NovelToon NovelToon
Trapped In Forbidden Desire

Trapped In Forbidden Desire

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Saudara palsu
Popularitas:12k
Nilai: 5
Nama Author: Mutzaquarius

Axeline tumbuh dengan perasaan yang tidak terelakkan pada kakak sepupunya sendiri, Keynan. Namun, kebersamaan mereka terputus saat Keynan pergi ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikannya.

Lima tahun berlalu, tapi tidak membuat perasaan Axeline berubah. Tapi, saat Keynan kembali, ia bukan lagi sosok yang sama. Sikapnya dingin, seolah memberi jarak di antara mereka.

Namun, semua berubah saat sebuah insiden membuat mereka terjebak dalam hubungan yang tidak seharusnya terjadi.

Sikap Keynan membuat Axeline memilih untuk menjauh, dan menjaga jarak dengan Keynan. Terlebih saat tahu, Keynan mempunyai kekasih. Dia ingin melupakan segalanya, tanpa mencari tahu kebenarannya, tanpa menyadari fakta yang sesungguhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Axeline sampai di tempat tujuan. Dia mendongak, menatap tempat yang belum pernah ia datangi sebelumnya. Sebuah bar dengan lampu neon mencolok dan musik berdentum dari dalam.

Ia menegakkan punggungnya, mencoba memastikan apakah ini benar tempat yang dimaksud.

"Pak, apa benar ini tempatnya?" tanyanya pada sopir taksi dengan rasa ragu yang tercermin di wajahnya.

"Benar, Nona. Ini alamat yang Anda katakan tadi. Jika tidak percaya, Anda bisa bertanya pada orang sekitar," ujar sopir itu dengan santai.

"O-oh, tidak perlu," jawab Axeline buru-buru. Ia mengeluarkan beberapa lembar uang untuk membayar ongkos taksi, lalu melangkah turun dengan tubuh yang sedikit menegang.

Sekilas, ia kembali menatap papan nama bar itu. Kenapa Mita memilih tempat seperti ini? Pesta perayaan proyek seharusnya diadakan di restoran atau cafe, bukan di tempat seperti ini.

Untuk memastikan, ia merogoh ponselnya dan segera menghubungi Mita. Panggilan tersebut tersambung setelah beberapa detik.

"Halo, Lin, kau sudah sampai mana?" Suara Mita terdengar dari seberang, namun diiringi dentuman musik yang begitu keras sehingga Axeline harus menjauhkan ponsel dari telinganya.

"Kakak di mana? Aku sudah sampai di alamat yang kakak kirim, tapi, ini bar, Kak," ujar Axeline dengan suara yang dipenuhi kebingungan.

Namun, sebelum Mita menjawab, tiba-tiba panggilan terputus. Axeline mengernyit, menatap layar ponselnya dengan bingung. Apa yang terjadi? Ia mencoba menghubungi Mita lagi, tetapi sebelum sempat melakukannya, suara familiar terdengar tidak jauh darinya.

"Apa yang kau lakukan di sana, Lin? Kenapa tidak masuk?"

Axeline menoleh cepat dan mendapati Mita sudah berdiri di depannya, mengenakan gaun ketat dengan rambut yang ditata rapi. Senyumannya tampak cerah, tetapi ada sesuatu di sorot matanya yang membuat Axeline merasa tidak nyaman.

"K-Kak, kau yakin kita tidak salah tempat? Maksudku, ini ..." Axeline menggigit bibirnya, menatap pintu bar yang sesekali terbuka, memperlihatkan suasana riuh di dalamnya.

"Mana mungkin aku salah tempat?" Mita terkekeh kecil. "Ini adalah tempat yang cocok untuk bersenang-senang. Ayo masuk!" Tanpa memberi kesempatan bagi Axeline untuk menolak, Mita meraih tangannya dan menariknya ke dalam, mengabaikan protes yang mulai keluar dari bibir wanita itu.

Perasaan tidak enak langsung menyelimuti Axeline. Ada sesuatu yang salah malam ini. Namun, sudah terlambat untuk berbalik dan pergi.

