Kirana kembali ke kampung halamannya dengan tekad bulat—menuntut balas atas kematian ibunya yang tragis. Kampung yang dulunya penuh kenangan kini telah dikuasai oleh orang-orang yang mengabdi pada kekuatan gelap, para penyembah jin yang melakukan ritual mengerikan. Ibunya, yang menjadi tumbal bagi kepercayaan jahat mereka, meninggalkan luka mendalam di hati Kirana.
Apakah Kirana akan berhasil membalaskan dendam ibunya, ataukah ia akan terjerat dalam kutukan yang lebih dalam? Bagaimana ia menghadapi rintangan yang menghadang niat balas dendamnya? Temukan jawaban dari pertanyaan ini dalam perjalanan penuh ketegangan, misteri, dan kekuatan gelap yang tak terduga.
Apakah Kirana akan keluar sebagai pemenang, atau malah menjadi bagian dari kegelapan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurulina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19
"Bagaimana bapak bisa tau dengan nama nyai Surti itu" tanya Azka penasaran.
"Sebelum saya pindah ke kampung ini, saya sempat mengurus beberapa dokumen perpindahan saya, ke kantor desa, waktu itu ada wanita cantik disana, seperti nya mengurus berkas jual beli lahan, dan suara nya seperti tidak asing, suara nya mirip seperti suara wanita nya saya dengar di kebun karet malam itu. Aneh nya tampilan wanita itu tradisional sekali, memakai kebaya dan sanggul, anak buah nya juga memanggil nya nyai, tapi..... Saya tidak sempat mencari tahu lebih lanjut dan saya juga tidak ingin terlihat lebih dalam nak Azka" pak Imran menjelaskan.
"Kalau benar mereka bersekutu dengan setan, itu arti nya kyai Kasim dibunuh agar tak menghalangi niat mereka, selama ini kita tau kyai Kasim lah yang menghidupkan surau dan kerap berdakwah di kampung itu. Setelah beliau tiada, tak ada lagi yang mengurus surau" timpal Rizal ..
"Iya kamu benar nak, sempat terbesit keinginan saya untuk menggantikan bang Kasim tapi setelah tau kebenaran nya, saya terlalu takut kalau saya juga bernasib sama dengan bang Kasim, kematian kepala desa lama juga pasti ada campur tangan mereka,"
Pak Imran menimpali..
Tak terasa sudah pukul 10.22, mereka berempat izin pamit kembali ke rumah pak Rahmat, Kirana dan Nisa juga menuju sekolah Nisa yang berada di kampung ini, meminta izin bahwa seperti nya Nisa tidak akan bersekolah lagi disitu. Keputusan Kirana sudah bulat bahwa mereka harus pergi dari kampung itu dan pindah ke kota Azka, tinggal lagi dengan pak Hendra,
"Kak!! Kita gak cari ibuk lagi?? Siapa tau ibu masih hidup!!" ujar Nisa.
"Nisa, terlalu beresiko untuk nyari ibu dan kembali kesana lagi, terlalu berbahaya, kamu gak ingat dengan apa saja yang sudah kita lewati? Lebih baik kita pergi saja dan jangan pernah berurusan lagi dengan kampung itu"
Keputusan Kirana bukan tanpa alasan, dia tidak punya kekuatan apa pun untuk membalas orang orang itu, ditambah lagi dia tidak tau siapa-siapa saja yang terlibat dikampung itu. Mereka terlalu sadis dan tak peduli dengan nyawa orang, siang itu setelah kembali ke rumah pak Rahmat, mereka ber empat memutuskan untuk kembali ke kotanya Azka, mereka juga tak enak menumpang di rumah pak Rahmat, mereka pamit siang itu,
"Pak Rahmat, Terima kasih atas bantuan nya, selama kami disini, tolong sampaikan salam kami pada pak Imran," ucap Kirana,
"Iya nak Kirana sama sama, maafkan bapak gak bisa bantu banyak, bapak harap kalian melanjutkan kan hidup dengan baik setelah ini, sesekali singgah lah kampung ini," kata pak Rahmat kemudian.
Siang itu mereka berangkat, menggunakan mobil Azka, sementara motor ibu nya Kirana di jual kan ke pak Rahmat, untuk tambahan biaya hidup di kota, setelah setengah jam perjalanan tibalah mereka di kota terdekat, mereka lalu berhenti sebentar mengisi bahan bakar dan membeli bekal untuk di jalan, sepanjang perjalanan mereka hening, dan tak banyak bicara, Rizal juga menggantikan Azka menyetir mobil itu, sudah 6 jam perjalanan, akhir nya sehabis maghrib tibalah mereka di rumah Azka, mereka disambut pak Hendra dan buk Nana, tangis haru pecah saat Kirana memeluk bu Nana, hati nya benar benar hancur melepas ibunya disana,
Keesokan hari nya diadakan shalat gaib untuk almh. buk Sari, kemudian dilanjut kan tahlilan untuk mendoakan buk Sari. Kirana bekerja kembali di restoran pak Hendra, sementara Nisa bersekolah, dia telah pindah sekolah ke kota ini, namun Kirana tak tinggal di asrama karyawan di restoran pak Hendra, dia menyewa rumah yang tak jauh dari restoran itu. Agar dia dan adiknya bisa tinggal dengan nyaman, sebenar nya pak Hendra dan bu Nana sudah menawarkan agar Kirana dan Nisa tinggal saja di rumah mereka, tapi Kirana menolak nya, dia tak enak kalau harus menumpang dengan pak Hendra dan bu Nana, selesai pulang sekolah Nisa juga ikut membantu Kirana di restoran itu, dan malam nya setelah selesai bekerja, Kirana dan Nisa latihan bela diri dengan Azka dan Rizal di sanggar latihan milik pak Hendra, Azka dan Rizal lah yang selama ini mengelola tempat itu......
yang semangat dong yang semangat dong
aku penasaran nih
semangat terus pokoknya author saya tunggu lanjutan eps nya👍🔥🔥🔥