NovelToon NovelToon
Gadis Licik Milik Jenderal

Gadis Licik Milik Jenderal

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:11.6k
Nilai: 5
Nama Author: Sri Wulandari

Nona kedua Li Yue An dari keluarga pejabat merusak nama baiknya, Kehormatannya membuat semua orang membenci bahkan mengucilkannya. Namun siapa Sangka siasat jahatnya membuat dirinya menjadi seorang Permaisuri. Setiap langkah yang ia ambil akan membuatnya mengorbankan semua orang yang peduli dengannya.

Di tahun ke sepuluh setelah Li Yue An menjadi seorang Permaisuri. Dia di jatuhi hukuman mati oleh Kaisar yang merupakan suaminya karena berkolusi dengan pemberontak.

Semua kebetulan seperti sebuah mimpi semata. Dia justru terbangun kembali saat usianya tujuh belas tahun. Dimana dirinya masih di perlakukan tidak adil oleh keluarganya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Festival lentera

"Wah. Ini sangat indah. Selama ini aku tidak pernah benar-benar menikmati kehidupan dengan cara seperti ini," senyuman di wajah Li Yue An tidak pernah bisa pergi. Kedua matanya bercahaya setiap menatap keramaian juga tatanan pernak-pernik ibu kota di malam festival lentera. "Cui lihat itu."

Lentera di terbangkan memenuhi langit malam dengan petasan meluncur meledak di langit. Warna-warni menyebar dalam sekejap lalu menghilang.

"Nona kedua. Ini luar biasa," pelayan Cui juga sangat bahagia.

"Ayo," Li Yue An menarik tangan pelayannya agar tidak saling berpisah dalam kerumunan. "Kita ikut melewati jembatan itu," saking banyaknya kerumunan semua orang saling berdesakan. "Pedang kuat tangan ku. Jangan sampai kita berpisah."

"Baik."

Li Yue An berjalan beberapa tidak setiap satu langkah. Tapi dia sangat ingin melewati jembatan besar yang telah menjadi jalur penyebrangan membelah sungai di tengah kota. Kabarnya setiap orang yang telah melewati jembatan itu pada saat festival lentera akan di berkahi oleh para dewa. Meskipun semua ini hanyalah mitos belaka. Tetap saja Li Yue An ingin ikut dalam keramaian yang tidak orang ia rasakan di kehidupan sebelumnya.

Membutuhkan waktu hampir setengah jam hanya untuk menyebrangi jembatan. Jika di hari-hari biasanya mereka hanya butuh beberapa menit saja untuk bisa sampai di seberang jembatan. "Huh. Akhirnya kita sampai," gadis itu menarik kembali pelayannya untuk melihat pertunjukan jalanan. Api berkobar saat seorang pria menyemburkan cairan dari mulutnya.

"Wah..."

"Hebat."

"Hahah... Luas biasa."

Suara tepuk tangan menggema dengan teriakan semua orang yang menikmati pertunjukan. Ratusan orang koin terlempar kearah tengah-tengah pertunjukan. Li Yue An juga memberikan sepuluh koin di sakunya karena merasa puas dengan pertunjukan yang mereka lakukan.

"Nona kedua. Kita harus segera kembali. Sudah semakin larut," pelayan Cui memperingatkan.

Li Yue An menatap menara tertinggi di ibu kota. "Kamu benar. Tapi hari ini tidak ada jam malam. Kita bisa pulang sebentar lagi. Cui, kita ke sana. Bagiamana?" Menunjuk ke arah ujung menara.

"Nona kedua kita tidak bisa kesana. Akan membutuhkan banyak waktu untuk bisa sampai di atas menara. Keramaian ini mungkin kita hanya akan terjebak dua jam di tangga menuju ke atas," pelayan Cui masih berusaha untuk meyakinkan Nona keduanya.

"Jika begitu kita mendekat sebentar. Aku dengar ada penjual mie enak di bawah menara. Ayo, kita isi perut terlebih dulu baru pulang. Jangan menyia-nyiakan malam ini," Li Yue An menarik tangan pelayannya dengan kuat menuju ke arah menara tertinggi. Menara itu di beri nama menara langit. Mungkin karena sangat tinggi dan di ujung menara ada tempat untuk beribadah.

Tepat di depan pintu masuk menara langit ada tempat mie yang cukup ramai. Li Yue An dan Cui mencari tempat duduk yang masih tersisa. Setelah mendapatkan tempat duduk Cui memesan dua mie dengan tambahan daging.

