NovelToon NovelToon
Istri Pilihan CEO

Istri Pilihan CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: Icha mawik

Jatuh cinta pada pandangan pertama, membuat Shakala Fathan Elgio Genova, berusaha untuk memperjuangkan cintanya pada Zakira. Gadis manis yang ia temui tanpa sengaja di perusahaannya. Zakira adalah salah satu karyawan di perusahaannya.
Namun, sayangnya saat ia mengutarakan niatnya untuknya melamar gadis itu. Terjadi kesalahpahaman, antara Fathan dan Mamanya. Nyonya Yulia, yang adalah Mamanya Fathan. Malah melamar Nabila, yang tidak lain sepupu dari Zakira. Nyonya Yulia, memang hanya mengenal sosok Nabila, putri Kanayah dan Jhonatan. Mereka adalah rekan bisnis dan keluarga mereka memang sangat dekat.
Nyonya Yulia juga mengenal dengan baik keluarga bakal calon besannya. Akan tetapi, ia tidak pernah tahu, kalau keluarga itu memiliki dua orang anak perempuan. Terjadi perdebatan sengit, antara Fathan dan sang Mama yang telah melakukan kesalahan.
Nabila yang sudah lama menyukai Fathan, menyambut dengan gembira. Sedangkan Zakira, hanya bisa merelakan semuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icha mawik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 33.

"Saya hampir tidak percaya, jika saja bukan Nabil yang mengatakan semua ini," lanjut Fathan.

"Apa? Jadi, Nabil yang bilang semua ini ke kamu?" potong Sukma.

"Iya, Nabil mengatakan semua rencana kalian. Hingga saya, bisa maju selangkah di depan kalian. Kalian pikir, semua staf dan pekerja saya bisa kalian bayar dengan uang segitu?" jelas Fathan.

Sukma terdiam. Ia mengepal erat tangannya, dengan ekspresi geram.

"Jadi, anak tidak berguna itu yang menghancurkan semua rencanaku," ucap Sukma.

"Berhenti, mengatakan Nabil anak tidak berguna, Tante!" seru Kanayah lantang.

"Memang kenyataannya, dia tidak berguna. Kerjaannya hanya keluyuran tidak jelas, ngabisin harta orang tua," umpat Sukma.

"Kalau Nabil anak yang tidak berguna seperti kata, Tante. Lalu, bagaimana dengan anak Tante sendiri yang menelantarkan Tante?" sindir Kanayah.

"Diam kamu! Jangan samakan, anak kamu dengan anak saya," protes Sukma.

"Apa bedanya, Tante? Tante bilang Nabil anak yang tidak berguna. Suka menghamburkan uang. Uang siapa yang Nabil hamburkan, Tante? Uang orang tuanya. Tapi, apa Tante tau, kalau selama ini dia bekerja di butik dan menjadi sopir pribadi saya?" ungkap Kanayah.

Kanayah dan Sukma kembali berdebat. Seperti biasa, Kanayah tetap pada pendiriannya, ia akan mengirim Sukma kembali pada anaknya. Namun, wanita tua itu keukeh, ingin tinggal sampai Nathan pulang dari luar negeri.

Akan tetapi, Kanayah tetaplah Kanayah, yang keputusannya tidak bisa diganggu gugat.

"Saya akan pastikan, Tante keluar dari rumah ini dan kembali ke keluarga Tante. Dan untuk kamu Nabila, sebaiknya kamu renungkan kesalahan kamu. Kalau kamu, tidak mau bernasib sama seperti junjungan kamu." Kanayah melangkah pergi dari hadapan mereka.

"Puas kamu sekarang?" hardik Sukma pada Fathan.

Fathan menatap Sukma, sembari menautkan kedua alisnya bingung.

"Puas kamu, melihat keluarga kami berantakan?" seru Sukma geram.

"Yang membuat keluarga kalian seperti ini, itu diri kalian sendiri," sahut Fathan santai.

"Tunggu kamu, ya! Saya akan balas semua perbuatan kamu, pada keluarga saya," ancam Sukma.

"Oma, sudah Oma!" pinta Nabila, suaranya bergetar menahan tangis.

"Ini semua gara-gara kamu, anak bodoh!" umpat Sukma.

