Berawal dari kematian tragis sang kekasih.
Kehidupan seorang gadis berparas cantik bernama Annalese kembali diselimuti kegelapan dan penyesalan yang teramat sangat.
Jika saja Anna bisa menurunkan ego dan berfikir jernih pada insiden di malam itu, akankah semuanya tetap baik-baik saja?
Yuk simak selengkapnya di novel "Cinta di Musim Semi".
_Cover by Pinterest_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon seoyoon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 27
“Ayo masuk,” Anna mempersilahkan Kayle masuk ke dalam apartemen sementara Edrea sudah melarikan diri sejak beberapa menit lalu.
“Hmmp,” Kayle tampak menarik nafas dalam-dalam seraya menunjukan raut wajah kesalnya pada Anna yang berusaha bersikap ramah padanya. Sebelum akhirnya menarik langkah masuk mengikuti Anna yang menuntunnya langsung ke area kamar mandi.
“Kulihat tadi ada kak Edrea juga,” ujar Kayle dalam perjalanan seraya mengedarkan pandangannya ke area sekitar, mencoba mengamati semua barang yang tertata dengan rapi, juga 1 lukisan yang akhirnya berhasil menghentikan langkahnya.
“Ahh Edrea, karena dia gak mau … “ belum sempat Anna menyelesaikan kalimatnya ia keburu sadar jika Kayle kini tak lagi mengikutinya di belakang, ia pun memutar tubuhnya dan benar saja, kini pria bertubuh besar itu sedang mematung sembari memandangi sebuah lukisan yang berada di atas sofa.
“Ada apa?” tanya Anna seraya menghampiri Kayle yang masih terdiam dengan beberapa makna tersirat di dalamnya.
“Aah tidak! Aku hanya merasa lukisan itu tidak asing, aku pernah melihatnya tapi entah dimana,” sahut Kayle yang akhirnya memutuskan pandangannya dan mengalihkan atensinya pada Anna yang kini berada di sampingnya.
Keduanya cukup terkejut ketika mata mereka saling bertemu, bedanya Anna hanya menunjukan keterkejutan biasa, sedang Kayle di barengi dengan rasa gugup seiring dengan jantungnya yang kini berdegup tak beraturan.
“Ppffff!! Hahha!” beruntung tawa Anna mampu memecah keheningan kala itu dengan tawa konyolnya.
Kayle yang tak terima dengan reaksi Anna yang terdengar seperti mengejeknya pun lantas menyipitkan kedua matanya, mencoba menunjukan kekesalannya melalui sorot mata tajamnya yang mengeluarkan laser biru.
“Apanya yang lucu?!” ketus Kayle yang malah semakin membuat Anna gemas dan tak tahan untuk terus menggodanya.
“Tidak! Cuma itu rambutmu lepek gitu, udah kaya anjing yang jatuh ke comberan, hahaha!” celetuk Anna yang sebenarnya merasa sangat terhibur dengan insiden tersebut.
“Aish! Sudah cukup, dimana kamar mandinya?!” kesal Kayle yang lantas mengambil langkah cepat meski ia belum tahu pasti dimana letak kamar mandi.
“Hahhaha! Kau … hhahaa! Tinggal lurus aja, hahaha! Aduh perutku sakit sekali,” ujar Anna yang masih tak bisa menghentikan tawa konyolnya, meski Kayle sudah merajuk padanya.
“Terus kemana lagi Annalese?!” amuk Kayle yang sudah berada cukup jauh dari Anna, ia pun berhenti sesaat karena masih belum bisa menemukan kamar mandi.
“Ough! Kau merajuk rupanya, tumben sekali kau langsung memanggil namaku hahaha!” balas Anna yang masih belum ingin berhenti mengisengi teman dari adiknya itu.
“Astaga!” pekik Kayle.
“Oke, oke baiklah, maafkan aku, hahaha! (ujar Anna seraya menarik langkah menghampiri Kayle ke area dapur) disana, kau tinggal belok saja, udah keliatan kan,” tambah Anna seraya menunjukan kamar mandi dengan telunjuknya masih diiringi dengan tawa kecil nya.
Tak ingin meladeni wanita menyebalkan itu, Kayle pun bergegas menuju kamar mandi dengan raut wajah dongkolnya.
“Pakaian kotornya nanti simpan aja di keranjang ya! (seru Anna dari balik pintu kamar mandi, sesaat setelah Kayle masuk) untuk handuk ambil saja di laci, semuanya masih baru!” lanjut Anna yang tentunya masih di selingi cekikan tawa ejekan yang terdengar jelas sampai ke dalam kamar mandi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
“Astaga, sial! Wanita itu benar-benar menyebalkan,” gerutu Kayle yang sedang melepaskan 1 per 1 kancing kemejanya dengan gerakan kasar.
Setelah melepaskan kemeja dan melempar kemejanya ke keranjang pakaian kotor seperti yang di instruksikan Anna, Kayle merasa jika hanya mengelap tubuh bagian atas nya saja kurang bersih. Karena cairan lengket yang berasal dari minuman beralkohol itu sudah meresap sampai ke bagian tubuh bawahnya.
