NovelToon NovelToon
Kelahiran Kembali Kultivator Abadi

Kelahiran Kembali Kultivator Abadi

Status: tamat
Genre:TimeTravel / Petualangan / Tamat / Supernatural / Contest / Reinkarnasi / Balas Dendam / Time Travel / Petualangan Fantasi-Penyeberangan dunia lain / Mengubah Takdir / Dan budidaya abadi / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:17.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: PenaKertas

Genre : TimeTravel, Action, Adventure

Mo Lian. Seorang Kultivator terkuat di Alam Semesta.

Saat ia hendak naik ke Alam Selestial, Dao menolaknya karena di dalam hatinya terdapat penyesalan besar. Akhirnya pun Dao mengirimkannya kembali ke masa sekolahnya saat berusia 18 tahun.

"Kali ini aku harus berkultivasi secara perlahan sembari membalaskan semua dendam yang ada! Hingga tidak lagi meninggalkan penyesalan maupun rasa bersalah, yang mana dapat membangun iblis hati!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaKertas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 20 : Melatih Ibu dan Adik

Mo Lian menenangkan Adiknya, sepanjang jalan ia merangkul pundak Mo Fefei sembari mengusap pelan puncak kepalanya. Ia mengalirkan energi spiritual ke telapak tangannya, dan kemudian mengusapkannya pada wajah Mo Fefei yang terluka.

Meski luka yang dideritanya hanyalah sebatas goresan, namun itu tetaplah menyiksa, bagaimanapun Mo Fefei adalah seorang wanita yang selalu ingin berpenampilan menarik di mata semua orang.

Saat Mo Lian menyentuh lembut wajah Mo Fefei, luka goresan di wajahnya memudar secara perlahan dan kemudian kembali sedia kala, seperti tidak pernah mengalami luka di wajahnya.

"Wajahmu telah kembali normal." Mo Lian kembali mengusap rambut Mo Fefei.

Mo Fefei hanya diam dan mengangguk kecil, untuk saat ini mentalnya masih terganggu dengan apa yang barusan terjadi. Terlebih lagi mengenai saat ia ditampar oleh Fang Tian hanya karena menolak tawaran pulang bersama. Tapi dari itu semua, keterkejutannya lebih mendalam saat melihat Mo Lian yang menghajar belasan orang.

Masih dengan wajah tertunduk lesu. "Kakak. Apakah Kakak mau mengajariku bagaimana cara membela diri?"

Mo Lian terperangah saat mendengar permintaan Adiknya, ia tersenyum kecil dengan tatapan mata lembut menatap Mo Fefei. "Baiklah. Tapi latihan bersama Kakak akan sangat keras, apakah Fefei kecil tidak mempermasalahkannya?"

Mo Fefei hanya menganggukkan kepalanya sebagai balasan dari pertanyaan Mo Lian.

"Baiklah. Saat berada di rumah nanti Kakak akan mengajarimu."

Puluhan menit kemudian, mobil yang dikendarainya telah tiba di depan gerbang Mansion Bai Long, Puncak Gunung Emei. Mo Lian turun dari mobil, dengan Mo Fefei yang telah membaik, tidak lagi menampilkan wajah lesunya agar tidak membuat khawatir ibu mereka.

Mereka berdua masuk ke halaman kediaman. Terlihat Su Jingmei sedang menggarap tanah dan menaman beberapa bibit sayur.

"Ibu. Apa yang Ibu lakukan?" Mo Lian menghampiri Su Jingmei seraya membawakan sapu tangan yang selalu dibawanya.

Su Jingmei menerima sapu tangan dan mengelap keringat yang membasahi wajahnya. "Ibu tidak ada kegiatan di sini, halamannya juga sangat luas, jadi Ibu berpikiran untuk menanam beberapa sayuran untuk mengisi waktu luang," balasnya duduk di kursi yang berada di bawah pohon rindang.

Mo Lian terdiam sejenak, ia memang telah berpikiran untuk membuat perusahaan, namun belum tahu hendak membuat perusahaan apa. Ia menundukkan kepalanya dengan tangan menyentuh dagu, beberapa menit kemudian ia mendongakkan kepalanya saat mendapatkan ide. "Ibu. Ayo kita buat perusahaan kecantikan."

Su Jingmei terdiam sejenak, kemudian tersenyum lembut lalu menjawab, "Lian'er. Ibu tahu kau telah memiliki uang yang cukup untuk membangun perusahaan, namun kita berada di Kota Chengdu, Ibukota Provinsi Sichuan. Sangat banyak sekali perusahaan kecantikan yang tersebar di sini, sangat sulit bagi perusahaan baru untuk dapat masuk ke pasaran. Terlebih lagi, apakah kau sudah memiliki rencana mengenai produk apa yang akan kau kembangkan?"

