Di balik wanita yang selalu di bully dan di hina culun ini ternyata mempunyai kehidupan yang begitu misterius dan tidak ada yang mengetahui siapa dia yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xialin12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 30
Braak!
Bugh!
Xixi yang tengah menghadapi beberapa orang laki-laki yang tidak dia kenal melempar salah seorang yang menyerangnya dengan kuat ke tanah.
Mereka tidak percaya, jika mereka yang berjumlah lebih dari 3 orang tidak bisa mengalahkan seorang wanita yang terlihat lemah itu.
"Tidak mungkin, wanita itu berkata jika orang yang akan kita tangkap adalah wanita lemah dan penakut. Tapi kenapa dia begitu kuat?" Ucap salah seorang yang menyerang Xixi.
"Apa kalian pikir, dengan kekuatan kalian yang lemah itu bisa membuatku terluka?" Ucap Xixi dengan nada mengejek.
"S*al! Kita harus memberitahu wanita itu tentang orang yang kita hadapi ini."
Salah seorang mengeluarkan ponsel dari dalam saku jaketnya, lalu menghubungi orang yang meminta mereka menangkap Xixi.
"Bagus, beritahu orang yang menyuruh kalian itu. Aku ingin tahu siapa dia."
Xixi melihat seorang yang mengambil ponsel mulia berbicara dengan orang yang dia hubungi.
"Cepat kemari, jangan menyuruh orang lemah untuk menangkapku!" Seru Xixi dengan keras, berharap orang yang ada di seberang sana mendengarnya.
Setelah selesai menghubungi orang itu, sekelompok laki-laki itu kembali menyerang Xixi secara bersamaan.
Mereka tidak percaya jika wanita di depannya tidak bisa di kalahkan oleh mereka yang menyerangnya secara bersama-sama seperti itu.
10 menit kemudian, Xixi kembali menyingkirkan satu orang dengan cara menendangnya hingga dia tersungkur di depan sebuah sepatu seorang wanita.
"Ka... kau, wanita culun. Ba.... bagaimana bisa kau membuat semua orangku ini...."
Xixi menatap Rachel yang tidak lain adalah orang yang menyuruh beberapa laki-laki itu untuk membawanya, dia tersenyum melihat Rachel yang terkejut.
"Haahahh ternyata ini perbuatanmu, aku pikir orang lain." Ucap Xixi sambil memperbaiki jaket yang dia pakai.
"Bukankah kau.... hanya....."
"Hanya wanita culun dan lemah, begitu?" Ucap Xixi memotong ucapan Rachel.
Rachel mundur beberapa langkah saat Xixi berjalan mendekatinya. Dia merasa sangat takut melihat tatapan Xixi yang begitu tajam padanya dan aura yang begitu menekannya.
"Rachel Scott, aku sudah pernah memberikan peringatan pada mu dan teman-teman mu lewat perusahaan milik keluarga kalian. Aku pikir kau tidak akan lagi menggangguku, tapi ternyata kau lebih memilih untuk hidup menderita dengan seluruh keluargamu."
Rachel menggelengkan kepalanya, dia tidak percaya dengan apa yang dengar dan lihat saat ini.
Wanita yang selama ini dia anggap culun, miskin dan lemah. Ternyata adalah wanita yang kuat dan juga dia adalah orang yang sudah membuat perusahaan keluarganya dan teman-temannya hampir hancur.
"Jika kau ingin menarik perhatian Leon dan membuatnya menyukaimu, lakukanlah dengan cara yang baik. Bukan dengan cara yang hanya akan membuatmu semakin di benci oleh Leon."
Xixi menepuk bahu Rachel yang membatu beberapa kali sebelum dia pergi meninggalkan tempat yang dingin itu.
"Dasar wanita ini, membuatku harus berolahraga di cuaca yang dingin seperti ini." Gumam Xixi yang berjalan menuju mobilnya.
Rachel yang di tinggal oleh Xixi terduduk di atas tanah, dia benar-benar merasa syok atas apa yang dia alami. Aura yang di miliki oleh Xixi begitu menekan, di tambah dia melihat jika Xixi sudah mengalahkan orang-orang yang ada di depannya dengan begitu menakutkan.
"Siapa dia sebenarnya, ke... kenapa dia begitu kuat?" Gumam Rachel yang masih tidak percaya.
Di dalam mobil, Xixi mengelap ujung bibirnya yang terluka akibat hantaman dari salah seorang suruhan Rachel itu.
"Dia sudah tahu siapa aku, sepertinya aku tidak perlu lagi memerankan wanita culun di kampus. Lagi pula, Megan Gabriel juga sudah tahu kampus ku berada." Ucap Xixi yang masih membersihkan ujung bibirnya.
Setelah selesai, Xixi melajukan mobilnya kembali ke rumah, karena udara dingin benar-benar membuatnya tidak tahan berlama-lama di luar rumah.
