"Aku hanya mengganggap dirimu baby sitter. Setelah dia terbangun, saat itu juga kau angkat kaki dari rumah ini!!!" Filio Ar Januar.
"Pernikahanku terjadi dengan keterpaksaan, namun aku berharap akan berakhir bahagia. Aku mohon lihat aku sekali saja," Asilla Candrawinata.
Diharapkan membaca TERPAKSA MENIKAH season 3
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vanzhuella annoy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 15. Asinta Koma
Mendengar cerita dari sambungan telepon dari calon mertuanya. Filio sangat terkejut bahkan tak percaya dengan apa yang terjadi kepada kekasihnya Asinta.
Filio langsung memasuki roda empat dan langsung melajukan menuju RS. Dalam perjalanan ia menghubungi kedua orang tuanya agar segera menyusul ke RS.
Di RS milik keluarga Januar. Mira terisak menangisi putri sulungnya yang koma. Asinta koma selama 3 hari tepat dimana Asilla juga melahirkan.
"Hiks hiks sayang bangunlah, lihat putra tampanmu sangat membutuhkan kamu," isak Mira sembari mengendong sang cucu.
Ceklek
Pintu dengan cukup keras terbuka. Ternyata Filio yang datang. Seketika pandangan Filio tertuju kepada bayi mungil dalam gendongan Mira.
Filio dengan langkah lunglai mendekati calon Mama mertuanya.
"Putraku! Benarkah ini putraku dan darah dagingku?" batin Filio.
"Sayang Papamu sudah datang," kata Mira sembari terisak sedih.
Filio mendekat, dengan tangan bergetar ia mengusap pipi mungil bayi itu. Mira menyerahkan bayi tampan itu kepada Filio. Dengan canggung Filio mengendong dan mendaratkan kecupan di seluruh wajah bayi tampan itu. Sungguh Filio merasakan jantungnya berdebar ketika mendekap bayi itu.
Sambil mengendong buah hatinya Filio mendekati brankar pembaringan Asinta. Di sana Asinta terbaring dengan mata tertutup dan dibantu oleh alat medis.
"Honey kenapa kau lakukan itu? kenapa kau sembunyikan hal ini kepadaku? kau hampir saja membahayakan nyawa putra kita," ujar Filio sembari mengusap wajah Asinta. "Lihat bayi kita sangat membutuhkan kamu sekarang, kasihan dia honey," imbuhnya.
"Maafkan putri kami Tuan, sungguh kami sebagai kedua orang tuanya tidak mengetahui kenyataan itu. Kami tidak tau jika Sinta mengandung selama ini," ujar Farhan.
Ceklek
Pintu kembali terbuka.
"Apa yang terjadi? dan bagaimana bisa?" cecar Lyodra bertubi dengan wajah sangat panik.
"Mommy," panggil Filio.
"Sayang apakah ini cucu Mommy? dia sangat tampan sayang, sangat mirip dengan dirimu," ungkap Lyodra langsung mendaratkan kecupan di seluruh wajah bayi tampan itu. "Selamat datang ke dunia sayang, ternyata tanpa Oma sadari sudah memiliki cucu," imbuh Lyodra.
Filio memberikan sang buah hati kepada Lyodra.
"Sayang lihatlah wajah cucu kita. Hmmm beginilah rupa Iyo sewaktu masih bayi," kata Lyodra begitu bahagianya.
"Sangat tampan, benar-benar bibit unggul," ujar Farres.
Farhan sama Mira mengepalkan tangan. Bagaimana tidak marah karena mereka hanya fokus kepada bayi itu ketimbang memikirkan kondisi Asinta yang berjuang untuk siuman.
Seakan ingat membuat Lyodra mendekati brankar pembaringan Asinta.
"Sayang berjuanglah demi buah hati kalian. Bayi kalian sangat membutuhkan kamu," ungkap Lyodra sembari mengusap kening Asinta yang terbalut perban. "Kenapa kamu sembunyikan hal ini kepada kami? kamu hampir saja mencelakai putra kalian," imbuh Lyodra sembari terisak.
"Tuan Farhan bagaimana ceritanya putri kalian mengalami koma?" tanya Farres belum tau kronologi yang terjadi.
Farhan menceritakan apa yang terjadi kepada putri sulungnya. Mereka duduk di sofa sedangkan bayi tampan itu diletakan di box bayi.
"Sebelum menghilang Sinta belum mengetahui dirinya jika sudah berbadan dua. Seperti yang diceritakan oleh sahabatnya Sinta tidak berani pulang untuk mengatakan jika dirinya sedang mengandung darah daging Tuan Filio. Sehingga Sinta tetap bersembunyi agar tidak ada yang mengetahuinya, karena Sinta tidak ingin orang-orang pada menghina keluarga kami," cerita Farhan.
"Bagaimana bisa Sinta mengalami koma?" tanya Lyodra sangat penasaran.
"Sinta bersama sahabatnya pergi ke pusat pembelanjaan untuk membeli susu karena kebetulan tidak ada stok. Pulang dari situ mobil yang dikendarai oleh sahabat Sinta mengalami kecelakaan parah sehingga mengakibatkan Sinta mengalami luka berat maupun benturan di kepala dan bagian dadanya, sehingga membuat organ tubuh bagian dalam yang terpenting tergoncang." Imbuhnya.
