"Kalo sudah malam, jangan keluar rumah ya ndok. Nanti di bawa kuntilanak!"
~~
"Masalah nya bukan di kamu, tapi di dia."
~~
"JADI SELAMA INI EYANG!??"
Dara, adalah seorang gadis yang baru saja lulus sekolah SMA, dia tidak langsung melanjutkan studi karena orang tua nya terkendala biaya. Dara lalu di titipkan pada Eyang nya yang Dara sendiri tidak pernah tau kalau dia punya eyang, dia di kirim ke kampung yang entah itu dimana.
Dan di sanalah Dara mengalami semua kejadian yang tidak pernah dia alami sepanjang hidup nya, dia juga mengetahui rahasia tersembunyi tentang keluarga nya yang tidak pernah dia sangka..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS. 21. Eyang Ketakutan..
Dara ketiduran setelah dia lelah menangis, jam kuno di ruang tamu terus berputar dan menimbulkan bunyi detik demi detik nya.. Hening.. Karena semua sudah tidur di tambah lagi mereka di pegunungan, makin hening saja rasanya karena tidak ada kendaraan yang lewat.
Dara sendiri sekarang sedang berada di alam mimpi nya, dia sedang berdiri di tempat yang penuh kabut gelap, entah memang cuaca nya mendung berkabut atau bagaimana tapi jarak pandang Dara sangat terbatas. Dara hanya tahu saat itu dirinya sedang berada di sebuah jalan yang tidak berujung..
{Alam mimpi Dara}
"Gue dimana?" Gumam nya..
Dara melihat kesana kemari tapi tidak melihat siapapun, dia hanya melihat pepohonan di kanan dan kirinya.
"Nduk.."
Dara tersentak kaget karena mendengar suara orang yang di kenal nya, suara laki - laki yang dia tangisi semalaman, mang Nuri..
"Pakde.." Panggil Dara, dia menoleh kesana kemari.
Tiba - tiba dari balik kabut itu muncul mang Nuri, Dara pun kebingungan dan melongo, dia ingat betul mang Nuri sudah meninggal..
"Pakde, pakde masih hidup?" Tanya Dara dengan mata yang tidak bisa di bendung lagi tangis nya.
"Nduk.. Pakde pamit ya.." Ujar mang Nuri sambil tersenyum.
"Pakde mau kemana?" Tanya Dara, dia menghapus air matanya.
"Pakde ndak bisa nemenin kamu lagi, tapi pakde tenang kamu sudah ada yang jaga. Maafin pakde ya nduk, kalo pakde punya salah.. Kamu jangan nangis terus." Ujar mang Nuri.
"Pakde.." Gumam Dara.
"Bukan salah kamu nduk, bukan salahmu.. Pakde ndak menyalahkan kamu, pakde sayang sama kamu." Ujar mang Nuri.
Dara mendekat, tapi rasanya seolah mang Nuri mundur walau mang Nuri hanya diam berdiri. Mang Nuri tersenyum dengan senyuman terbaik nya.. Senyuman yang biasa dia tunjukan pada Dara.
"Pulang ya nduk, jangan di sini.." Ujar mang Nuri.
"Pakde maafin Dara?" Ujar Dara.
"Kamu ndak salah, kamu ndak perlu minta maaf.. Pulang nduk, bangun.. eyang butuh kamu." Ujar mang Nuri, Dara tampak kebingungan..
"Bangun nduk.. Eyang butuh kamu." Lagi - lagi mang Nuri berkata untuk bangun..
Tiba - tiba saja mang Nuri menghilang secara perlahan di telan kabut, Dara pun berlari mendekat pada mang Nuri tapi mang Nuri hilang, dan yang ada..
"BANGUNG!!"
Tiba - tiba muncul wajah hancur mengerikan tepat di depan wajah Dara, seketika Dara kaget dan berteriak.
"AKHH!!"
{Dara bangun dari mimpinya}
"Huft.. Huft.. Huft.."
Dara menoleh kesana kemari dan menyadari dirinya masih berada di ruang tamu, Dara menelan ludah nya karena wajah hancur dalam mimpinya terlihat begitu mengerikan.
"Alhamdulillah cuma mimpi." Gumam Dara.
Dara merasa haus ia akhir nya dia bangun dan berjalan menuju ke meja makan, namun kaki nya terasa begitu lemas sampai dia jatuh di lantai.
"Adeh!!" Dara memegangi kaki nya yang terasa sakit.
Ia lalu mencoba bangun lagi dan perlahan berjalan ke arah meja makan dimana di sana ada air. Saat Dara minum, tiba - tiba dia mendengar suara aneh. Suara seperti sesuatu yang sedang di seret, Dara pun mencari dari mana sumber suara itu.
Dara berjalan ke arah pintu samping rumah dan melihat pintu nya terbuka, suara nya berasal dari sana. Dara pun berjalan keluar dan menoleh ke teras samping rumah, tapi tidak ada siapa - siapa.
'Apa maling?' Batin Dara.
Dara kembali masuk dan mencari sesuatu yang bisa dia gunakan untuk memukul apabila memang itu maling, dan saat dia melewati kamar eyang nya Dara melihat pintu kamar eyang nya juga terbuka. Dara pun menghampiri kamar Eyang nya dan melihat ke ranjang..
