Awalnya, aku kira dunia baruku, adalah tempat yang biasa-biasa saja. karena baik 15 tahun hidupku, tidak ada hal aneh yang terjadi dan aku hidup biasa-biasa saja.
Tapi, Setelah Keluarga baruku pindah ke Jepang. Entah kenapa, aku akhirnya bertemu pecinta oppai di samping rumahku, seorang berambut pirang mirip ninja tertentu, seorang pecinta coffe maxxx dengan mata ikan tertentu, dan seorang maniak SCP berkacamata tertentu.
Dan entah kenapa, aku merasa kehidupan damaiku selama 15 tahun ini akan hilang cepat atau lambat.
Karya dalam Crossover saat ini : [To Love Ru], [Highschool DXD], [Dandadan], [Oregairu], [Naruto], [Nisekoi]
Jika kalian ingin menambah karakter dari anime tertentu, silahkan beri komentar..
Terimakasih...
* Disclaimer *
[*] Selain OC, karakter dan gambar yang digunakan dalam Fanfic ini bukan milik saya, melainkan milik penulis asli, dan pihak yang bersangkutan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aga A. Aditama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sekolah Dan Lingkungan Baru - Bagian 3
Orang bilang hidup itu tentang perjuangan, hasil akhir hidup seseorang bergantung pada, bagaimana ia memperjuangkan kehidupannya.
Seseorang bisa berakhir menjadi orang kaya, dengan bagaimana mereka bekerja. Seseorang bisa menjadi terkenal, dengan bagaimana mereka bisa menginspirasi, atau tampilan bagus di depan masyarakat.
Seseorang bisa bisa menjadi legenda, dengan bagaimana mereka mengukir sejarah dalam perjalanan hidupnya. Semua tentang bagaimana seseorang memilih jalan hidupnya, antara berjuang dan jadi orang hebat namun mungkin berakhir dengan kegagalan. Atau memilih diam mengikuti arus, dimana bahkan mereka sudah jadi pecundang sebelum mencoba.
Setiap orang punya sesuatu yang ia perjuangkan, dan aku tidak lepas dari siklus hidup tersebut. Setiap orang punya mimpi yang berbeda, dan aku juga tidak lupa memilikinya.
Walaupun terkesan sepele, atau bahkan kurang berambisi. Bagiku “Kehidupan Damai" adalah jalan penuh perjuangan.
Baik di duniaku dulu, dimana aku harus berjuang setiap harinya, untuk memperjuangkan hari esok. Atau di dunia baruku, dimana aku harus menjaga kehidupan damaiku, dari semua variabel yang mungkin mengancam kehidupanku, keluargaku, dan rumahku. Tiga hal yang tidak aku miliki, di dunia lamaku.
Karena itu bahkan sekarang aku berjuang, berjuang untuk lari dari pasangan mesum yang mengejarku, layaknya seorang dept collector mengejar nasabahnya.
‘Pokoknya aku harus lari, aku tidak tahu alasannya. Tapi pokoknya aku harus lari,' itulah satu-satunya pikiranku saat ini, saat mereka. Gadis setengah bugil, bernama Ayase. Dan pasangan cabul berkacamata milikinya, Okarun.
“Hey... Berhenti kau, dasar pirang jamet... ."
“Ini rambut asli, dasar cabul. Jangan mengejarku, pergi sana dasar pasangan mesum...!!"
“A-ayase-san, tolong pelan-pelan, jangan sampai kamu kehilangan kendalimu, wa-waah... Ayase-san...!"
Nah, entah itu halusinasi atau bukan, sepertinya aku melihat rambut bocah bernama Okarun berubah warna. Walaupun hanya sesaat, sebelum gadis Ayase mengepalkan tangannya kearah Okarun.
‘I-ini... Sudah fix, seratus persen ancaman untuk kehidupan damaiku. Yosh... Ayo lari,' pikirku, saat aku mulai menarik nafas dalam-dalam. Dan mulai menjalankan aliran Mana di tubuhku.