Nabila terkejut, baru kali ini perempuan tua yang selama ini selalu ia anggap seperti Oma nya ini, mengatakan itu padanya

"Sepertinya, tidak ada gunanya saya meladeni kalian. Buang-buang waktu dan tenaga." Fathan melangkah meninggalkan Sukma dan Nabila.

"Fathan!" panggil Nabila.

Langkah laki-laki itu terhenti sejenak dan menoleh. Perlahan, Nabila melangkah mendekatinya.

"Maaf!" ucap Nabila dengan isaknya.

"Aku sudah memaafkan kamu, bahkan jauh sebelum kamu memintanya," kata Fathan dengan nada rendah.

Ia bisa melihat kesedihan dari raut wajah mantan tunangannya itu. Sebenarnya, Nabila gadis yang baik, akan tetapi lingkungan yang menjadikan seperti ini.

"Aku juga minta maaf, kalau selama bertunangan denganku. Kamu menahan rasa sakit, dan tidak pernah bahagia," ucap Fathan.

Nabila tersenyum, setidaknya Fathan memaafkan semua kesalahannya.

****

"Gimana kerjaan?" tanya Abizar.

"Alhamdulillah lancar," jawab Zakira.

Saat ini keduanya sedang berjalan di taman yang ada di sekitar halaman rumah.

"Aku dengar dari Opa, kamu udah gak kerja lagi di perusahaannya, Fathan?" ucap Abizar.

Terlihat Zakira menarik napas dalam dan panjang.

"Kenapa? Apa terjadi sesuatu?" tanya Abizar.

Zakira menggeleng cepat.

Abizar tersenyum kecil. "Gak mau cerita, juga gak apa-apa."

Zakira hanya menanggapi ucapan Abizar dengan senyuman dan pemuda itu pun membalasnya.

"Gimana, keadaan tangan?" tanya Abizar lagi.

"Alhamdulillah, semakin ada kemajuan. Ini, udah bisa digerakin dan diangkat." Zakira menunjukkan tangan sebelah kirinya yang saat ini mengalami kemajuan.

Sejak mengalami kecelakaan beberapa tahun yang lalu, bersama Zaki. Tangan sebelah kiri Zakira, mengalami cidera serius. Dokter hampir memvonis tangan kirinya tidak akan sembuh. Keluarga pun sudah mengusahakan berobat hingga keluar negeri. Namun, saat itu memang belum bisa disembuhkan.

Akan tetapi, beberapa bulan yang lalu. Zakira bertemu dokter atas rekomendasi Fathan, melalui terapi yang rutin ia jalani. Kini, tangan Zakira mengalami kemajuan pesat.

"Masih, terapi di sana?" tanya Abizar ingin tahu.

"Masih, kan belom sembuh total ini." tunjuk Zakira.

Abizar hanya tersenyum, mendengar penuturan gadis itu.

Suasana kembali hening. Keduanya kembali terdiam, terpaku dalam pikiran masing-masing.

"Aku pulang, deh!" pamit Abizar.

"Oh, ya! Hati-hati, ya!" ucap Zakira.

Abizar kembali tersenyum sembari menatap lekat wajah cantik Zakira.

"Za!" Panggil Abizar, saat Zakira akan meninggalkan taman.

"Ada apa?" sahut Zakira.

"Aku pengen nanya, sesuatu. Tapi, kamu jangan marah, ya!" ucap Abizar.

Zakira menjawab dengan anggukan kepala. Menarik napas dalam dan panjang. Abizar mulai memberanikan diri.

"Tentang pertanyaan aku yang kemarin, gimana? Kamu udah ada jawaban?" cetus Abizar.

"Pertanyaan yang mana?" tanya Zakira bingung.

"Itu, tentang tawaran aku untuk menikah," jawab Abizar.

Zakira menganga.

"Gimana, kamu udah mikirin jawabannya?" tanya Abizar.

Zakira terdiam. Ia menari napas panjang, kemudian melepas perlahan.

"Maaf, sampai saat ini. Aku belum terpikirkan, jawaban apa yang pantas," jawab Zakira.

"Apa ini, ada hubungannya dengan, perasaan kamu sama Fathan?" tebak Abizar.

Zakira seketika memutar pandangannya ke arah lawan bicaranya.

