Anya terpaksa harus menjadi istri kedua seorang pengusaha kaya raya yang bernama Axello Richandra atas permintaan istrinya, Hellencia yang tidak bisa memiliki anak, alias mandul.
Demi mendapatkan uang biaya perawatan ayahnya yang masih koma di ruang ICU dan menebus kesalahannya yang meraup banyak kerugian, Anya pun menjalankan perannya sebagai istri muda Axello yang selalu acuh dan bersikap dingin terhadapnya.
Bisakah Anya memenuhi permintaan Hellencia untuk mengandung anak dari Axello dengan sikap Axello yang sangat dingin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AdindaRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tempat Baru
Anya dan Axel kini sudah tiba di Restoran. Kedatangan Anya bersama bosnya sudah tidak lagi membuat gempar seperti hari pertama mereka datang bersama. Hal ini membuat Anya berjalan santai menuju ke dapur utama, tempat dimana ia bekerja.
Sayangnya, saat kakinya hendak melangkah masuk ke dalam, Kepala Manajer Chef langsung menghadangnya.
“Maaf Chef Anya, sekarang tempatmu tidak lagi di sini!” tukasnya membuat Anya mengernyitkan dahi.
“Hah?! Maksudnya apa ya?”
“Karena kesalahanmu membakar dapur, Tuan Axello memintamu memasak di dapur yang ada di gedung kantor yang ada di belakang!” jelas Kepala Chef.
Lagi-lagi Anya mengernyitkan dahinya. Seingatnya, di kantor belakang sama sekali tidak ada dapur. Bangunan yang seluas seratus meter persegi dengan tiga lantai itu didesain hanya untuk kenyamanan pemilik Restoran dalam bekerja.
Lantai yang paling bawah, digunakan untuk menerima tamu, lantai duanya digunakan untuk ruang kerja Tuan Axello yang dibuat senyaman mungkin, dan lantai ketiganya adalah roof top yang digunakan untuk mengawasi pegawai yang datang terlambat.
Meski baru sekali masuk ke sana, gambaran Gedung yang ada di belakang restoran sudah terekam di kepala Anya.
“Bukannya di Gedung belakang itu tidak ada dapur ya pak?” tanya Anya memastikan ingatannya.
Pertanyaan Anya kali ini langsung dijawab oleh Tian, asisten Tuan Axel yang datang menjemputnya.
“Memang tadinya tidak ada, Chef Anya! Dapur ini baru saja dibangun sejak seminggu yang lalu khusus untuk Chef Pribadi Tuan Axel!” jawab Tian yang sudah berdiri di belakang Anya.
Mendengar jawaban dari Tian barusan, membuat Anya menelan ludahnya kasar. ‘Semua gerak gerikku sudah dalam pengawasan Pak Axel dan Miss Hellen. mana mungkin aku bisa kabur lagi?’ gumam Anya dalam hati.
Satu minggu datang bulan, ditambah dengan meninggalnya papa kandung Anya sudah cukup untuknya melarikan diri dari janjinya yang tertulis dalam pernikahan kontrak. Kini sudah saatnya Anya memenuhi janjinya, sebagai istri muda Axel yang nantinya akan melahirkan bayi untuk Pak Axel dan juga Miss Hellen.
Dengan Langkah gontai, Anya pun mengikuti Langkah Tian menuju ke Gedung belakang. Sedung yang dikhususkan untuk ruang kerja Axel ini sering disebut dengan Gedung Berhantu oleh para karyawan Restoran. Karena, siapapun yang sudah masuk ke Gedung tersebut, pasti tidak lama kemudian pasti dikeluarkan dari pekerjaan.
Sedangkan Kepala Chef hanya bisa menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi antara pemilik restoran dengan Anya kali ini.
“Pak Dude! Ada apa? Kok melamun?” tanya Chef Dito sambil menepuk bahunya dari belakang.
“Emm, Gak ada apa-apa sih! Cuma aneh aja gitu!” jawab Pak Dude yang masih memandang ke arah Anya yang mengikuti Langkah Pak Tian.
Chef Dito pun sangat terkejut melihat Chef Anya mengikuti Langkah Tian. Beberapa waktu yang lalu, kebakaran yang direncanakan oleh Miss Hellen sudah diketahui oleh beberapa Chef, termasuk Chef Dude dan juga Chef Dito. Sayangnya, mereka tidak bisa membela Chef Anya sama sekali tentang jebakan ini.
Dan kali ini, Anya terlihat masuk ke Gedung Berhantu. Sudah pasti masalah yang tengah dialami Anya sangat pelik dan jika mereka ikut campur di dalamnya, sudah dipastikan kehidupan dompet mereka pasti akan sekarat karena dikeluarkan dari pekerjaan.
