NovelToon NovelToon
Retaknya Sebuah Kaca

Retaknya Sebuah Kaca

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:1M
Nilai: 4.6
Nama Author: Arrafa Aris

Pernikahan yang didasari sebuah syarat, keterpaksaan dan tanpa cinta, membuat Azzura Zahra menjadi pelampiasan kekejaman sang suami yang tak berperasaan. Bahkan dengan teganya sering membawa sang kekasih ke rumah mereka hanya untuk menyakiti perasaannya.

Bukan cuma sakit fisik tapi juga psikis hingga Azzura berada di titik yang membuatnya benar-benar lelah dan menyerah lalu memilih menjauh dari kehidupan Close. Di saat Azzura sudah menjauh dan tidak berada di sisi Close, barulah Close menyadari betapa berartinya dan pentingnya Azzura dalam kehidupannya.

Karena merasakan penyesalan yang begitu mendalam, akhirnya Close mencari keberadaan Azzura dan ingin menebus semua kesalahannya pada Azzura.

"Apa kamu pernah melihat retaknya sebuah kaca lalu pecah? Kaca itu memang masih bisa di satukan lagi. Tapi tetap saja sudah tidak sempurna bahkan masih terlihat goresan retaknya. Seperti itu lah diriku sekarang. Aku sudah memaafkan, tapi tetap saja goresan luka itu tetap membekas." Azzura.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arrafa Aris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30 : Aku ingin memastikan ...

Setelah puas melampiaskan semua rasa uneg-unegnya, Azzura kini tersenyum puas.

Namun ada kesedihan mendalam saat kembali mengingat kalimatnya yang menyatakan dirinya mandul.

Seketika ia langsung mengelus perut ratanya dengan mata berkaca-kaca. Berharap itu hanyalah sepenggal kalimat, layaknya angin yang berhembus lalu menghilang.

"Naudzubillah min dzalik. Ya Allah ... semoga kelak aku bisa memiliki seorang malaikat kecil sebagai pelipur laraku," ucap Zu bersamaan dengan jatuhnya dua kristal bening dari kedua bola mata indahnya.

Tingggg ....

Mendengar bunyi pintu lift terbuka, ia segera menghapus air matanya lalu melangkah keluar menuju parkiran.

Sejenak ia kembali menarik nafasnya dalam-dalam demi menenangkan perasaannya. Setelah merasa cukup tenang, barulah ia mengenakan helmnya kemudian mulai memacu kendaraan roda dua itu kembali ke cafe.

Sementara di ruangan kerja Close, Laura tampak menghampirinya yang sedang termenung menatap keluar kaca.

"Sayang," sapanya.

Mendengar suara Laura, ia menoleh sejenak lalu kembali menghampiri kursi kebesarannya kemudian mendudukkan dirinya.

"Ada apa?" tanya Close seolah tak bersemangat.

"Aku membawakan makan siang untukmu," jawabnya. Namun keningnya mengerut karena melihat paper bag makanan berlogo cafe sang momy.

"Apa gadis barista itu yang membawakan makanan untukmu?" tanya Laura dengan nada tak suka.

Close hanya bergeming bahkan tak menghiraukan pertanyaan dari Laura.

"Sayang!! Kamu belum menjawabku?!" geramnya.

Namun pria blasteran itu tetap tak menyahut karena larut dengan pikirannya sendiri.

Pokoknya aku harus cari tahu di mana mamanya dirawat. Setelah itu, aku akan mengancamnya jika dia nggak mau menuruti kemauanku. Sial!! Berani-beraninya dia mengatakan nggak sudi disentuh olehku karena aku menjijikkan baginya.

Close membatin kesal, merasa harga dirinya seperti diremehkan oleh istrinya bahkan seperti mengejeknya.

"Aku ingin memastikan, apakah dirimu benar-benar mandul atau tidak. Aku akan memaksamu bahkan sekalipun kamu menolak hakku sebagai suamimu."

Close kembali membatin kesal dengan tangan yang kini sudah terkepal sempurna.

"Sayang!!" tegur Laura dengan nada satu oktaf lebih tinggi.

Close mengarahkan pandangannya ke arah Laura lalu meraih jasnya. "Laura, sebaiknya kamu kembali saja ke butik," perintah Close.