***
Rachel yang pergi menemui teman-temannya di sebuah kafe setelah melihat Xixi yang berubah, menceritakan semua yang Rachel lihat dan yang di ucapkan oleh Xixi.
Dia lalu meminta salah satu temannya untuk mencari tahu siapa Xixi sebenarnya.
"Orang yang mampu membuat beberapa perusahaan hampir hancur secara bersamaan, hanya beberapa orang terkaya di negara ini." Ucap salah seorang teman Rachel.
"Dia benar, kita harus mencari tahu dari orang-orang terkaya itu." Ucap yang lain.
"Orang terkaya di negara ini? Jika begitu, artinya Xixi adalah anak dari salah satu orang terkaya di negara ini?" Ucap Rachel.
Teman-temannya termenung, jika apa yang di katakan oleh Rachel benar. Maka kemungkinan mereka tidak bisa berbuat apa-apa.
"Kita cari dulu, siapa sebenarnya Xixi itu."
"Kita mulai dari keluarga Damian lebih dulu."
"Tidak, yang aku tahu keluarga itu hanya mempunyai satu anak laki-laki." Ucap Rachel mencoba menyembunyikan identias Leon.
"Hmmm, keluarga Smith hanya ada Lulu dan kakak laki-lakinya, di keluarga...."
"Coba lihat keluarga William, yang aku dengar model terkenal Michael William mempunyai satu adik perempuan yang tidak di ketahui banyak orang."
"Keluarga William?" Tanya Rachel.
"Benar, coba lihat salah satu media sosialnya. Kalau tidak salah, dia pernah memposting saudara perempuannya disana dulu."
Salah satu teman Rachel lalu mencoba membuka salah satu media sosial miliknya dan mencari postingan milik Michael William beberapa bulan yang yang lalu.
Semua mata teman-teman Rachel dan juga Rachel membulat saat melihat foto saudara perempuan Michael William yang mereka cari.
foto Xixi di salah satu media sosial milik Michael William, dengan caption : "Apa ini? adikku semakin tumbuh dan bertambah cantik dari ku 😜"
Rachel yang ikut melihat foto itu adalah Xixi, terdiam. Dia menatap foto itu dengan tidak percaya.
"Jika dia adalah adik dari Michael William, itu artinya dia adalah anggota keluarga William." Ucap salah seorang teman Rachel.
Mereka sangat tahu bagaimana keluarga William yang sudah sangat terkenal di negara mereka, dan di beberapa negara lainnya sebagai salah satu keluarga yang memegang kendali beberapa perusahaan besar di tangannya.
Bahkan perusahaan yang keluarga teman-teman Rachel miliki tidak akan bisa menandingi kekayaan dan kuatnya kekuasaan keluarga William itu.
"Bagaimana ini, kita sudah menyakiti Xixi selama ini."
"Benar, Rachel apa yang harus kita lakukan?"
Teman-teman Rachel mulai khawatir setelah tahu jika Xixi adalah salah satu anggota keluarga William.
Rachel benar-benar tidak menyangka, dia juga tidak tahu harus bagaimana. Keluarganya bukanlah keluarga yang bisa menyinggung keluarga William.
"Di negara ini, hanya keluarga Damian yang bisa menandingi keluarga William. Kita benar-benar sudah menyinggung orang yang salah"
Teman-teman Rachel benar-benar ketakutan dan mereka merasa menyesal karena sudah membantu Rachel untuk menindas Xixi di kampus.
"Rachel, kau harus membantu kami. Karena membantumu, kami semua harus berurusan dengan keluarga William itu."
"Benar Rachel, jika bukan karena kami membantu mu. Kami juga tidak akan mengalami hal seperti ini."
Rachel menatap teman-temannya yang sedang menyalahkan dirinya atas apa yang sudah mereka alami.
"Hah, jika kalian dari awal tidak menindas dia. Kalian juga tidak akan seperti ini, kalianlah yang pertama kali menindas dia sebelum aku, dan kalian menyalahkanku setelah tahu siapa dia sebenarnya? Benar-benar tidak berguna!"
Rachel meninggalkan teman-temannya di kafe, dia lalu melajukan mobilnya dengan cepat menuju rumahnya, dia harus menyusun rencana untuk membujuk Leon agar mau membantunya menghadapi Xixi.
"Xixi, memangnya kenapa kalau kau adalah anak dari keluarga William? Aku tidak akan pernah membiarkanmu bersama dengan kak Leon,hanya aku yang boleh bersama dengan kak Leon!"
Rachel juga merasa marah pada teman-temannya yang menyalahkan dirinya, padahal mereka juga menindas Xixi sebelum dia ikut melakukan hal itu.
"Dasar pec*ndang! Beraninya mereka menyalahkan aku setelah tahu siapa Xixi sebenarnya. Aku bahkan tidak mengenal mereka dulu, jika aku tidak membutuhkan bantuan mereka waktu itu untuk memberi palajaran pada Xixi, aku juga tidak mau berteman dengan mereka." Ucap Rachel sambil mencengkeram setir mobil dengan erat.