Surya memasang wajah yang sangat serius. "Sepertinya aku sudah tahu, siapa yang berbuat seperti ini..!!"

Surya melanjutkan. "Ayo ikuti aku.., mari kita hentikan bajingan itu, kalau kita ada di sini bisa jadi orang orang biasa yang ada di sini menjadi korbannya...!!!"

Semuanya mengangguk kemudian semua orang baik tuan tua surya dan para anggota keluarga besar melesat ke sebuah arah. Menuju ke arah hutan yang ada di dekat villa ini.

Apa yang tidak di ketahui oleh surya dan rombonganya adalah, ketika dia dan rombonganya itu keluar dari area villa, beberapa orang memandangi mereka dengan sebuah seringai di wajah mereka.

"Hehe! Mereka akhirnya keluar juga.. mari kita laksanakan rencana kita.." ucap salah satu pria muda, dengan pakaian serba hitam.

"Bagus seperti yang telah kita sepakati, guru suparjo yang akan membasmi orang orang yang ada di villa itu sebagai tumbal kesaktiannya. Dan kita yang akan membasmi rombongan surya." Ucap salah satu wanita paruh baya.

Gerombolan orang orang ini, menganggukan kepalanya ketika mendengar kata kata wanita paruh baya ini.

Dengan cepat yang lainya pergi dari tempat ini. Melaksanakan rencana mereka.

***

Beberapa menit kemudian, rombongan surya dan ketiga keluarga besar yang di pimpin oleh surya, sudah berada di kedalaman hutan.

Secara mengejutkan mereka mengahadapi seorang wanita paruh baya yang sedang duduk santai di atas batu besar.

Surya langsung memasang wajah yang sangat serius, ketika melihat wanita paruh baya tersebut.

"Nimas, Aku sudah menduga ini semua adalah ulahmu..!!!" Ucap surya dengan suara sedikit meninggi.

Nimas yang sedang duduk di atas batu tersenyum tipis, memandangi surya yang ada di bawah.

"Surya bukankah ini adalah waktu yang tepat, untuk kita saling membalas dendam.." ucap Nimas dengan ekspresi dingin.

Nimas kemudian bangkit dari duduknya.

Blarrr...!!! Aura nimas langsung meluap luap bagaikan kobaran api.

Mata surya membelalak melihat hal tersebut.

"Apa kau kaget surya? Aku sudah mencapai kekuatan puncakku.." ucap Nimas.

Mata nimas menyipit ke arah surya. "Malam ini.. mari kita tunjukan siapa yang akan mati.. dan siapa yang akan hidup..!"

Surya terlihat sangat serius kali ini, karena dia tahu bagaimana kekuatan Nimas ketika sudah berada di puncaknya.

Ekspresi surya menunjukan kekuatan nimas bukanlah sesuatu yang dapat di remehkan.

Tiba tiba agung langsung maju ke depan. "Ini saatnya aku menunjukan kekuatanku..! Di depan tuan surya.." ucap agung dalam hati.

Ketika melihat hal ini, nimas menyipitkan matanya. "Bocah kencing belum lurus, mau melawanku? Mundur saja kamu.." ucap nimas.

Agung menyeriangai. "Dasar wanita murahan, beraninya Kamu menghinaku di depan tuan tua surya..! Akan aku tunjukan kesaktianku padamu mati ka--"

Namun sayang sebelum agung menyelesaikan kata katanya. Sebuah tapak tangan yang mengandung kobaran api dengan cepat menampar agung.

Plak!

Agung langsung tersingkir kesamping dengan sekali serang. bahkan luka bakar yang membentuk telapak tangan, terlihat di pipi agung.

Semua orang di tempat itu menelan ludahnya dengan ngeri. Entah bagaimana nasib mereka sekarang.

Surya kemudian maju dengan ekspresi tegas. "Hentikan menyakiti semua orang..!!!" Teriak surya.

"Yang lainya segera kembali ke villa evakuasi para orang orang yang ada di sana..!!!" Tambah surya.

Mendengar hal tersebut nimas tiba tiba tertawa lebar. "Hahahaha!.."

Baik surya dan yang lainya memandangi langsung memandangi nimas dengan tatapan penuh tanya.

"Kalian harus tahu.., saat ini guru suparjo sedang dalam perjalanan ke arah villa itu mereka semua akan menjadi tumbal untuk kesaktian guru suparjo..!!"

Surya langsung menegang ketika mendengar ucapan nimas. Guru suparjo adalah seorang pendekar yang sangat sakti mandra guna.

Jangan tanyakan kesaktiannya ibarat kata kesaktian guru suparjo adalah kalintang jayaning perang, bersinar bagaikan bintang di dalam peperangan. Karena tidak ada yang bisa mengalahkan dia di dalam peperangan.

Ilmu rawa rontek, ajian waringin sungsang, ngambah dirgantoro, ilmu ngambles bumi, ajian salifi angin. Semuanya sudah di kuasai oleh guru suparjo.

"Cepat semuanya kembali, sebelum guru suparjo datang ke villa..!!!" teriak tuan surya.

Para orang orang dari keluarga besar langsung berbalik dan mencoba pergi, tetapi sebuah tawa kembali terdengar dari segala penjuru arah.

"Hehe, mari kita habisi mereka semua nimas.." ucap pria dengan pakaian serba hitam kepada surya dan yang lainya.

Baik surya dan yang lainya langsung menggertakan giginya ketika melihat pria itu yang tidak lain tidak bukan adalah don. Seorang pria sakti sekaligus buronan yang sangat terkenal. Banyak keluarga besar dan kelompok besar yang ingin merekrut don ini.

Jelas kesempatan menang dalam pertarungan ini sangat kecil, ketika nimas dan don bersatu dan membunuh mereka. Jantung orang orang di situ berdebar 2 kali lebih cepat.