"What?!!! Sayang!!!" geramnya dengan tangan terkepal karena Close tak menghiraukan perkataanya.

"Please, aku ada urusan mendadak," bohong Close. Karena saat ini tujuannya adalah menemui asisten sang daddy dan ingin mencari tahu di rumah sakit mana ibu dari istrinya itu di rawat saat ini.

*

*

*

Prasetya Hospital 2 ...

Yoga yang saat ini sedang menatap kertas yang sempat di remasnya kemarin, kembali merasakan emosinya seolah ingin meledak.

Membayangkan wajah Close saja, ia begitu ingin menghajar pria blasteran itu.

"Brengsek!!" geram Yoga lalu menggebrak meja kerjanya. Sedetik kemudian, ia menarik nafasnya dalam-dalam demi meredam amarahnya yang kini sedang bergejolak.

Tak lama berselang, pintunya diketuk. Dari balik pintu, Radit mengulas senyum lalu menghampirinya.

Dengan cepat, Yoga kembali memasukkan semua lembaran kertas itu ke dalam amplop.

"Woahh, sepertinya sang psikolog lagi mempelajari sesuatu nih?" goda Radit lalu duduk di kursi yang ada di depan meja kerja Yoga.

"Ya, kira-kira begitulah dokter Radit," yoga balik menggodanya.

Keduanya langsung tertawa karena merasa lucu.

"Apapun itu, selamat bertugas kembali di rumah sakit ini, Yoga. Aku ikut senang setidaknya kamu mengurangi beban ku," aku Radit sambil terkekeh.

"Eeeitss, jangan senang dulu, Bro," protes Yoga dengan seringai penuh arti.

Radit menaikkan sebelah alisnya dengan tatapan menyelidik. "Pasti ada sesuatu," gumam Radit dalam hatinya.

"Maksudmu?"

"Kamu yang jadi wakil ku," tegas Yoga .

"Cih!! Sudah kuduga," decihnya.

"Hahahaha ... terima saja, jadi kita sama-sama menanggung beban dan tanggung jawab di rumah sakit ini," tutur Yoga dengan santainya.

Hening sejenak sebelum akhirnya suara bunda Fahira menyapa keduanya.

"Yoga, Radit, apa bunda mengganggu pembicaraan kalian berdua?"

"Nggak Bun," kata Yoga dengan seulas senyum.

"Syukurlah, bunda hanya ingin mengingatkan sekitar jam dua kamu sudah harus berada di ruang praktek mu," peringat bunda.

"Iya, Bun," jawab Yoga dengan patuh.

"Oh ya, apa kalian sudah makan?" tanya bunda. "Jika belum, ayo ke ruangan bunda saja. Soalnya bunda dikirimi makan siang dari putri angkat bunda tadi," jelas bunda.

Radit dan Yoga saling berpandangan. Sedetik kemudian Radit tersenyum penuh arti menatap bunda Fahira.

"Woah, Bun ... aku baru tahu jika Bunda memiliki putri angkat. Kenalin dong, Bun," rayu Radit.

Bunda dan Yoga langsung tertawa mendengar ucapannya. Yoga langsung meraih tisu lalu membentuk bola kecil kemudian melemparnya.

"Kamu mau dijuluki PEBINOR," kata Yoga lalu terbahak.

"Jadi dia sudah punya suami?" tanya Radit.

"Menurutmu? Tanya saja Bunda, jika kamu nggak percaya," kata Yoga masih sambil tertawa.

"Beneran, Bun? tanya Radit ingin memastikan.

"Iya," jawab bunda dengan seulas senyum.

"Haaah ... sayang sekali," desis Radit dengan hela nafas.

***********

Sementara, Close yang saat ini sudah berada di kantor daddynya tampak langsung ke ruangan kerja asisten daddy Kheil.

Tok ... tok ... tok ...

Asisten daddy Kheil yang tampak baru saja menyelesaikan pekerjaannya mengarahkan pandangannya ke depan.

"Jimmy, apa daddy ada di ruangannya?" tanya Close.

"Ah, Close." Jimmy langsung berdiri lalu mempersilakannya duduk di sofa. "Tuan sejak tadi sudah berangkat ke cafe," jelas Jimmy. "Ada apa? Tidak seperti biasanya kamu menyambangi kantor daddymu, pasti ada sesuatu," kata Jimmy menebak.