"Eyang kemana?" Gumam Dara, karena yang ada hanya bi Lastri dan bi Endang yang sedang tidur.
Dara berjalan dengan cepat mencari eyang nya, dia bahkan ke kamar mandi barang kali eyang nya ada di sana, tapi tidak ada.. Dara yang panik tidak terpikirkan membangunkan bibi, dia langsung saja berlari keluar dari pintu samping dan berlari keluar ke halaman rumah untuk mencari eyang nya.
"Eyang!!" Panggil Dara, tapi suara nya habis.. Jadi tidak terdengar keras.
"Ya Allah, eyang kemana.." Gumam Dara.
Dara berlari keluar rumah dalam kondisi gelap - gelap, dan berkeliling rumah. Dia mencari ke sekeliling rumah itu tapi tidak ada keberadaan eyang nya..
"Eyang!!" Panggil Dara dengan suara serak.
Dara berkeliling cukup lama sampai dia hampir keluar dari area pekarangan rumah eyang nya, tapi masih saja Dara belum menemukan eyang nya. Setelah lumayan jauh, Dara baru menyadari sesuatu..
"Eyang kan nggak bisa jalan, harus nya eyang nggak akan jauh dari rumah." Gumam Dara..
Dara lalu memutar tubuh nya dan menatap rumah eyang nya dari jauh.. yang belum dia datangi adalah..
"Sungai.." Gumam Dara.
Dara pun bergegas berjalan menuju ke arah sungai, dan di sana.. Dara kembali mendengar suara sesuatu yang di seret tadi. Dara menajamkan pandangan nya dan memfokuskan nya ke satu titik..
"Astagfirullah, eyang!"
Dara menemukan eyang nya, namun sedang mengesot menuju ke sungai. Dara pun bergas turun tanpa peduli kaki nya menginjak ranting yang lumayan tajam.
"Akh! Shh.."
"Eyang!!" Panggil Dara.
Dara menghampiri eyang nya dan dia membantu eyang nya untuk duduk.
"Lepas! Lepas! Lepaskan!" Eyang nya malah memberontak dan tidak mau di bantu oleh Dara.
"Eyang, ini Dara.." Ujar Dara.
"Lepas!! Lepas!!" Eyang nya masih saja mencoba melepaskan diri dari Dara.
Tapi Dara tidak menyerah, dia menghalangi eyang nya yang masih saja terus berusaha mengesot menuju ke sungai. Dan Eyang nya juga tidak mau kalah dari Dara, dia terus mendorong Dara bahkan memukuli tangan Dara yang menyentuh nya.
"Eyang kenapa!!? Ini Dara, eyang.." Ujar Dara, Dara panik, takut dan bingung dengan eyang nya yang tiba - tiba seperti itu.
"Lepass!!! Aku mau pergi! nanti aku di tangkap! Lepass!!!" Teriak eyang nya.
"Siapa yang tangkap eyang, nggak ada siapa - siapa eyang.." Ujar Dara.
"Adaaaa!! Ada yang mau tangkap!! Lepasin, saku belum mau mati!" Teriak eyang.
Dara memeluk Eyang nya, dia bingung dan takut sekarang. Dia bahkan tidak tau saat itu jam berapa.. Tapi semakin Dara peluk, eyang nya semakin memberontak, bahkan eyang nya kini memukuli tubuh Dara dan bahkan menggigit nya sambil menangis.
"EYANG!!!" Bentak Dara, karena lengan nya di gigit.
"LEPASKANNN!!!" Teriak eyang nya.
"Enggak!! Eyang harus ikut Dara pulang ke rumah. Nggak ada yang ngejar eyang, Dara yang bakal lindungin eyang kalo ada yang ngejar eyang." Ujar Dara.
"Aku takutt.. Huhuhuhu.. Takut.. Huhuhuhu.." Akhir nya tangis eyang nya pecah juga..
Dara memeluk eyang nya, dia tidak tahu apa yang terjadi dengan eyang nya tapi sejujur nya dia takut saat ini.
"Jangan takut eyang, eyang kan ada Dara.. Dara bakal jagain eyang, nggak ada yang ngejar eyang." Ujar Dara, sambil mengusap - usap punggung eyang nya.
"Huhuhu.. Dia terus ngejar.. aku takut.. Huhuhu.."
Akhir nya Dara ikut menangis sambil memeluk eyang nya, entah sebenar nya apa yang eyang nya lihat sampai bisa ketakutan seperti itu.
"Kita pulang ke rumah yah eyang.." Ujar Dara.
"Tapi takutt.." Ujar eyang nya.
"Jangan takut, Dara kan nemenin eyang." Ujar Dara.
"Kamu jangan tinggalin aku.." Ujar eyang dan Dara mengangguk.
"Dara janji, Dara nggak akan ninggalin eyang.. Yuk, kita pulang ke rumah.." Ujar Dara, dan akhir nya eyang nya mengangguk.
...BERSAMBUNG.....
ato ga bisa pindah rumah karena ada sesuatu yg mengikat di rumah itu?