Sesampainya di dalam, Axeline langsung disambut oleh suasana yang membuatnya merasa tidak nyaman. Lampu warna-warni berkedip-kedip, musik berdentum keras hingga terasa di dadanya, dan di sekelilingnya, pria serta wanita menggoyangkan tubuh dengan bebas, beberapa di antaranya sudah dalam keadaan setengah mabuk.

Hidungnya mengernyit saat aroma alkohol yang menyengat bercampur dengan asap rokok menyeruak ke dalam indera penciumannya. Ia menggenggam ujung jaketnya erat, merasa ingin segera berbalik dan pergi.

Namun, Mita terus menarik tangannya, membawanya ke sebuah meja di sudut ruangan yang sedikit lebih sepi. Dengan santai, wanita itu menuangkan bir ke dalam gelas lalu menyodorkannya pada Axeline.

"Ayo, minum!" ajaknya, seolah itu hal yang biasa.

Axeline menatap gelas itu dengan ragu sebelum menggelengkan kepala pelan. "Tidak, Kak. Aku tidak biasa minum minuman seperti ini. Aku punya sakit maag, jadi …"

"Oh, oke. Aku mengerti," sahut Mita dengan nada ringan, meskipun ada kilatan aneh di matanya. "Tunggu sebentar, ya!" Tanpa menunggu jawaban, ia meninggalkan Axeline dan berjalan menuju bartender.

"Hei, apa di sini ada jus atau susu?" tanyanya begitu sampai di depan bar.

Bartender, seorang pria bertato dengan senyum mengejek, menatapnya dengan malas. "Hei, jika kau masih dalam masa pertumbuhan, lebih baik jangan datang ke sini."

Mita berdecak kesal. "Bukan aku, sialan. Tapi temanku. Dia tidak minum alkohol karena sakit maag."

Bartender tertawa kecil sambil menggeleng. "Kalau begitu, suruh temanmu pulang dan tidur lebih awal."

"Ck," Mita mendengus, tapi tetap menunggu hingga pria itu selesai membuat milkshake untuk nya. Dan begitu minuman itu siap, ia mengambilnya dengan ekspresi datar. Namun, sebelum berbalik, tangannya dengan lincah menyelipkan sesuatu ke dalam gelas, sesuatu yang kecil dan nyaris tidak terlihat.

Seringai licik terukir di wajahnya saat ia menatap cairan dalam gelas itu. "Malam ini, kau akan hancur, Axeline. Sama seperti ku."

Dengan langkah ringan, Mita membawa milkshake itu kembali ke meja, dan menyembunyikan niat jahatnya di balik senyum manis yang selalu berhasil menipu banyak orang.

"Ini, minumlah!" ujar Mita sambil meletakkan gelas berisi milkshake di depan Axeline.

"Te-terima kasih, Kak," jawab Axeline dengan senyum kecil. Tanpa sedikit pun curiga, ia meraih gelas itu dan meminumnya.

Saat cairan manis itu melewati tenggorokannya, Axeline mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Semua orang tampak larut dalam pesta, tertawa, menari, dan menyesap alkohol seolah tidak peduli dengan dunia di luar sana. Beberapa pasangan bahkan bercumbu tanpa malu di depan banyak orang.

Axeline buru-buru mengalihkan pandangannya, merasa risih dan gugup.

"Kak, kenapa kita di sini?" tanyanya, mencoba menenangkan perasaan tidak nyaman yang mulai merayapi tubuhnya. "Maksudku, aku pikir kita akan makan malam di restoran untuk merayakannya. Dan ..." Axeline melirik ke sekeliling, seolah mencari seseorang. "Di mana yang lain, Kak?"

Mita tersenyum tipis, meletakkan gelas kosongnya di meja. Dengan santai, ia mengeluarkan sebatang rokok, menggigitnya, lalu menyalakan api di ujungnya. Asap tipis segera membumbung di udara.

"Axeline, aku memilih tempat ini karena ini adalah surga dunia," ucapnya sambil menghembuskan asap rokok dengan santai. "Lihat sekelilingmu. Mereka tertawa lepas, seolah tidak ada beban dalam hidup mereka."