Pintu masuk menara langit sangat penuh sesak bahkan orang-orang yang mengantri mengekor sangat panjang.

"Dua mie dengan tambahan daging," bos kedai datang memberikan dua mangkuk mie yang baru matang. "Tuan silakan."

Kepulan asap panas cukup kuat membuat hawa dingin perlahan menghilang. Kuah mie tidak cukup polos namun tercium banyak bumbu rempah melekat kuat di udara. Setelah meniup beberapa saat Li Yue An memakan sesuap demi sesuap mie. "Em. Memang enak," dia sangat menikmati mie itu bersama pelayannya.

"Bagiamana nona kedua bisa tahu ada penjual mie di sini? Kita bahkan tidak pernah datang ke tempat ini," pelayan Cui menatap penuh rasa ingin tahu.

Li Yue An tersenyum hangat, "Aku tidak sengaja ada orang yang pernah mengungkitnya," tempat ini menjadi tempat paling dia sukai di kehidupan sebelumnya. Setiap beberapa bulan sekali dia akan pergi menyamar menjadi pria hanya untuk menikmati setiap suapan mie yang nikmat.

Mereka menghabiskan satu jam untuk menunggu, makan, dan menghabiskan mie. Saat akan kembali waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Meski keramaian masih terasa tapi tidak seperti saat di bawah sebelas malam. Di kedua tangan mereka sudah ada banyak bungkusan. Dari bungkusan makanan, buah kering, kue, juga perhiasan. Seperti hal yang saat berangkat mereka berdua harus melewati jalur kecil di pinggiran kota. Jalur itu akan membuat mereka lebih cepat bisa sampai di kediaman keluarga Li.

Di pertengahan jalan terdengar suara langkah kaki cepat. Ada begitu banyak langkah kaki yang membuat Li Yue An mulai waspada. "Ayo cepat masuk ke dalam semak belukar," dia menarik tangan pelayannya untuk masuk ke dalam semak belukar yang merambat di pinggiran jalur. "Iisstt... diam jangan bergerak."

Pelayan Cui tidak berani bergerak sembarangan.

Apa yang di takutkan Li Yue An benar-benar terjadi. Ada satu orang dengan kaki yang telah terluka berlari tidak tentu arah. Dadanya bagian tertancap panah yang cukup dalam. Darah mengalir di sepanjang jalur dia berlari. Dari arah belakang ada segerombolan orang mengikuti. Mereka berpakaian serba hitam hanya kedua mata yang masih terlihat. Di tangan mereka ada yang membawa panah juga pedang.

"Kejar. Tangkap dia."

"Cepat. Jangan sampai lolos."

Pria itu terus berusaha untuk menghindar dari panah yang di tembakkan. Tapi tenaganya sudah habis. Panah melesat kembali menembus punggungnya.

Gerombolan orang-orang itu langsung pergi meninggalkan pria yang sudah di ujung nafasnya.

"Nona kedua."

Li Yue An keluar dari balik semak belukar untuk memeriksa apakah pria itu masih hidup atau sudah meninggal. Dengan sangat hati-hati dia mencoba memeriksa nadinya juga nafasnya. "Dia masih hidup. Tapi nafasnya sangat lemah."

Pelayan Cui mendekat membawa semua barang bawaan mereka. "Nona kedua kita harus segera pergi. Jika kita tetap di sini dan mereka datang lagi. Kita tidak akan bisa hidup."

"Cui, aku tahu kamu membawa obat di saku mu. Berikan pada ku," Li Yue An menatap pelayannya.

"Nona kedua yakin ingin menolongnya?"

Li Yue An mengangguk penuh keyakinan. "Ya. Aku harus menolongnya. Aku masih memiliki banyak penebusan yang harus aku lakukan."

Pelayan Cui memberikan obat yang ia simpan untuk Nona keduanya. Dia sendiri tidak akan pernah menyangka obat yang ia bawa akan di gunakan untuk menyelamatkan orang lain. "Nona kedua panah menembus dadanya. Dia tidak bisa selamat."

"Aku akan mencobanya. Bantu aku," Li Yue An berusaha untuk menarik tubuh pria itu agar bisa duduk. Dengan begitu dia bisa menarik panah di tubuhnya. Ada dua panah yang menancap kuat. Obat di berikan agar bisa menghentikan pendarahan di bagian dalam juga luar. Li Yue An menggengam panah di bagian depan. "Kamu sudah siap?" Pelayan Cui mengangguk. Dengan sekuat tenaga panah di cabut dari tubuh pria itu. Dengan cepat Li Yue An menaburkan bubuk obat agar darah berhenti mengalir. Dia mengambil baju baru yang baru saja ia beli. Agar tidak ternoda kotoran untuk membalut luka di dada.