“Udah deh, Pak! Mending kita gak usah ikut-ikutan sama masalah Chef Anya kalo masih butuh uang! Yuk, balik kerja!” ajak Chef Dito.
“Iya juga, sih!” balas Chef Dude yang kembali masuk ke dalam dapur untuk bekerja.
Sedangkan Anya kini memandang takjub saat kakinya melangkah masuk ke dalam dapur cantik yang ada di lantai tiga. Balkon di Gedung Berhantu ini sekarang sudah berubah menjadi dapur yang sangat mewah.
Semua peralatan memasaknya juga sangat komplit dan tentunya sangat berkelas. Anya sangat kagum melihat dapur baru yang nantinya digunakan untuk memasak. Ia pun langsung berkeliling untuk melihat setiap sudutnya dan membuka apa saja yang ada di dalam kulkas empat pintu yang ada di samping pintu.
Mata Anya pun membeliak sempurna melihat isi kulkasnya sangat komplit dengan berbagai bahan makanan dan juga bumbu masakan. Seketika senyumnya pun langsung merekah melihat suasana dapur barunya yang begitu menyenangkan.
Tiba-tiba saat Anya menutup pintu kulkasnya, tampak Axel sudah berdiri di sampingnya dan membuatnya sangat terkejut.
“Eh, Pak Axel!” Anya langsung menundukkan kepalanya memberi hormat. Lucu memang, seharusnya itu tidak perlu ia lakukan karena saat pergi ke kantor saja mereka pergi berdua.
“Apa kau menyukainya?” tanya Pak Axel dengan sangat lembut.
Anya pun langsung menganggukkan kepalanya. “Tentu saja, Pak! Saya sangat menyukai dapur cantik ini!” jawab Anya.
Jawaban Anya kali ini membuat Axel tersenyum sambil memandangi Anya secara intens. “Sayangnya dapur ini tidak secantik dirimu, Anya!” ucap Axel.
“Hah?!” Anya tergagap sambil menelan ludahnya kasar. Terlebih saat tangan Axel mulai mengusap kepalanya dan kini terhenti mengusap rahangnya dengan lembut.
“Apa kau sudah siap untuk mengandung anakku?” tanya Axel kemudian dan mulai mengikis jarak di antara mereka berdua.
Anya benar-benar sudah tidak bisa mengelak lagi. Terlebih saat tangan Axel yang mengusapnya dengan sangat lembut, membuatnya sedikit terlena. Bahkan aroma parfum maskulin Axel juga membuat Anya merasa sedikit berdebar-debar dengan jarak mereka yang sangat dekat.
‘Sepertinya aku memang harus tetap menjalani tugasku sebagai istri kedua bosku!’ gumam Anya dalam hati.
‘Lagi pula, aku tidak akan rugi jika mengandung dan melahirkan bayi untuk Pak Axel. Selain tampan, setidaknya aku memiliki kenangan indah pernah memiliki suami seorang bos besar.’
Anya pun melingkarkan tangannya di leher Axel dan kemudian mendaratkan ciumannya sekilas di bibir Axel.
Cup! Gerakan singkat Anya kali ini membuat Axel mengernyitkan dahinya.
“Apa jawaban yang barusan masih belum jelas, Bang?” tanya Anya yang kemudian mendaratkan kembali bibirnya untuk yang kedua kalinya.
Namun, kali ini Axel langsung menekan tengkuk leher Anya agar ciumannya tidak hanya sedetik saja, melainkan agak lebih lama.
‘Aku sangat merindukanmu, Anya! Sangat teramat merindukanmu!’ batin Axel sambil terus memperdalam ciumannya.
Setelah puas mengabsen bibir istri mudanya, Axel melepaskan ciumannya perlahan dan mengusap bibir Anya dengan lembut.
“Kau harus melakukan tugasmu, pagi ini, Divanya Elea Razil!” ucap Axel yang langsung menggendong tubuh Anya ala koala dan kembali memagutnya.
Kemudian Axel membawa Anya ke kamar yang ada di lantai yang sama dan langsung menidurkan Anya di atas tempat tidurnya. Namun saat Axel hendak kembali memagutnya, Anya langsung menahannya .
“Ada apa, Anya?” tanya Axel sambil mengerutkan dahinya.
“Wait a moment! I will give you something special, honey!” ucap Anya yang langsung berlari menuju ke kamar mandi.
Axel pun hanya mengedikkan bahunya sambil duduk bersandar di headboard menunggu Anya.