Sebuah mantra dasar, bagi para Magus, yang bagaimana sebutkan mereka untuk kelompok penyihir di ingatan Emiya Shirou, “Reinforcement/Penguatan" sihir dasar yang jarang digunakan oleh para penyihir di dunia Emiya Shirou, atau begitulah yang aku tahu.
Memfokuskan pikiranku, dan menerapkan Mantra pada kedua otot kakiku. Entah kenapa, rasanya seperti kedua kakiku berubah jadi sebatas besi padat saat ini. Sangat keras dan bertenaga, sensasi yang walaupun sudah pernah aku rasakan, rasanya masih asing bagiku yang hidup di dunia tanpa mengenal sihir.
“Aku pergi dulu, bye... ," ucapku saat melirik kearah Ayase yang panik dan Okarun yang tertegun melihatku,
“Tu-tunggu, apa?!"
Wosh... Bum...
Perkataan Ayase tidak sampai di telingaku, saat angin kencang dibarengi suara letupan. Mengubur suaranya, diikuti kepulan debu di tempat dimana aku sebelumnya berada.
Dan dengan itu, aku lolos lagi apapun yang mungkin akan menjadi variabel dalam kehidupanku.
...----------------...
...Sudut pandang Takakura Ken A.K.A Okarun....
Hilang, seseorang yang melihatku dan Ayase-san dalam kondisi tidak pantas, hilang. Aku sangat terkejut, namun jelas bukan hanya aku saja. Saat aku melihat teman sekolahku, Ayase Momo, berdiri tercengang dengan mulut terbuka lebar.
“A-apa itu tadi? Kamu lihat, kan. Okarun?!"
Aku melihatnya, sangat jelas dan pasti. Namun anehnya aku merasa bahwa mungkin ini semua hanya halusinasi atau mimpi belaka.
Mau bagaimana lagi, setidaknya sampai tadi malam. Aku hanyalah seorang remaja SMA biasa saja, tidak sampai aku bertemu dengan hantu di terowongan, atau sampai Ayase-san diculik Alien.
Setidaknya sampai malam kemarin masih biasa-biasa saja, sungguh.
“Mu-mungkin, dia Alien?" jawabku, masih setengah sadar dengan apa yang aku lihat. Baiklah, aku memang telah melihat bagaimana Alien dan hantu itu ada. Dan melihat bagaimana mengerikannya mereka, tapi tetap saja mereka bukan manusia.
Setidaknya, Ayase-san masih manusia, kan?
...----------------...
Huft...
Aku menghela nafas lega, saat aku sampai tiba di rumahku. Tempat paling aman, dari semua ancaman yang ada.
Sambil menghilangkan keringat yang sebenarnya tidak ada, aku mulai berjalan ke dapur. Dan mulai menyiapkan sarapan, sebelum bersiap ke sekolah baruku.
“Benar, sekolah... Entah kenapa aku merasa ingin pindah saja. Membayangkan akan satu sekolah dengan Issei, sudah cukup membuatku takut, tapi menjadi satu angkatan dengan Naruto dan junior Hachiman? Perutku sakit membayangkan masa depan, sial."
Namun aku tidak boleh lari, setidaknya aku tidak pernah suka lari dari masalah. Aku hanya suka menghindari masalah, juga karena Chitoge akan bersekolah di tempat yang sama, aku tidak mungkin bisa pindah sekolah.
Dan ngomong-ngomong soal kakakku, Chitoge Kirisaki. Sepertinya dia sebentar lagi akan bertemu dengan pasangan takdirnya. Setidaknya aku akan cukup bahagia, dengan menonton drama sekolah mereka.
“Heheheh... ," membayangkan bagaimana aku bisa menggoda Nee-chanku yang Tsundere, benar-benar layak untuk dinantikan, bahkan dengan ancaman akan kehidupan idealku.
