kisah gadis cantik dan sholehah bernama Anindya Zahrani yang harus rela menikah dengan pria begajulan yang suka mabuk dan main perempuan bernama Arkala Mahesa.
Dya terpaksa menerima perjodohan yang dilakukan oleh almarhum Ayahnya dan juga sahabatnya Pak Anggara Mahes yang merupakan seorang konglomerat,demi melaksanakan amanah terakhir dari sang Ayah.
Kala yang tidak pernah setuju menikah dengan Dya kerap memperlakukan Dya dengan Kasar.Bahkan tidak segan segan Kala membawa wanita yang disebut kekasihnya masuk kedalam rumah bahkan kedalam kamarnya.
Akankah Dya terus bertahan??atau menyerah??
Lalu bagaimana reaski Kala saat Dya akhirnya memilih menyerah dengan pernikahannya.
Akankah Kala melepaskan Dya ataukah mempertahankan dan berubah menjadi lebih baik lagi??
Bantu Follow yuukkk
IG : triyani_trian87
tiktok : Triyani_87
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.26
"APA? Apa kamu bilang tadi?"
"Mulai besok, aku akan bekerja dikantor Papa,"
"Kenapa? Apa nafkah dari aku kurang? Atau karena ada Handi disana jadi pengen kerja juga disana? Iya, begitu kah?"
"Astaghfirullah al adzim, kumat deh cemburunya,"
"Heh, jangan kepedean ya. Siapa juga yang cemburu?"
"Kalau nggak cemburu buat apa juga Mas Kala bawa bawa Kak Handi? Ini semua nggak ada hubungan nya dengan Kak Handi. Mas Kala ingatkan jika Mas Kala sudah menjanjikan sesuatu pada seseorang? Aku, hanya ingin mempermudah Mas untuk menepati janji Mad itu. Agar terlaksana dengan baik dan sesegera mungkin," jelas Dya yang membuat Kala kebingungan.
"Janji? Janji apa? Dan pada siapa memang nya?" tanya Kala, bingung.
"Berjanji untuk menjandakan aku demi menghalalkan dia. Apa Mas lupa dengan janji itu?"
Deg...
Seketika, Kala terdiam saat Dya mengungkit sebuah janji yang pernah dia ucapkan pada Angel yang tanpa sengaja Dya dengar.
"Da_dari mana kamu tahu itu?" tanya Kala lagi, disela keterkejutan nya. Karena ternyata, Dya tahu akan hal itu.
"Tidak perlu tahu aku tahu darimana, yang jelas cepat atau lambat pada akhirnya aku akan hidup sendirian, kan? Dan disaat itu tiba, tentu saja aku sudah harus bisa hidup mandiri dengan penghasilan ku sendiri dan tidak bergantung pada orang lain lagi. Aku tidak akan menuntut apapun, karena aku tidak berhak. Aku hanya perlu izin darimu agar aku bisa bekerja dikantor Papa. Sehingga, saat Mas Kala melepaskan aku, aku sudah bersiap diri di kaki ku sendiri." jelas Dya yang seketika, kembali menyulut emosi Kala.
Braakkk...
Dya dibuat kaget saat Kala menggebrak meja makan lalu meninggalkannya begitu saja tanpa sepatah kata pun yang terucap dari mulutnya.
Kala bahkan mengabaikan nasi yang baru dimakan beberapa suap saja olehnya. Kala kembali masuk kedalam kamarnya dan mengunci diri kembali didalam kamar itu.
Dya sendiri hanya bisa menatap heran pada sikap Kala saat ini. Dya kembali mengingat ngingat apa yang membuat Kala jadi semarah itu.
Akan tetapi, entahlah. Karena sejak awal mengenalnya. Dya selalu saja dibuat kebingungan oleh sikap dan tingkah laku dari pria itu.
*
*
Sementara Kala sendiri langsung masuk kedalam kamar mandi dan mengguyur dirinya sendiri dengan air shower untuk menenangkan diri dan juga hatinya yang tiba tiba memanas saat mendengar Dya membahas perceraian diantara mereka.
