NovelToon NovelToon
Biarkan Aku Pergi

Biarkan Aku Pergi

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cerai
Popularitas:278.1k
Nilai: 4.6
Nama Author: Velza

Menjalani kehidupan rumah tangga yang bahagia adalah idaman semua pasangan suami istri. Hal itu juga yang sangat diimpikan oleh Syarifa Hanna.

Menikah dengan pria yang juga mencintainya, Wildan Gustian. Awalnya, pernikahan keduanya berjalan sangat harmonis.

Namun, suatu hari tiba-tiba saja dia mendapat kabar bahwa sang suami yang telah mendampinginya selama dua tahun, kini menikah dengan wanita lain.

Semua harapan dan mimpi indah yang ingin dia rajut, hancur saat itu juga. Mampukah, Hanna menjalani kehidupan barunya dengan berbagi suami?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Velza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30. Kejujuran yang Menyakitkan

Di rumah sakit, Wildan menunggu Novita yang masih terbaring di brankar. Belum ada tanda-tanda sang istri akan siuman, dia pun hanya bisa duduk termenung menatap wajah pucat istrinya.

"Aku akan berusaha melakukan yang terbaik, asalkan kamu sembuh, Nov." Wildan menggenggam tangan Novita sejak tadi tanpa melepasnya sekalipun.

Sejujurnya Wildan bingung memikirkan biaya rumah sakit, tabungannya pun tak akan cukup untuk membayar. Kalau pun hendak meminta bantuan orang tuanya, itu juga nggak mungkin. Karena dia sadar, kedua orang tuanya masih membencinya.

"Mas," panggil Novita dengan suara yang sangat kecil.

"Iya, Nov, aku di sini."

"Aku kenapa?" Novita mengedarkan pandangannya dan menyadari jika dia berada di rumah sakit.

"Kamu tadi nggak sadarkan diri, makanya aku langsung bawa kamu ke rumah sakit. Dokter bilang, sementara kamu di UGD dulu sampai hasil lab keluar," jelas Wildan.

Novita memejamkan mata, mengingat kenapa dia tak sadarkan diri. Saat teringat, dia memandang sang suami dengan mata berkaca-kaca dan air mata seketika membasahi pipi.

"Nov, kamu kenapa? Apa ada yang sakit?" cecar Wildan saat melihat sang istri yang tadi diam kini justru menangis, sedangkan Novita menggelengkan kepalanya.

"Maafin aku, Mas. Maafin aku," ucap Novita sambil sesegukan.

"Minta maaf untuk apa? Aku sudah memaafkan kamu." Wildan cukup bingung melihat kondisi sang istri yang sepertinya tengah memendam sebuah beban berat.

Novita menggeleng dan kembali berkata, "Sebenarnya aku nggak punya penyakit seperti yang dikatakan dokter waktu itu, Mas. Semua laporan kesehatanku itu hanya rekayasa, aku yang memaksa dokter itu untuk memberikan laporan palsu supaya kamu berhenti mengejar Mbak Hanna dan hanya fokus padaku saja."

"M-maksud kamu apa? Kamu berpura-pura sakit parah, agar supaya aku menjauhi Hanna, begitu?"

Wildan mengusap kasar wajahnya, tersirat raut kekecewaan yang begitu dalam di matanya.

"Aku benar-benar minta maaf, Mas. Waktu itu aku dibutakan oleh ego dan hawa nafsu, sekarang aku sadar dan aku menyesali semuanya." Tangisan Novita semakin terdengar menyayat hati, apalagi ketika Wildan hanya diam dan membuang pandangan darinya.

"Aku benar-benar kecewa sama kamu, Nov. Kenapa kamu harus melakukan cara kotor seperti itu? Apa memang aku ini laki-laki yang mudah untuk dibohongi dan ditipu, sampai kamu senekat ini?"

"Aku khilaf, Mas. Aku menyesal," ucap Novita dengan lirih.

Tanpa mengatakan apa pun, Wildan beranjak berdiri dan meninggalkan Novita yang masih tergugu.