“Juga, aku harus melindungi kepolosan Nee-chan, dari predator Oppai Hunter. Serius, bahkan jika aku harus berduel dengan Kaisar Naga Merah, Welsh Dragon, Ddraig. Aku tidak peduli...!"
Sambil mengumpulkan tekadku untuk melindungi kepolosan Chitoge, aku mulai berjalan ke kamar mandi. Setelah menyelesaikan sarapan sederhanaku, dan mulai merencanakan beberapa pencegahan. Baik untuk melindungi kehidupan damaiku, atau untuk melindungi Chitoge.
Seragam resmi Sainan Academy adalah perpaduan antara seragam Sainan High, dan Kouh Academy. Melihat bagaimana seragam siswa laki-laki, adalah kemeja putih, rompi hitam mirip dengan yang digunakan siswi Kouh Academy. Sepasang dasi merah untuk tahun pertama, blazer resmi berwarna hitam dengan strip merah dengan logo sekolah di dada bagian kiri, dan celana panjang berwarna hitam keabu-abuan.
“Hmm... Melihat jaketnya—kok mirip dengan yang dipakai gadis mesum tadi, ya?" ucapku, saat melihat kemiripan antara kedua blazer yang aku gunakan, dan blazer yang digunakan gadis Ayase.
Namun karena saat itu masih cukup pagi, aku tidak terlalu memperhatikan detailnya. Jadi aku membuang saja kekhwatiran anehku, mengingat sudah banyaknya masalah yang ada, satu lagi masalah tidak akan menjadi akhir dunia.
...----------------...
Sambil menunggu kedatangan Chitoge, aku memutuskan untuk menyiapkan sarapan untuknya. Setidaknya, baik dari ingatanku dulu, atau pengetahuanku tentang saat ini. Memasak jelas bukan keahliannya, terlebih entah kenapa dengan kemampuan ketigaku, skill memasakku berubah dari biasa-biasa saja, menjadi luar biasa.
Selesai menyiapkan bento untuk makan siang kami bersaudara, aku melirik jam dan melihat sudah jam setengah tujuh pagi. Aku berjalan keluar rumah, dan dengan perkiraan yang aku buat, sebuah mobil sedan putih berhenti di depan gerbang rumahku.
Dan dari dalam mobil, seorang pria bertampang garang berkacamata, dengan rambut pirang silver. Melangkah keluar, dan tersenyum padaku. Sambil membuka pintu belakang seakan mengundangku masuk.
“Konsisten seperti, biasa. Tuan muda. Siap untuk hari pertamamu di Jepang?" ucap Claude Ringheart, pengawal sekaligus anggota Beehive Gang keluarga kirisaki, orang terdekatku di dunia ini selain keluarga baruku, dan teman masa kecil tertentu.
“Nee-chan berangkat sendiri?" tanyaku, mencari konfirmasi dari Claude. Dan dengan wajah menyesal seakan kehilangan jutaan dolar, Claude tersenyum pahit sebelum mengangguk, "nona (Ojou) bilang tidak ingin kami mengantarnya, padahal aku cukup bersemangat untuk mengantarkannya kesekolahan, Tuan Muda.”
'Yah, jika aku jadi Nee-chan. Aku juga pasti tidak ingin diantar olehmu, kok. Jadi jangan sedih, setidaknya aku masih akan minta tumpangan, walaupun hanya untuk hari ini.'
Claude adalah orang kepercayaan keluargaku, dan tangan kanan Aldert Wogner Kirisaki, papaku. Juga ketua Beehive Gang, jadi jelas bahwa sejak kecil kami cukup dekat. namun karena sifatnya yang protektif, terlebih bagaimana bebalnya Claude.
Aku jadi sedikit menjaga jarak darinya, bukan karena benci atau jijik. Hanya karena tahu masalah akan datang jika dekat-dekat dengannya.