"Aaaa..." Pria itu masih dalam keadaan setengah sadar karena rasa sakit di lukanya.

Li Yue An mengambil pisau yang ia ikat di kaki kirinya. Dia mematahkan bagian ujung panah yang menancap langsung ke bagian dada depan. Dia kembali menggenggam kuat panah bagian belakang agar bisa di tarik keluar. "Kamu sudah siap," pelayan Cui mengangguk. "Baik," Li Yue An menarik dalam sekali tarikan panah di dada pria itu.

"Aa..." Darah menyembur dari mulut pria itu.

Bubuk obat kembali di berikan dan di balut dengan baju bersih.

Pendarahan perlahan berhenti. Nafas pria itu juga mulai stabil kembali. Dari usianya pria itu berusia sekitar lima puluh tahunan. Bisa di bilang dia sama seperti ayahnya. "Kita harus membawanya kembali," Li Yue An memikirkan cara agar di bisa membawa pria itu pergi dari tenaga hutan kecil di pinggiran kota. Jalur yang sangat jarang di lalui orang.

"Nona kedua, saya akan mengambil kereta di kediaman. Tunggu saya kembali," pelayan Cui langsung berlari meninggalkan Nona keduanya bersama pria yang terluka.

Angin malam mulai terasa sangat kuat. Dan bisa di pastikan jika dia telah ada di sana selama hampir dua jam lamanya. Pria itu membuka kedua matanya. Dia seperti ingin berbicara sesuatu tapi tidak ada suara yang bisa di keluarkan.

"Tuan. Jangan khawatir saya hanya ingin menyelam anda. Pelayan saya sebentar lagi akan ke kembali dengan kereta," Li Yue An duduk di samping pria yang tertidur di tanah. Dia menggunakan beberapa pakaian baru sebagian bantalan kepala pria itu. "Saya juga tidak sengaja melihat semua kejadian yang terjadi. Maaf tidak bisa membantu banyak."

Tidak selang lama pelayan Cui datang membawa kereta kuda. "Nona kedua," dia melompat turun dari kereta berlari mendekati Nona keduanya.

"Bantu aku," Li Yue An menggotong di bagian lengan tangan. Dan pelayan Cui di bagian kaki. Mereka sangat kesulitan karena tubuh pria itu yang tegap. Sedangkan mereka hanya gadis muda dengan tubuh kecil. Dengan susah payah mereka akhirnya bisa membawa pria itu masuk ke dalam kereta.

"Nona kedua kita tidak bisa membawanya pergi kekediaman."

"Cui pergi ke rumah pinggiran kota milik ibu ku."

"Baik."

Kereta kembali melaju menembus kegelapan malam menuju pinggiran ibu kota bagian timur. Membutuhkan waktu dua jam untuk bisa sampai di sana.

1
Galaklagak
terimakasih Thor 🙏🏻🙏🏻 tetap semangat dan up banyak banyak Thor ♥️♥️♥️
Galaklagak
up lagi.....lagi ...dan lagi Thor ♥️
Galaklagak
love Thor... semoga sehat selalu dan up banyaak❤️❤️❤️
Galaklagak
up terus Thor ♥️♥️♥️
Widiaaaa
kurang yang banyak thor😆
Ai Maswah
Luar biasa
Widiaaaa
semangat thor/Determined//Determined//Determined/
Galaklagak
lanjutkan thor.. please 🙏🏻🙏🏻
Sri wulandari
Terima kasih untuk semua pembaca "Gadis Licik Milik Jenderal"

Jika tidak ada kendala cerita akan selalu di update setiap hari dengan jam yang tidak menentu. Di pastikan tamat sampai akhir dalam jangka waktu kurang dari satu bulan☺️
Galaklagak
Thor...saya suka karyamu ini ..up terus ya..jangan sampai terputus..🤭🤭😘😘
Siti Hawa
Luar biasa
Galaklagak
lanjutkan thor 👍🏻👍🏻👍🏻
Galaklagak
bagus dan sangat menarik ❤️❤️❤️
Lim Kelly
ceritanya bagus knp hanya sedikit ya yg baca, klo bisa jgn putus ditengah jalan cerita
miilieaa
baru nyicil beberapa bab udah sebagus ini/Heart/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!