Mo Fefei menolehkan kepalanya melihat Ibunya. "Ibu, bukankah Kakak memiliki ilmu pengobatan. Pil yang diberikan Kakak pada kita juga memiliki efek yang sangat luar biasa, menurutku itu bisa mengguncang pasar," tuturnya menjelaskan tentang pil buatan Mo Lian.

Su Jingmei terperangah dengan mulut sedikit terbuka. "Ah! Ibu melupakan itu, mungkin karena Ibu sudah tua jadi gampang lupa," ucapnya mengusap lembut pipinya sendiri. Ia mendongakkan kepalanya menatap wajah Mo Lian, kemudian melanjutkan perkataannya, "Apakah kau bisa membuatnya pilnya? Ibu akan mengurus seluruh hal-hal yang diperlukan untuk membangun perusahaan baru. Bagaimanapun Ibu adalah Ratu Bisnis dari Kota Xianyang."

Mo Lian tersenyum lembut, kemudian menjawab, "Tentu. Aku bisa membuatnya, bahan-bahannya juga mudah ditemukan."

Mo Lian sangat senang melihat Ibunya ceria seperti ini. Mengenai produk kecantikan, itu sangat mudah baginya. Meski Pil Pembersih Tubuh adalah pil yang digunakan bagi orang biasa untuk menapaki jalan Kultivator Dao, namun jika pil itu dihancurkan kemudian dilarutkan ke dalam air dengan 1 : 10, 1 : 100, 1 : 1000. Maka Pil Pembersih Tubuh dapat digunakan sebagai ramuan kecantikan, untuk efeknya tergantung seberapa campuran air yang digunakan.

Tapi daripada harus membuat Pil Pembersih Tubuh yang mana harga bahannya mahal, ia lebih memilih membuat Pil Pingyuan. Pil ini memang dikhususkan untuk perawatan kulit tanpa adanya energi qi yang terkandung di dalamnya.

Setelah melakukan pembahasan singkat mengenai rencana kedepannya, mereka bertiga menyantap makanan yang dipanaskan. Kemudian Mo Lian mengajak Ibu dan Adiknya menuju halaman belakang untuk berlatih.

Meski sebenarnya Mo Lian enggan memberikan mereka berdua pengetahuan tentang kultivasi, karena jalan yang dilalui seorang Kultivator sangatlah berat. Namun ia tidak memiliki pilihan lain, ini dimaksudkan agar mereka memiliki pijakan di Bumi, paling tidak saat ia meninggalkan Bumi, ia tidak perlu lagi khawatir tentang keselamatan keluarganya.

Su Jingmei dan Mo Fefei duduk di atas rerumputan belakang kediaman, menghadap lembah yang sangat luas dengan ukuran empat kali lapangan sepakbola.

Sama seperti sebelumnya, Mo Lian memberikan pengetahuan tentang kultivasi dan Teknik Budidaya yang cocok untuk tubuh mereka masing-masing, agar peningkatan kekuatan mereka tidak lambat dan tidak membuat arus balik energi spiritual.

Beberapa menit kemudian, keduanya membuka mata lebar saat mengetahui apa-apa saja tentang kekuatan dari seorang Kultivator. Mereka seperti melihat dunia yang sangat luas, dan merasa bahwa Bumi ini hanyalah setitik debu.

Meski Mo Lian tidak memberi pengetahuan mengenai Alam Semesta, Su Jingmei dan Mi Fefei dengan cepat menafsirkan bahwa dunia yang mereka pijak sangatlah kecil, sungguh kecepatan penyerapan yang sangat baik.

"Lian'er!"

"Kakak!"

Keduanya memanggil Mo Lian hampir secara bersamaan, dengan raut wajah masih dalam keadaan kaget dan sedikit tanda tanya yang terukir di wajah mereka.

Mo Lian hanya tersenyum kecil, ia tahu betul apa yang ingin ditanyakan oleh Ibu dan Adiknya itu. Dengan santainya Mo Lian merentangkan kedua tangannya, seketika ia melayang meninggalkan tanah dan terbang setinggi 10 meter dari permukaan tanah.

Keduanya membuka mata lebar saat melihat Mo Lian dapat terbang di langit, mereka tak menyangka bahwa ternyata benar-benar ada manusia super di dunia ini.

Mo Lian mendarat di depan keduanya dengan kaki kanan menyentuh tanah terlebih dahulu. "Ibu, Fefei. Untuk saat ini kalian harus merahasiakan ini semua, kita harus meningkatkan kekuatan."

Mo Lian mengalihkan pandangannya pada Mo Fefei. "Dan Fefei, seharusnya kau sudah mengetahui aturan yang berlaku di Sekte Dongfangzhi."

Mo Fefei terdiam sejenak, ia mengingat kembali perkataan Mo Lian saat berada di Mansion Keluarga Qin. Kemudian menganggukkan kepalanya sebagai balasan dari ucapan Kakaknya.