‘Membayangkan bagaimana dia bahkan tidak mengetahui jenis kelamin Tsugumi, aku sudah tahu sebebal apa Claude itu. Tapi setidaknya dia baik dan perhatian pada kami bersaudara, jadi sudah cukup buatku.'
“Claude, aku hanya ingin di antara untuk hari ini saja, paham?! Jika besok aku lihat ada anggota Beehive, atau bahkan dirimu asik memantau rumahku. Aku akan mengadu pada mama, paham?!" senjata rahasia keluarga kirisaki, panggil saja nama The Real Big Bos, dan setengah dari masalah keluarga akan selesai.
Seakan membuktikan perkataanku, wajah Claude memucat, sebelum dengan semangat mengayuh kepalanya naik turun tanda setuju. Aku hanya bisa tersenyum santai, sebelum memasuki kursi belakang, dan mulai mengamati sekitarku.
Alasan, bagi orang sepertiku yang selalu bilang hidup damai tanpa mencolok. Mau berangkat sekolah diantar anggota gang cukup simpel sebenarnya. Baik karena tidak ingin menjadi variabel dalam pertemuan pertama Chitoge dan Raku, namun juga untuk memantau lingkungan sekitar yang belum aku jelajahi, baik untuk semalam atau tadi pagi.
Tujuannya untuk informasi, setidaknya. Informasi adalah kekuatan, dia yang paling tahu adalah yang paling kuat, karena itu aku meminta Claude mengantarku, namun dengan jalan memutar ke sekolah.
Amati, telusuri, dan lihat semua orang yang berangkat sekolah dari setiap lembaga pendidikan yang ada di Sainan. Lihat apa saja variabel yang mungkin muncul, kumpulkan informasi untuk satu tujuan, Kehidupan Damaiku.
Melihatku fokus mengamati lingkungan di sekitar, Claude hanya mengamati dalam diam. Tanpa niat bertanya kenapa, dan ada apa. Setidaknya dia orang yang pintar, bahkan tanpa aku suruh. Mungkin setelah mengantarku, dia akan mengumpulkan informasinya sendiri, jadi aku memilih diam.
Jadi, setelah 30 menit berputar-putar di kawasan pendidikan kota Sainan. Aku akhirnya sampai di sekolah baruku, tempat dimana bahkan sebelum masuk kedalamnya, perutku sudah sakit dengan banyaknya firasat buruk yang aku rasakan saat ini.
“Ahh... Aku ingin pulang..!"
“Ohh.. apakah Tuan Muda, ingin kembali ke rumah utama?"
Aku bahkan tidak punya tenaga untuk menghadapi Claude saat ini, setidaknya semua energiku pasti akan aku gunakan untuk bertahan hidup di sekolah ini, aku bisa menjaminnya.
“Aku berangkat dulu, Claude.. ."
“Hati-hati di jalan, Tuan Muda. Dan semoga harimu menyenangkan," ucap Claude, yang hanya aku balas lambaian tangan, mencoba menyembunyikan senyuman pahit di wajahku.
“Baik... Mari kita mulai debut sekolah menengah, keduaku. Yosh... Semangat, Kenma!" ucapku mencoba mengumpulkan semangat untuk menjalani hari, setidaknya efek awalnya masih bagus.
Namun...
“Ara... Ara... Bersemangat sekali,” ucap sosok wanita yang tiba-tiba muncul disebelahku, “Aku belum pernah melihatmu, sebelumnya. Apakah kamu siswa pindahan?” tanyakan, membuatku mulai memfokuskan perhatianku padanya.
Sesaat, aku tertegun karena melihat sepasang melon besar, sesaat setelahnya. Aku tercengang dengan wajah cantiknya, walaupun hanya untuk sesaat. Dan setelah itu, perutku merasa sakit saat tahu siapa yang berbicara padaku.
‘Hidup ini benar-benar berat.'
gk sabar liat semua makhluk terkuat nya saling muncul, mulai dari hantu yang skala planet, orang tua nya Lala , sama dewa nya dxd 🤣
jadi kayak lucy