"Pada saat kecelakaan bayi mereka harus dilahirkan karena mengingat kondisi Sinta memprihatinkan. Sehingga melakukan operasi sesar sehingga putra mereka selamat," timpal Mira ikut menceritakan.
Hiks hiks
Tangis Mira kembali pecah dalam dekapan Farhan.
"Sinta mengalami koma berkepanjangan akibat benturan hebat di kepala," ujar Farhan dengan mata berkaca-kaca.
"Sabar Mira," lirih Lyodra sembari mengusap bahu Mira.
"Syukurlah cucu kita selamat dari kecelakaan itu," ujar Farres.
Mendengar hal itu membuat Farhan maupun Mira meradang dalam diam.
"Aku akan mencari dokter terbaik untuk menangani Sinta, semoga keajaiban itu datang. Kasian cucu kita tumbuh kembang tanpa mendapat belaian kasih sayang seorang Ibu," imbuh Farres kembali.
"Sayang apa kamu sudah menamai putra kalian?" tanya Lyodra kepada Filio yang sejak tadi diam saja. Filio benar-benar syok mengetahui hal ini.
Oek....Oek....
Tiba-tiba bayi tampan itu menangis. Dengan cepat Filio beringsut menghampiri box. Dengan canggung Filio angkat bayi tampannya lalu mengendong. Dalam sekejap bayi itu berhenti menangis.
Cup cup cup
Gumam Filio menenangkan buah hatinya yang tak pernah ia tau.
"Sayang sepertinya ia tau bahwa yang menggendongnya adalah Papanya," kata Lyodra ikut bangkit. "Cucu Oma baik-baik ya? terpaksa kamu minum susu formula sayang dimasa bayimu," imbuhnya.
"Haus ya?" ujar Filio
"Sayang Mommy serasa mimpi bahwa kamu sudah menyandang sebagai orang tua," kata Lyodra sedikit terkekeh tetapi dengan cepat ia sadar karena mengingat keadaan calon menantunya.
"Moses Januar," ujar Filio memang sengaja menamai putranya dengan singkat.
" Nama yang indah seperti maknanya," ungkap Lyodra sedangkan kedua orang tua Asinta tidak ikut berkomentar.
Sesuai kesepakatan Moses dibawa pulang oleh keluarga Januar. Kebetulan keluarga Candrawinata juga memiliki dua bayi sekaligus sehingga Moses diasuh oleh keluarga Januar untuk sementara selama Asinta mengalami koma.
Dengan penuh kasih sayang Lyodra maupun Farres merawat Moses. Bahkan mereka bergantian begadang jika Moses sedikit rewel pada malam hari. Filio sebagai Papa juga ikut merawat Moses disela kesibukannya.
Atas desakan Filio terpaksa Lyodra menerima suster terbaik untuk membantu menjaga dan merawat Moses. Seakan mengerti keadaan Moses tumbuh dengan baik dan sehat.
Kini usia Moses menginjak ke 1 bulan. Berat badannya semakin bertambah.
"Putra tampan Papa sudah bangun ya? pasti haus ya?" kata Filio di pagi hari. "Tunggu ya Papa buatin susu," ya Filio selama ini sering buatin susu untuk Moses.
"Sayang maaf Mommy bangun kesiangan," kata Lyodra baru bangun.
"Tidak apa-apa Mom, Mommy tidur saja jika masih mengantuk," jawab Filio. Karena selama ini Lyodra tidur di kamar milik Moses.
"Tadi malam putra tampan kalian bergadang sehingga Mommy tidak bisa memejamkan mata, walaupun Moses tidak menangis," ungkap Lyodra.
"Putra Papa jangan kerjain Oma dong, kasian Oma loh," celoteh Filio sembari memainkan hidung mancung Moses.
"Kasian putramu sayang, nasibnya persis ketika kalian masih bayi. Cuma bedanya kalian mendapatkan ASI sedangkan Moses terpaksa lahir langsung minum susu formula," kenang Lyodra.
Tanpa mereka sadari dibalik pintu Farres mendengar penuturan sang istri tercinta. Sungguh Farres merasa sesak ketika sang istri mengenang masa lalu itu.
Hmmm
Deheman Farres membuat Lyodra maupun Filio menoleh.
"Selamat pagi sayang," ucap Lyodra sembari tersenyum.
Cup
"Morning kiss sayang," Farres mendaratkan kecupan di bibir Lyodra seperti biasanya.
"Masih ada kami Dad," sindir Filio.
Hahaha
"Memang kenapa rupanya? beginilah rumah tangga harmonis," ujar Farres sembari memeluk erat tubuh Lyodra dari belakang.
"Putra Papa, Opa sama Oma menganggap kita hanya nyamuk," imbuhnya.
"Sayang apa Daddy dengar kedua pria tampan itu?" kata Lyodra terkekeh mendengar sindiran Filio.
"Anggap saja begitu sayang. Nyamuk raksasa pengacau saja," kekeh Farres. "Sayang ayo kembali ke kamar, cukup sudah puasa Daddy hmmm mumpung cucu kita ada yang jagain," bisik Farres begitu pelan di telinga Lyodra sembari mengigit halus daun telinga itu sehingga membuat sang empunya merinding.
Sedangkan Filio fokus bercanda dengan Moses.
"Sayang Mommy titip Moses dulu karena Mommy ingin membersihkan diri," kata Lyodra.
"Iya Mom," jawab Filio tanpa memandang kedua pasangan tua romantis itu.
"Yes akhirnya buka puasa juga di pagi ini,"
...******...