"Aku ikhlas, Mas, kalau kamu mau pergi dan meninggalkan aku. Kesalahanku sangat besar dan sulit untuk dimaafkan," gumam Novita.

Di kantin rumah sakit, Wildan menyulut sebatang rokok kemudian meminum segelas kopi panas tanpa gula. Pikirannya sangat lelah, seolah kepala terasa akan pecah menghadapi kenyataan yang membuatnya teramat frustrasi.

"Apa ini hukuman untukku karena sudah menyakiti wanita sebaik kamu, Han? Kenapa masalah selalu menghampiriku secara bertubi-tubi setelah kita berpisah? Doa apa yang kamu minta sampai Tuhan menghukumku seperti ini?" batin Wildan dengan tatapan menerawang mengingat kembali saat dia mengatakan pada Hanna, bahwa dia telah menikah kembali.

Kepingan-kepingan kejadian di masa lalu berputar di kepalanya bagaikan kaset. Terlalu banyak luka yang dia torehkan pada Hanna, terlalu banyak sakit yang dia berikan sampai pada waktunya Hanna menyerah dengan semuanya.

Kebodohan, ego, dan hawa nafsu yang menutupi akal sehatnya, telah mampu memporak porandakan hidupnya dalam sekejap mata.

Keluarga yang dulu begitu mendukung dan menyemangati setiap langkahnya, kini telah menjauh dan membencinya di waktu yang bersamaan.

"Ma, Pa, maafin Wildan. Wildan sudah banyak mengecewakan kalian," gumam Wildan yang tanpa terasa tergugu dalam tangisan.

......................

Di lain tempat, Mama Ginan tiba-tiba saja merasa gelisah. Perasaan tak enak seketika menyelusup di hatinya.

"Ada apa ini? Kenapa jantungku tiba-tiba berdebar nggak seperti biasanya?" gumam Mama Ginan.

"Mama kenapa? Sakit, ya?" tanya Adnan yang baru datang dan duduk di samping mamanya.

"Enggak, Nan. Tiba-tiba aja perasaan mama nggak enak, kayak ada sesuatu yang mengganjal di hati," terang Mama Ginan.

"Emangnya Mama lagi mikirin apa?"

"Mama nggak lagi mikirin apa-apa, biasanya juga nggak kayak gini."

"Apa Mama rindu Kak Wildan?" terka Adnan.

Mama Ginan seketika terdiam dan merasakan gelenyar aneh saat Adnan menyebut nama sang kakak.

"Wildan," gumam Mama Ginan.

"Mungkin karena Mama masih menyimpan sakit hati ke kakak, makanya begini. Coba Mama ngobrol berdua dengan kakak, sampaikan apa yang masih mengganjal di hati Mama," usul Adnan.

"Tapi mama nggak tau tempat tinggal kakakmu sekarang," ucap Mama Ginan.

"Kalau emang Mama punya niat mau ketemu, Adnan bakal anterin. Lagi pula semua sudah terjadi dan berlalu, Mbak Hanna juga sudah bahagia dengan hidupnya yang sekarang. Sebesar apa pun kesalahan kakak, dia tetaplah anak Mama dan papa," tutur Adnan seraya memeluk tubuh sang mama dari samping.

"Iya, besok pagi anterin mama ke rumah kakakmu." Adnan mengangguk dan tersenyum menatap mamanya.

......................

Esok harinya, Wildan masih berada di rumah sakit, tetapi dia tak menemani sang istri melainkan menunggu di kursi tunggu. Rasa kecewa masih mendominasi, sehingga membuatnya enggan bertemu sang istri.

"Pak Wildan," panggil dokter yang menangani Novita kemarin.

"Iya, Dok." Wildan segera berdiri dan menghampiri dokter itu.

"Bisa ikut ke ruangan saya sebentar? Ada yang ingin saya sampaikan perihal hasil lab Ibu Novita," terang dokter.

"Baik, Dok." Wildan pun berjalan mengikuti dokter ke ruangannya.