Untuk sejenak, Close tampak berpikir untuk mengutarakan niatnya, namun karena rasa ingin tahunya lebih besar, akhirnya ia membuka suara.

"Jimmy, aku ingin bertanya perihal mama mertuaku," kata Close.

"Mama mertuamu?" Jimmy tampak kebingungan karena ia juga tidak tahu menahu tentang orang tua Azzura.

"Ya," lirih Close.

"Kalau masalah itu ... maaf Close, aku juga nggak tahu," kata Jimmy. "Jika kamu ingin tahu tanyakan saja langsung pada tuan dan nyonya atau pada istrimu," usulnya.

Sial!! Jika tahu Jimmy nggak tahu menahu tentang mamanya Azzura, sia-sia saja aku kemari.

Close membatin kesal dan kecewa. "Baiklah, nanti aku langsung bertanya saja pada daddy," kata Yoga dengan perasaan kecewa. "Ya sudah, kalau begitu aku pamit, sekalian menyusul Daddy ke cafe," cetusnya.

"Baiklah," jawab Jimmy.

Sesaat setelah berada di luar ruangan sang asisten daddy Kheil ia bergumam, "Aku akan bertanya pada sahabatnya saja nanti."

*

*

*

Sebelum Azzura ke ruang praktek psikolog yang telah direkomendasikan oleh bunda Fahira, Azzura terlebih dulu mampir ke ruangan bunda.

Setelah mengetuk pintu, ia pun masuk ke ruang praktek itu lalu menghampiri bunda dengan seulas senyum.

"Bunda, apa aku mengganggu?" tanya Zu.

"Nggak, Nak. Kemarilah," pinta bunda dan Azzura hanya menurut lalu duduk di kursi berhadapan dengan wanita paruh baya itu.

"Apa kamu sudah siap bertemu dengan psikolog yang bunda rekomendasikan untukmu?"

"Insyaallah, Bunda," jawab Zu.

"Alhamdulillah ... ruang prakteknya nomor tiga dari sini," jelas bunda. "Sebaiknya sekarang kamu ke sana saja. Sejak tadi dia sudah menunggu," kata bunda lalu mengulas senyum.

"Baiklah, Bun. Kalau begitu aku langsung ke sana saja," lirih Zu lalu meninggalkan ruang praktek bunda dan menuju ke ruang praktek yang dimaksud.

Sesaat setelah berada di ambang pintu, Azzura menarik nafasnya dalam-dalam.

"Bismillah ..." ucapnya dengan suara lirih lalu mengetuk pintu.

Yoga yang memang sejak tadi menunggunya, langsung tersenyum mendengar suara lembut gadis itu.

Setelah membuka pintu, Azzura mengerutkan keningnya karena Yoga sedang duduk membelakanginya.

Matanya terarah ke papan nama lalu membacanya, "Arham Y. Prasetya?"

Sedangkan Yoga yang mendengarnya hanya bisa mengulas senyum, perlahan memutar kursi kerjanya lalu menatap Azzura dengan senyum tulusnya.

Mata Azzura langsung membulat sempurna saat tahu siapa yang ada di balik kursi itu.

"Yoga?!"

...🌺****************🌺...

Jangan lupa masukkan sebagai favorit ya 🙏 Bantu like dan vote setidaknya readers terkasih telah membantu ikut mempromosikan karya author. Terima kasih ... 🙏☺️😘

1
Tuti irfan
Luar biasa
Thewie
laki2 anjing gayanya menyesal,khilaf..keparat kau close. tutup ajalah kau kayak namamu
Juniati Juniati
😭😭😭😭
Thewie
kok ada bawang merahnya Thor 😭😭😭😭
ay Susie
piye tow kiiiihhhhh
Surati
bagus
Epifania R
biarkan saja dia sekalian masuk RSJ
Epifania R
semoga azzura bahagia
Epifania R
jangan mau zu
Epifania R
rasaakan
Epifania R
lanjut
Epifania R
siapa yang datang
Epifania R
makin penasaran
Epifania R
massa mau saingan sama anak sendiri
Epifania R
mau kemana zurra
Epifania R
😭😭😭😭😭
Epifania R
😭😭😭
Epifania R
maaf tiada guna
Epifania R
😭😭
Epifania R
taunya cuman menebak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!