NovelToon NovelToon
Bunda Bukan Wanita Malam

Bunda Bukan Wanita Malam

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / patahhati / Duda / Single Mom
Popularitas:49.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Kolom langit

(Siapkan kanebo kering untuk menyeka air mata!)

Demi mendapatkan uang untuk mengobati anak angkatnya, ia rela terjun ke dunia malam yang penuh dosa.

Tak disangka, takdir mempertemukannya dengan Wiratama Abimanyu, seorang pria yang kemudian menjeratnya ke dalam pernikahan untuk balas dendam, akibat sebuah kesalahpahaman.


Follow IG author : Kolom Langit

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari pertama

Flashback on (Author POV)

Malam itu Laras membawa Via menemui seorang pria. Saat memasuki tempat terkutuk itu, Via merasa seperti ditarik ke dalam lumpur kotor. Rasanya ingin berlari keluar meninggalkan tempat itu. Namun, setiap teringat kondisi Lyla, ia mencoba menguatkan hatinya.

"Bos ini gadis yang akan bergabung bersama kita," ucap Laras pada seorang pria bertubuh kekar. Marco, seorang pria berusia 35 tahun yang diketahui sebagai pemilik tempat hiburan. Laki-laki itu tersenyum menatap Via, memperhatikan dari ujung kaki ke ujung kepala.

"Cantik juga temanmu. Namanya siapa?" tanya laki-laki itu.

Dengan perasaan malu bercampur ragu, Via menyebutkan namanya. "Nama saya Alviana, Tuan!" jawabnya.

"No no no...! Jangan pakai nama asli. Disini kau akan dipanggil dengan nama samaran. Bagaimana kalau aku memberimu panggilan, Cleopatra. Bagaimana Scarlet?"

"Bagus, Bos, sesuai," jawab Laras diiringi senyum khasnya. Laras menggunakan nama panggilan Scarlet di sana. Dan mulai hari itu Via menjadi Cleopatra. Laras pun mulai mengenalkannya pada dunia malam, dunia yang bagi Via sangat kelam.

Via masuk ke ruang ganti ditemani Laras. Ia membantu berhias diri layaknya wanita-wanita penghibur lainnya. Dandanan menor dengan pakaian cukup terbuka. Via bahkan malu menatap pantulan dirinya di cermin.

"Ras, apa tidak ada pakaian selain ini?" Via kembali meneliti tubuhnya dengan balutan pakaian itu. "Ini terlalu terbuka."

"Memang inilah pakaian yang cocok, Cleo ..." Laras sudah mulai memanggil nama samaran Via. "Kita disini untuk menghibur. Kalau pakaianmu tertutup, mana ada pria yang mau menyewa jasamu?" jelas Laras.

Mendengar ucapan Laras, Via meneteskan air mata. Seberat inikah ujian dalam hidupnya? Keterbatasan membuatnya memilih jalan pintas. Akan tetapi, Via tidak punya pilihan lain untuk ditempuh.

Aku harus kuat demi Lyla. ucapnya dalam hati.

"Via, awalnya aku juga begitu. Tidak ada satu wanita pun yang rela menjual diri jika bukan karena keadaan terpaksa. Awalnya aku juga berat, tapi lama-kelamaan aku mulai terbiasa. Kau pun akan seperti itu," ucap Laras seraya mengusap bahu Via.

Via mengangguk pelan, namun segenap hatinya menolak.

Setelah selesai berhias diri, Via dan Laras keluar dari ruang ganti. Mereka berjalan menuju sebuah meja, dimana beberapa pria sedang minum. Tidak pernah menginjakkan kaki di tempat semacam itu sebelumnya membuat Via benar-benar ketakutan. Di tempat itu hanya ada pria hidung belang dan pemabuk, dengan seorang wanita yang setia menuang minuman di sisinya.

Di sanalah pertama kali Via bertemu dengan Wira. Seorang pria tampan yang duduk seorang diri di sudut, sementara temannya yang lain menikmati kebersamaan dengan wanita. Satu hal yang Via tahu, Wira berbeda. Laki-laki itu bahkan tidak ingin didekati atau disentuh, walau pun beberapa wanita cantik menawarkan diri padanya. Via kemudian melirik Laras, yang kini bergelayut manja di lengan seorang pria, sambil menuang minuman. Ia memberi Via kode dengan kedipan mata, seolah menunjukkan pada Via, cara untuk merayu.

Dalam hitungan detik, seorang pria menariknya untuk duduk bergabung di sana. Via mencoba menghindar, namun pria itu menyodorkan sejumlah uang padanya. Dan demi apapun, jika tidak mengingat biaya pengobatan Lyla, Via pasti sudah melemparkan uang itu ke wajah pria hidung belang itu. Akhirnya ia hanya mampu berdiam diri di tempat duduknya, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Sedangkan Laras begitu menikmati perannya.

*****

"Kau harus bayar harga yang pantas untuk dia," ucap Marco pada seorang pria.

"Baiklah, berapa aku harus membayarnya? Kau bisa menjamin dia barang baru, kan?"

Aldi, seorang pria hidung belang, yang juga merupakan teman minum Wira, malam itu mendatangi Marco untuk menyewa jasa Via untuk semalam.

Marco kemudian membisikkan nominal yang harus dibayar oleh pria tersebut untuk dapat menghabiskan malamnya bersama Via. Walaupun terkejut dengan nilai yang disebutkan oleh Marco, namun ia tetap menyanggupi.

"Mahal juga ya ..." ucap Aldi.

"Kalau kau tidak sanggup, aku akan memberikannya pada orang lain."