"Lian'er. Apakah mungkin—" Su Jingmei mengutarakan pemikirannya, namun belum sempat ia menyelesaikan perkataannya, ia menghentikannya karena melihat anggukan kepala dari Mo Lian.

Su Jingmei menghirup napas panjang kemudian menghembuskannya perlahan, ia merasa bersalah karena beban keluarga harus ditanggung oleh anaknya sendiri, Mo Lian. Ia merasa gagal sebagai orangtua. Bagaimana tidak, anaknya yang seperti ini pastinya telah menjalani kehidupan yang berat untuk mendapatkan kekuatan, dan dari kekuatan ini, digunakan untuk membalas seluruh penghinaan dari orang-orang pada keluarga mereka.

Mo Lian tersenyum masam saat melihat raut wajah Ibunya, ia berjalan dan bertekuk lutut di depan Ibunya. "Ibu. Ibu tidak perlu khawatir, Ibu adalah orangtua terbaik di dunia ini. Lian'er tahu Ibu sering menangis di dapur ... memikirkan bagaimana cara membuat hidup kami berdua menjadi lebih baik. Aku tidak ingin melihat Ibu menangis lagi, aku hanya ingin Ibu tersenyum bahagia. Untuk masalah orang-orang yang merendahkan kita, aku yang akan mengurusnya," ucapnya memegang kedua tangan Su Jingmei.

Su Jingmei hanya dapat terdiam saat mendengar perkataan menyentuh dari Mo Lian, tanpa sadar air mata mulai mengalir membahasi wajah cantiknya. Ia menganggukkan kepalanya kecil. "Baik. Ibu akan selalu tersenyum dan tidak akan menangis lagi," ucapnya tersenyum lembut.

Mo Lian berdiri mengusap air mata Ibunya, kemudian memeluknya pelan. Saat ia memeluk Ibunya, Mo Lian mendengar isak tangis di sebelahnya, terlihat wajah Mo Fefei juga telah basah karena air mata.

Melihat ini, Mo Lian membuka kedua tangannya. Kemudian memeluk Ibu dan Adiknya secara bersamaan, ia merasa hangat didalam hatinya saat dalam suasana seperti ini. Ia ingin hal ini terus berlanjut tanpa adanya gangguan, tapi ia tidak dapat meminta lebih, bagaimanapun di Bumi banyak sekali misteri-misteri yang dikehidupan sebelumnya tidak diketahuinya.

Seperti contoh, mengenai Pejuang dan Pasukan Taring Naga. Yang mana sepertinya di dalam pasukan ini banyak sekali Pejuang-pejuang yang sangat kuat, dan mengenai misteri hilangnya ayahnya. Saat dikehidupan sebelumnya ia berpikiran jika ayahnya mati di perbatasan, namun Qin Tian mengatakan sesuatu yang lain.

Setelah beberapa menit berlalu, mereka melepaskan pelukannya dan melanjutkan pelatihannya. Ketika mereka berdua membuka mata, hari sudah berganti besok, dan keduanya juga telah memasuki Fase Fondasi tahap Awal.

Meski ini dibilang sangat lambat jika dibandingkan dengan dirinya, namun ini juga sangat cepat untuk seseorang yang tidak memiliki pengalaman dalam hal kultivasi.

"Ah! Ini sudah pagi. Kalian berdua! Cepat berangkat ke sekolah!" Su Jingmei terkejut saat melihat sinar matahari yang bersinar dari timur, ia bangun dari tempat duduknya dan mengarahkan jarinya pada Mo Lian serta Mo Fefei.

"Baik, Bu," jawab keduanya secara bersamaan berlari memasuki kediaman.

...

***

*Bersambung...

1
Agus Rahmat
berapa pun itu ribuan tidak masalah MC menggunakan kekuatan author....jleb
engki besic
Biasa
Penyet Tako
Luar biasa
Penyet Tako
Kecewa
Agus Rahmat
RASKIN
Anonymous
ini patriakk
Agus Rahmat
hah hah ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha nyut
Agus Rahmat
realistis dong
Agus Rahmat
bukankah itu sila thief
Agus Rahmat
embelgedes
Agus Rahmat
hebat.... hebat
Agus Rahmat
sok tahu ah ikuti saja dulu alurnya
Agus Rahmat
pakah pulau sipatan dan Ligitan
Agus Rahmat
ha ha ha ha ha ha
Agus Rahmat
disini othor nya yang bijak tidak ingin wilayah Indonesia diobok-obok kultivator negeri seberang ha ha ha ha mantap
Agus Rahmat
sifefei lemah banget
Anonymous
lnjut thor
Agus Rahmat
ha ha ha ha ha ha ha ha
Agus Rahmat
bagusnya sih bertarung di bulan Mei
valentino_rosi46
kok main tampar aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!