Setibanya di ruangan dokter, Wildan segera duduk berhadapan dengan dokter.

"Begini, Pak. Menurut hasil lab yang baru keluar tadi, istri Anda positif mengidap kanker otak. Silakan, Anda lihat dan baca sendiri. Di sini tidak ada rekayasa ataupun manipulasi," jelas dokter lalu menyodorkan hasil lab pada Wildan.

Antara percaya atau tidak, Wildan sendiri merasa gamang dengan hasil lab itu. Terlebih saat mengetahui kebohongan yang dilakukan Novita. Namun, di sudut hati kecilnya, dia juga mempercayai penjelasan dokter.

"Maaf sebelumnya, Pak. Saya sudah tahu apa yang terjadi pada Anda dan Bu Novita, bahkan dokter yang terlibat pun sudah mengakui kesalahannya dan kini sedang proses pemberhentian kerja. Oleh karena itu, saya mengatakan jika hasil lab itu bukanlah rekayasa dan murni laporan asli kondisi Bu Novita."

Wildan cukup terkejut mendengar penuturan dokter itu. Dia berpikir apa mungkin dokter yang bekerja sama dengan Novita telah mengetahui keberadaannya di sini, sehingga mengakui perbuatannya.

"Setelah ini, Bu Novita akan dipinda ke ruang perawatan biasa. Jadi, Bapak bisa menyiapkan keperluan yang akan dibawa," ucap dokter.

"Baik, Dok. Kalau begitu saya permisi." Wildan pun pergi dari ruangan dokter dan menuju UGD untuk membereskan barang bawaannya.

Wildan bingung harus menyampaikan kenyataan ini atau tidak, pasalnya penyakit yang direkayasa oleh sang istri ternyata benar-benar menggerogoti tubuh istrinya.

1
Soraya
keren mksh karyanya thor👍
Soraya
selamat ya Hana akhirnya hamil juga
Endang Supriati
ngapain juga si hanna urusan keluarga wildan.
Endang Supriati
kanker itu seperti rambut menjalar kemana2 kamu mau sembuh nov! ganti otaknya.
Endang Supriati
si adnan hrsnya juga mati ketabrsk truck,kurang ajarrrrr ngapain sih ngabar ngabin ke Hanna.!! pki suruh besuk segala! dasar adik kakak otaknya konslet.
Endang Supriati
ucapan adalqh doa nov. itu adalah bakasan dr Allah krn sdh menghancurkan pernikahan Hanna.
ada hadisnya,pezinah dan penghancur rumah tangga org. tdk diakui sbg umat dan golongan Rasullah.
Endang Supriati
biasanya pezinah perusak rumah tangga org. kena penyakitnya kanker disekitar rahimm.
jd tdk bisa ngesex lagi bau kaya bangke jarak 10 meter aja sdh tercium baunya. krn didlm rshimnya penuh luka darah dan nanah.
Endang Supriati
yg bilang sdh maapin itu mudah! coba klu dia yg mengalami. sakit hati tahu!!
Iges Satria
/Heart//Heart//Heart//Heart//Good/
YuWie
bagus
Anna Wamey
kenapa harus dg perjanjian frans,,,?,,hanna minta tolong pdmu sekali,,,tp kamu meminta lebih,,,??,🤔
Iges Satria
tinggal beli rusaknya dan beli es krim, nanti dituangkan kesatuan wadah.. gampang kan Frans /Heart/
Anna Wamey
Lumayan
Nur Azizah
bagus n menarik
Sobar Ruddin
sangat bagus dan mengispirasihkan kita jgn terlalu terpuruk
Sobar Ruddin
seru lanjut
Endang Supriati
ucapan adalah doa.
Endang Supriati
memang hamil bisa dibuat dan diarur sendiri!!!
Endang Supriati
lg baru 2 thn aja udh nikah lagi. dasar aja wildan murahan
Endang Supriati
mudah2an novita engga hamil2 ternyata yg mandul si wildan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!