Yang lantas memutuskan Kayle menghampiri pintu untuk mencoba berinteraksi dengan Anna diluar.
“Kak Anna!” panggil Kayle nyaring, membuat Anna yang kebetulan masih di area dapur dan kini sedang mencari sesuatu di lemari pun refleks mengangkat kepalanya, alhasil kepalanya pun terbentur mengenai pintu lemari.
Brrughh! “Argh! Aish, bikin kaget aja!” gerutu Anna pelan seraya mengusap-usap bagian kepala yang terbentur barusan.
“Kak Anna!” panggil Kayle kembali lantaran tak mendapat jawaban.
“Ya!” jawab Anna seraya menaruh panci di atas wastafel kemudian dilanjut dengan mengisikan air ke dalamnya.
“Aku mau sekalian mandi aja, gak apa-apa kan? Boleh aku minta sabun dan shampoomu?” ijin Kayle dari dalam dengan suara senyaring mungkin.
“Ya, lakukan aja apa yang kau mau, kalau mau mandi lengkap juga boleh, ada sikat gigi baru di laci kecil, ambil saja,” timpal Anna seraya mematikan keran air karena merasa takaran air yang ia butuhkan sudah pas.
Ia pun melanjutkan aktivitas berikutnya dengan menaruh panci yang sudah diisi dengan air ke atas kompor, lalu menyalakan kompor untuk mulai memasak.
Sementara Kayle mandi, dan air nya sedang di masak, ia pun bergegas menuju kamar untuk mencari pakaian yang kiranya akan muat di tubuh pria besar itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Selang beberapa menit kemudian, dengan waktu yang cukup singkat Anna berhasil menemukan pakaian yang cocok untuk Kayle kenakan nanti.
Anna menaruhnya di atas meja yang terletak tepat di samping pintu kamar mandi.
Tok! Tok! Anna mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum memanggil Kayle yang sedang asyik bersenandung dalam guyuran air hangat.
“Kayle! Aku taruh pakaian gantimu di meja luar ya, tenang aja aku gak akan ngintip kok,” kata Anna yang lalu kembali pada aktivitas sebelumnya, yakni memasak mie kuah pedas untuk meredakan rasa keroncongannya.
“Oke!” jawab Kayle terdengar samar namun masih jelas di telinga Anna.
Dan sampai beberapa menit kemudian, bersamaan dengan telah siap nya hidangan makan malam bagi keduanya di meja makan, saat itu juga Kayle keluar dari kamar mandi lengkap dengan raut wajah kecutnya seakan menggambarkan dengan jelas perasaannya saat ini.
“PPffft!” Anna tak bisa menahan tawanya kala Kayle keluar dari kamar mandi dengan mengenakan kaos berwarna merah muda serta celana kain longgar bermotif bunga sakura milik mendiang nenek Edrea.
“Aish! Ah males ah! Aku mau pakai handuk aja!” amuk Kayle yang merasa tersingung dengan tawa yang mengandung penuh ejekan.
“Tidak! Tidak! Aku akan berhenti oke!” seru Anna yang lalu berlari kecil dan menahan lengan kekar Kayle di tengah bibirnya yang terus saja bergerak-gerak.
“Ahhhahhaa!” akhirnya tawa Anna pun pecah ketika Kayle terus saja menatap nya dengan mata sipit serta bibir kerucutnya.
“Aku hanya merasa kau benar-benar lucu sekali Kayle, seperti bayi besar yang menggemaskan,” ujar Anna seraya menempelkan kedua telapak tangannya ke pipi Kayle, kemudian menekannya sampai bibir Kayle semakin terdorong ke depan yang membuat Anna lagi-lagi tak dapat menahan rasa bahagianya.
“Kau senang hah?!” sinis Kayle tanpa berniat melepaskan tangan Anna yang menekan pipinya, melihat tawa bebas serta kebahagiaan yang terpancar dari 2 bola mata biru Anna, membuat Kayle tanpa sadar telah hanyut dalam lautan cinta yang sebenarnya tak boleh ia arungi.
“Tentu dong, aku senang sekali hahahaa!” Goda Anna yang kini beralih mencubit kedua pipi Kayle layaknya sedang bermain-main dengan seorang bocah.
“Sebaiknya kau hentikan, aku bisa melakukan hal diluar dugaanmu kak Anna, kau tahu bukan, aku adalah seorang pria,” ujar Kayle dengan wajah seriusnya seolah ia sedang bertransformasi menjadi pria dewasa saat ini.
“Ahh begitu ya?? Hahaha, oke, oke, maaf yaa,” ujar Anna seraya menghentikan aksi mencubit pipi Kayle, dan beralih menepuk pantat Kayle sebelum dirinya berjalan mendahului menuju meja makan.
Hal itu malah semakin memicu kekesalan Kayle, sehingga ia hanya terdiam sembari terus menyoroti punggung Anna dengan sinar laser biru yang keluar dari kedua bola matanya.
Bersambung***