"Tidak ... tidak ... aku menginginkannya. Akan kubayar berapapun untuk mendapatkannya."

"Baiklah."

Via menyapu air mata yang menetes membasahi wajahnya, saat mendengar pembicaraan Aldi dan Marco. Akhirnya, ia benar-benar telah menjual harga dirinya. Sesuatu yang mungkin akan menodainya seumur hidup.

Setelah menyelesaikan urusannya dengan Marco, Aldi pun mengajak Via meninggalkan tempat itu menuju sebuah hotel mewah. Saat hendak keluar, bersamaan dengan Wira yang juga akan pergi dalam keadaan setengah mabuk. Wira sempat melirik sinis pada Via, membuat wanita itu menunduk malu.

Sepanjang perjalanan Via diam membisu, walaupun Aldi beberapa kali membuka suara, namun ia bagai tidak mengindahkan keberadaan Aldi di sana. Pikirannya melayang, dan pandangannya hanya mengarah pada keramaian jalan malam itu.

"Cleo ... kau dipanggil Cleopatra kan?" tanya Aldi memulai pembicaraan untuk yang kesekian kalinya.

"Ii-iya..." jawabnya gemetar.

"Kenapa kau mau menjadi seorang wanita penghibur? Bukankah dengan begitu kau baru saja menghancurkan hidupmu?" tanya-nya kemudian.

Via hanya mendengar pertanyaannya tanpa menjawab. Ia lebih memilih diam. Hingga kurang dari satu jam, mereka tiba di sebuah hotel mewah. Memasuki sebuah kamar, hal pertama yang dipikirkannya hanya kehancuran masa depannya. Terutama dosa yang mungkin tidak bisa dipertanggungjawabkan nantinya pada sang pencipta.

"Kau suka tempat ini?"

"Tidak," jawabnya datar.

Perlahan Aldi melangkah mendekati Via, seiring dengan langkah kaki Via yang terus mundur ke belakang. Ia bahkan sudah gemetar ketakutan.

"Ada apa Cleo? Kenapa kau terus melangkah mundur?"

Cairan bening mulai menggenangi bola mata Via, saat punggungnya telah menempel dengan dinding. Akan tetapi Aldi tidak begitu peduli. Ia menelan saliva, saat pandangannya menjelajahi tubuh indah dan seksi yang kini berdiri di hadapannya. Rasanya sudah tidak sabar untuk menyentuh setiap bagiannya. Laki-laki itu menarik dengan kasar pergelangan tangan Via dan berusaha memeluknya. Namun, Via mendorongnya hingga mundur beberapa langkah.

"Tolong jangan sentuh aku!"

"Apa maksudmu, Cleo? Aku sudah membelimu. Aku membayarmu dengan harga yang sangat mahal untuk malam ini. Jadi sekarang layani aku," teriak Aldi seraya menarik tangan Via dan menghempasnya ke atas tempat tidur.

Via berusaha memberontak dengan sekuat tenaga, hingga pakaiannya sobek di beberapa bagian, namun Aldi yang telah dikuasai oleh nafsu tidak memberi celah. Saat ingin menciumnya, Via menendang perut lelaki itu dengan keras hingga meraung kesakitan. Tak ingin kehilangan kesempatan, Via memanfaatkan keadaan itu melarikan diri.

Sambil menahan tangis, Via berlari melewati lorong panjang, mencari jalan keluar. Saat tiba di sebuah lift, ia menabrak seorang pria paruh baya.

Ma-- maaf," ucapnya terbata-bata seraya menoleh kebelakang, takut jika Aldi menemukannya di sana.

"Tidak apa," ucap pria itu. Melihat ketakutan di wajah Via, ia kembali bertanya. "Ada apa, Nak? Apa seseorang mengejarmu?"

Via belum sanggup menjawab. Hanya sesekali menoleh kebelakang sana.

Pria paruh baya itu memperhatikan penampilan Via dengan pakaian sedikit terbuka dan sobek di beberapa bagian. Merasa kasihan, ia pun memberikan jas miliknya untuk menutupi tubuh Via, lalu mengajaknya masuk ke sebuah kamar besar.

"Tenanglah, kau aman di sini," ucapnya berusaha meredam tangisan Via yang semakin menjadi.

Kata orang, Tuhan tidak akan memberi manusia ujian melebihi batas kemampuannya. Via merasa yakin, karena itulah Tuhan mengirim seorang malaikat untuk menolongnya malam itu, seorang pria baik hati bernama Tuan Gunawan.

****

1
Alwa Kirana
Lumayan
dich
wkwkwkwkkwkkkk
bisa bisanyaaa 😅
dich
😆😆😆😂😂😂
Dewi Kadimen
Luar biasa
dich
🤣
dich
duuh koq jadi sakit
dich
moduuss
dich
playing victim
dich
awas aja ganggu2 wira sm via
dich
hiiii
dich
😭😭😭😭😭😭😭
dich
gilaaaa
dich
oooh ternyata...
Taty Siti Latifah
iya bener...gaje banget...
Taty Siti Latifah
Cerita yang bagus dengan pilihan kata dan kalimat yang sederhana, mudah di pahami, serta tepat sasaran. Sasarannya adalah menguras air mata.
Saya suka
Jumi Nar
Lumayan
Jumi Nar
Biasa
Dian Haerani
ya Allah nangis terus ini 😭😭😭😭😭
Annie Soedjono
Tengkyu thor dikasih karya yg happy ending,
Sempat bikin perasaan roller coaster juga siy, ada sedih gemes,pokoknya nano2 tapi brrakhir happy ending.
Tetap semangat & terus berkarya di lapak ini ya thor...
missjanah
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!