"Aku tau, sampai saat ini Fathan belum bisa lepas dari bayang-bayangmu. Mungkin, itu juga yang terjadi sama kamu," lanjut Abizar.

Keduanya kembali terdiam. Ada rasa perih dalam hati Abizar, hingga sampai saat ini ia belum bisa memenangkan hati gadis pujaannya. Jika saja, ia bertemu Zakira lebih dulu dari Fathan. Mungkin, ia akan mempertahankannya sampai titik darah penghabisan.

Entah kebaikan apa yang Fathan lakukan terdahulu? Hingga bisa mendapatkan hati gadis baik seperti Zakira.

"Baiklah, aku pamit." Abizar masuk ke dalam mobilnya dan perlahan kuda besi itu berjalan menjauh dan menghilang di ujung pagar.

Zakira pun memutuskan untuk masuk dan beristirahat. Tanpa mereka sadari, sepasang mata menatap penuh marah dan kecewa dari kejauhan.

Fathan mengepalkan jemarinya, amarah terpancar jelas dari sorot matanya. Melihat kedekatan Abizar dan Zakira.

"Aku tidak akan membiarkanmu dimiliki orang lain, Za!" Fathan bermonolog.

Terdengar egois, tapi itulah Fathan. Ia tidak akan memberikan apapun, yang sudah menjadi miliknya.

*****

Diam-diam, tanpa sepengetahuan siapapun. Sukma pergi menemui Yulia, Ibunya Fathan. Ia menceritakan semua permasalahan yang sedang Fathan dan Nabila hadapi.

"Jangan sampai, hubungan Fathan dan Nabila ini kandas, Jeng! Saya tidak rela, kalau sampai Fathan mendapatkan istri, seperti Zakira yang cacat dan tidak bisa apa-apa itu," ucap Sukma.

Yulia diam, tanpa Sukma ketahui, penyebab cacat yang ada di tubuh Zakira adalah ulah dari Fathan dimasa lalu.

"Jeng, harus segera membujuk Fathan lagi, agar mau meneruskan hubungan ini," lanjut Sukma.

"Lalu, bagaimana reaksi Nyonya Kanayah? Bukankah, Anda bilang tadi Fathan sudah menemuinya?" tanya Yulia.

"Iya, Anda tau sendiri bagaimana reaksi seorang ibu, yang mendengar anaknya batal menikah," jawab Sukma dengan ekspresi sedih.

"Lalu, bagaimana dengan papanya Nabila, Tuan Jhonatan?" tanya Yulia lagi.

"Anda tenang saja, saat ini keponakan saya itu. Sedang tidak ada di sini, dia sedang keluar negeri untuk beberapa waktu," jelas Sukma.

Ada rasa lega, mendengar jawaban dari lawan bicaranya. Setidaknya, saat ini Yulia hanya perlu kembali membujuk putranya untuk melanjutkan kembali rencana pernikahan. Akan tetapi, melihat dari sikap Fathan kemarin. Terlihat, ia sangat marah pada calon istrinya itu. Yulia akui, perbuatan Nabila memang keterlaluan.

Bahkan, Yulia sama sekali tidak menyangka, kalau gadis itu akan bertindak sejauh itu. Nabila yang Yulia kenal, sangat santun dan berperilaku baik. Itulah sebabnya, ia menyambut baik.

Saat Fathan memutuskan untuk menikah, dengan gadis dari keluarga Kendra. Namun sayangnya, Yulia tidak pernah tahu. Kalau, keluarga Kendra memiliki dua orang cucu perempuan.

Yulia terlalu bahagia mendengar keputusan sang anak yang ingin menikah. Itu juga, yang menjadi penyesalan yang mendalam untuk Yulia. Fathan menjadi murka dan marah padanya. Di tambah lagi, Yulia juga menyuruh Zakira untuk menjauh dari hidup putranya. Semuanya, berakibat ia dan Fathan semakin jauh. Fathan semakin marah dan membenci dirinya.

Setelah mengatakan semuanya, Sukma pun pulang dengan senyum puas. Ia yakin, Yulia bisa membantunya menjalankan rencananya. Ia juga yakin, kalau Fathan tidak mungkin akan membuat keluarganya malu. Jika, sampai semua ini batal.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!