Axeline menelan ludah, merasa semakin tidak nyaman.

Mita menyipitkan mata, menatap Axeline dengan penuh arti. "Dan, hanya ada kita berdua di sini. Kau berharap siapa lagi yang akan datang, hah? Tuan Keynan?"

Axeline mengerutkan keningnya, bingung dengan nada sindiran dalam ucapan Mita. "Apa maksudmu, Kak?"

Mita menyeringai. "Maksudku? Kau sungguh ingin tahu maksudku?" Seketika, tangan Mita mencengkeram dagu Axeline dengan erat, membuatnya tersentak kesakitan.

"Gara-gara kau, aku dipecat dan di-blacklist dari semua industri!" desisnya, matanya membara oleh amarah. "Sekarang, tidak ada yang mau mempekerjakan ku!"

Mata Axeline melebar. "Apa? Aku tidak mengerti, Kak!" Ia menepis tangan Mita dan mencoba berdiri, tapi sebelum bisa melangkah pergi, Mita sudah mencengkeram lengannya dengan kuat.

"Mau pergi ke mana, hm? Kita bahkan belum bersenang-senang."

Axeline meronta, berusaha melepaskan diri. Namun, tiba-tiba, tubuhnya terasa aneh. Pandangannya mulai kabur, kepalanya terasa ringan, dan seluruh tubuhnya seperti kehilangan keseimbangan.

Mita tersenyum puas melihat perubahan ekspresi Axeline.

"Waktunya bersenang-senang, Axeline," bisiknya pelan, penuh kemenangan.

Sementara itu, Keynan duduk di ruang kerjanya, mencoba fokus pada pekerjaannya. Namun, entah mengapa, perasaan tidak nyaman terus menghantuinya. Dadanya terasa sesak, jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya, seolah tubuhnya memberi tanda bahaya yang belum ia sadari.

Sekilas, bayangan Axeline melintas dalam pikirannya. Tanpa ragu, ia meraih ponselnya dan menghubungi wanita itu.

Nada sambung terdengar di telinganya. Satu kali. Dua kali. Tiga kali. Tapi Axeline tidak menjawabnya.

Keynan mengernyit. Biasanya, Axeline tidak pernah mengabaikan teleponnya kecuali jika ia memang ingin menghindar darinya. Tapi kali ini, firasat buruk merayapi benaknya.

Ia mencoba menelepon lagi. Tapi masih tidak diangkat.

Rasa khawatir semakin menyesakkan dadanya. Sesuatu pasti terjadi. Tapi apa?

Tanpa membuang waktu, ia segera menghubungi Alexio untuk mencari tahu. Begitu panggilan tersambung, ia berusaha menjaga nada suaranya tetap tenang agar tidak menimbulkan kecurigaan.

"Halo, Uncle. Maaf mengganggu. Apa Axeline ada di rumah?" tanyanya langsung. "Sejak tadi aku mencoba menghubunginya, tapi dia tidak menjawab. Aku hanya ingin bertanya mengenai proyek yang sempat ia kerjakan dengan timnya."

"Oh, Axeline pergi makan malam dengan temannya," jawab Alexio santai. "Dia bilang ingin merayakan keberhasilan mereka memenangkan sebuah proyek."

Keynan tertegun. Makan malam? Proyek? Hal itu semakin membuat Keynan khawatir.

"O-oh, begitu ya," ucapnya, mencoba menyembunyikan kegelisahannya. "Kalau boleh tahu, di mana mereka merayakannya?"

"Dia tidak memberitahuku. Aku pikir kau juga ikut dengan mereka," sahut Alexio.

Keynan mengepalkan tangannya erat. "Tidak, Uncle," jawabnya cepat. "Mungkin mereka merasa canggung jika mengajakku. Kalau begitu, aku tutup dulu teleponnya, Uncle. Terima kasih."

Begitu panggilan berakhir, Keynan langsung berdiri, meraih kunci mobilnya, dan berjalan keluar dengan langkah tergesa. Rahangnya mengeras, matanya berkilat marah.