Kala kebingungan sendiri menghadapi sikapnya saat ini.
'Kenapa harus semarah ini? Saat Dya membahas perceraian yang sudah dia rencanakan sejak awal pernikahan mereka. Lalu kenapa harus kesal saat teringat jika dikantor sang Papa ada Handi yang selalu sigap membantu Dya, setiap Dya membutuhkan bantuan?'
"Arrrgggkkkk, berengsek." Umpatnya saat kembali teringat bagaimana baiknya Handi memperlakukan Dya. Jauh berbeda dengan nya yang selalu saja membuat istrinya itu terluka dan sakit hati.
Dan itu membuatnya kesal pada dirinya sendiri. Kenapa selalu marah pada Dya? Padahal pernikahan itu bukan keinginan Dya juga.
Mereka sama sama korban disini dan mungkin yang harusnya jadi sasaran amarah adalah para orang tua yang mengambil keputusan untuk menyatukan mereka begitu saja dan sangat memaksakan pernikahan itu.
Dya sendiri juga kini turut mengikuti langkah Kala yang sudah terlebih dahulu memasuki kamarnya.
Seperti biasa Dya akan membaca novel favoritnya sebelum tidur dan tepat jam 8 malam Dya akan tertidur lalu bangun kembali di jam 2 dini hari untuk melakukan sholat malamnya.
*
*
Usai menyelesaikan sesi curhatan nya dengan sang maha pemilik kehidupan karena merasa haus, Dya pun keluar kamar dengan masih menggunakan mukenanya.
Dya terkesiap saat keluar kamar dan saat menuju ke arah dapur. Dya dikaget dengan sosok Kala yang tengah berdiri dibalkon apartemen dengan memunggungi Dya yang berdiri diruang tengah.
"Mas Kala? Sedang apa disitu?"
Tanya Dya saat dirinya sudah berdiri di ambang pintu yang menuju ke arah balkon. Mendengar nama nya disebut Kala pun segera menoleh ke arah Dya.
"Kenapa belum tidur?"
Tanya balik Kala, tanpa menjawab pertanyaan dari Dya.
"Menjawab pertanyaan dengan pertanyaan. Itu nggak sopan."
Mendengar istrinya menggerutu, Kala hanya bisa tersenyum tipis.
'Oh, sungguh benar benar sangat menggemaskan' batin Kala bermonolog lagi.
Saat melihat wajah cemberut Dya didalam wajah cantiknya yang berbalut dengan pakaian khusus untuk beribadah para umatnya Nabi Muhammad SAW.
"Bukankah kamu terbiasa melihatku di jam segini? Jadi tidak perlu aku jawab, kenapa aku belum tidur, kan?" Jawab Kala, mengulang jawaban nya yang tadi diberikan oleh Dya.
"Sini, duduk sini. Temani aku ngobrol," lanjut Kala lagi menunjuk kursi yang ada dibalkon unit apartemen nya dan Dya pun menurut, lalu duduk dikursi kosong itu.
"Kamu sendiri kenapa belum tidur? Dan kenapa malam malam memakai mukena?" tanya Kala saat sudah menduduki kursi kosong satunya lagi. Keduanya duduk berdampingan menatap indahnya langit malam yang bertaburkan bintang bintang.
"Aku sudah tidur kok. Hanya saja disepertiga malam aku selalu membiasakan diri untuk bangun dan melakukan sholat malamku," Jawab Dya tanpa melihat ke arah Kala dan fokus menatap bintang bintang yang begitu indah berkelipan dilangit malam yang gelap.
"Apa yang kamu harapkan? Hingga mengorbankan waktu tidurmu hanya untuk berdoa dan memohon padanya? Padahal, belum tentu juga kan dia mengabulkan nya?" tanya Kala menatap serius pada Dya yang kini juga tengah menoleh ke arah Kala.
Kini keduanya pun tengah saling menatap dan mengunci pandangan satu sama lain.
*
*
...🌸🌸🌸...