"Mita!" geramnya dalam hati. "Aku yakin ini semua ulahmu. Jika sesuatu terjadi pada Axeline, aku tidak akan mengampuni mu."

Tanpa membuang waktu, ia melesat menuju mobilnya, bersiap mencari tahu di mana Axeline berada sebelum semuanya terlambat.

1
+62 88
berapa episot lagi buat dia ga waras? 😒
Nar Sih
jdi laki,,yg tegas keynan jgn grgr ancaman dri agnes kmu jdi lembek ,
Miya Gelliant Troufella
sama-sama kak author. semangat lanjutt
jaran goyang
𝙖𝙦 𝙨𝙠𝙞𝙥... 𝙠𝙧𝙣 𝙖𝙦 𝙜𝙠 𝙨𝙠... 𝙡𝙠𝙞 𝙡𝙤𝙣𝙜𝙤𝙧.... 𝙜𝙠 𝙠𝙚𝙟𝙖𝙢.... 𝙖𝙖 𝙮𝙜 𝙨𝙠
jaran goyang
𝙟𝙖𝙡𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙖𝙠𝙨𝙞
jaran goyang
𝙢𝙖𝙣𝙜 𝙠𝙖𝙪 𝙥𝙚𝙣𝙜𝙚𝙘𝙪𝙩
jaran goyang
𝙖𝙦 𝙟𝙞𝙟𝙞𝙠 𝙡𝙞𝙖𝙩 𝙠𝙖𝙪... 𝙡𝙠𝙞 𝙡𝙚𝙢𝙤𝙩... 𝙜𝙠 𝙩𝙩𝙥 𝙨𝙢 𝙥𝙣𝙙𝙧𝙞𝙖𝙣
Fitri Yani
goblok lu Ken,cm karna vidio disebarkan kamu menyakiti hati perempuan blain, harusnya kamu cepetan jujur Ama orang tuamu biar si Agnes mati kutu misinya GX berhasil, ntar giliran axelin pergi jauh baru tahu rasa lo
jaran goyang
𝙖𝙦 𝙨𝙠𝙞𝙥
Miya Gelliant Troufella
👍👍
Nar Sih
emang kmu itu pengecut keynan ,harus nya kmu jujur pada org tua mu juga org tua alin bukan marah,,ngk jls🤣🤣
+62 88
tingkat gila 10%
Nindyaputri Pangestika
pengecut
+62 88
😒 hoser
axm
ah percuma keynan ama agnes aja takut gak gentle ah ,siap2 menyesal aja keynan kl masih pengecut/Facepalm/
Nar Sih
semakin ngk ngerti dgn sikap keynan semakin ngk jls
✯Fᴀᴋᴇ 𝐅✯ʰⁱᵃᵗᵘˢ: Dia itu, anu. Egois, Pengen enaknya sendiri /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
akhirnya xelin pergi eh ngak tau nya hamil ya kan..🤭🤭
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira: hahaha...boleh juga tu
✯Fᴀᴋᴇ 𝐅✯ʰⁱᵃᵗᵘˢ: Kalau gagal, tinggal coba lagi/Facepalm/
total 4 replies
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
pengen gigit keynan boleh ngak sih gerget banget aku tuh....
✯Fᴀᴋᴇ 𝐅✯ʰⁱᵃᵗᵘˢ: Brakot aja, bunda/Determined/
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira: iya kan kk biar kapok dia ihh gerget nya aku
total 3 replies
+62 88
beneran al pengen keynan gila.. ☺️
+62 88: kaya ga ada ahlak 😭
✯Fᴀᴋᴇ 𝐅✯ʰⁱᵃᵗᵘˢ: Gila, tapi kaya. Hmmm🤔🤔🤔
total 2 replies
Nar Sih
keseelllll🤣🤣dgn keynan yg nyebelin ...enk bnr mainin hti alin seperti pepatah udah manis sepah di buang ,dan lelaki yg seperti itu bagus nya di gantung saja /Sob/
✯Fᴀᴋᴇ 𝐅✯ʰⁱᵃᵗᵘˢ: Eman, dia kaya, lho/Facepalm/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!