Arnetha Julia Richardo adalah seorang putri tunggal dari pengusaha kaya. Hidupnya sempurna, ayahnya seorang pengusaha kaya dan ibunya adalah seorang kepala rumah sakit besar. Hidupnya tak ada kekurangan apapun baik materi ataupun kasih sayang.
Arnetha biasa dipanggil Arne oleh teman-temannya. Arne juga memiliki sahabat bernama Aini, mereka adalah teman sekelas yg cukup akrab. Disisi lain, Arne juga memiliki kekasih tampan dan populer bernama Boy. Mereka sudah berpacaran sejak bangku SMA.
Suatu hari, Boy memutuskan hubungannya dengan Arne dan malah melamar Aini. Bukan hanya itu pula, saat pulang ke rumah, ada Aini dan ibunya Marta yg ternyata adalah simpanan ayahnya. Sejak hari itu, Arne dan mamanya Jeny pergi dari rumah karena diusir oleh ayahnya Arne, Richardo.
Bukan hanya hati Arne yg terluka tapi juga keluarganya hancur karena ayahnya yg mengkhianati mereka. Bagaimana Arne melewati kehidupannya yg pilu?? Dapatkah Arne menemukan belahan jiwanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hunny24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.33 Diet menyiksa
Aini pun terdiam setelah menangis karena dikatai gendut dan jelek oleh Boy. Bahkan ia merasa sudah tak menarik lagi saat ini. Aini yg takut tersaingi oleh Arne pun nekat memilih diet meski sangat berbahaya karena kondisinya yg masih mengandung.
Aini pun hanya makan sedikit dan sedikit berolahraga. Badannya jadi lemah dan kepalanya pusing karena kurangnya asupan makanan. Tapi Aini tetap memaksakan keinginannya untuk tampil cantik di mata Boy suaminya.
Hari-hari berat pun ia lalui demi tampil ramping seperti dulu. Meski bobot tubuhnya berkurang, tapi kesehatannya ikut menurun. Wajahnya pucat, dan tubuhnya sangat lemah. Aini pun sampai hanya memakan salad saja untuk sarapan pagi. Boy yg melihatnya pun segera memarahinya.
"Kau hanya makan ini?" tanya Boy.
"Iya.. aku harus banyak makan sayuran." ucap Aini.
"Ck.. memangnya cukup hanya dengan ini saja? kau itu membawa satu nyawa lagi dalam tubuhmu." ucap Boy.
"Aku baik-baik saja hanya dengan ini." ucap Aini.
"Baiklah terserah, awas kalau sampai anakku kenapa-kenapa." ucap Boy.
Sementara ibu dari Boy pun datang melihat pertengkaran Boy dan Aini.
"Ada apa ini Boy?" tanyanya.
"Mom lihatlah, Aini hanya makan ini saja aku takut anakku kurang nutrisi." ucap Boy.
"Aini.. kan mom sudah bilang untuk makan dengan gizi yg seimbang." ucapnya lagi.
"Maaf mom.. aku sangat ingin makan salad." ucap Aini.
"Yasudah, pokoknya nanti bibi yg akan menyiapkan menu untukmu dan harus kau habiskan." ucap ibu mertuanya.
"Baik mom." balas Aini tersenyum.
"Yasudah ingat aku takkan memaafkanmu jika anakku kenapa-kenapa." ancam Boy.
"Boy.. jaga kata-katamu..! istrimu itu sedang mengandung tak baik mendengar kata-kata ancaman." ucap sang ibu.
"Baiklah, mom awasi dia." ucap Boy.
Boy pun pergi ke kantornya untuk bekerja. Sementara Aini mendapatkan ceramah dari ibu mertuanya soal kesehatannya. Aini pun merasa tak terima tapi hanya mampu berkata "iya" dan tersenyum.
Aini yg keras kepala itupun tetap melakukan diet diam-diam. Dirinya hanya memakan sedikit menu yg disiapkan lalu sisanya ia buang ke kantong plastik. Dirinya hanya ingin tampil cantik dan langsing seperti dulu tanpa diketahui siapapun.
Alhasil, Aini pun lemas. Perutnya terus keroncongan, dan sangat menyiksanya. Dan Aini hanya minum air atau susu ibu hamil. Aini juga terus menerus makan salad sayuran dan mengurangi porsi makannya.
"Nak.. bersabarlah kita harus berpuasa agar mama dihargai.." gumam Aini dalam hati.
.
Hingga sore itu, Aini sedang berjalan-jalan di taman rumah Boy. Dirinya pun nampak lemas dan beberapa pelayan sampai mengikutinya.
"Nona, hentikan wajah anda pucat sekali." ucap pelayan.
"Tidak, aku harus sedikit olahraga." ucap Aini.
"Nona, istirahat saja dulu.. nanti lanjutkan lagi."
"Sudah diam, kau itu hanya pelayan berhenti memerintahku..!" ucap Aini dengan sombongnya.
Para pelayan itu pun hanya diam dan tak berani melawan. Mereka yg tahu diri hanya bisa melihat Aini berjalan. Namun, langkahnya mulai gontai dan nafasnya terengah-engah. Aini terlalu memaksakan diri sampai dirinya kehilangan kesadaran lalu pingsan. Beruntung para pelayan itu tidak meninggalkannya dan segera menolongnya.
Leni ibu mertuanya yg dikabari pun langsung sigap membawa Aini ke rumah sakit dan menghubungi Boy serta keluarga Aini.
Sesampainya di rumah sakit, Aini langsung ditangani oleh dokter spesialis kandungan. Aini pun diberi beberapa vitamin karena nampaknya wanita itu kurang asupan dan nutrisi.
Sang dokter pun menghampiri Leni dan menanyakan beberapa pertanyaan.
"Apa nyonya Aini kurang nafsu makan?" tanyanya.
"Dia tak mengeluh apapun dok dan memakan apa yg disiapkan." ucap Leni.
"Dia kekurangan nutrisi nyonya.. dan aku sudah membantunya dengan memberi infus dan vitamin."
"Apa?? bagaimana bisa?? aku sudah menyiapkan menu makanan yg tepat setiap hari." ucap Leni.
"Lihat ini dok, ini daftar menu yg kubuat untuk minggu ini." tunjuk Leni pada pesan yg ia kirimkan pada pelayan yg memasak makanan.
"Lalu, bagaimana nyonya Aini bisa kekurangan nutrisi? aku juga masih bingung karena faktanya berbeda nyonya." ucap dokter itu lagi.
"Baiklah dok, sepertinya aku memang harus mengawasi langsung menantuku." ucap Leni.
"Apa suaminya sudah tiba?"
"Sebentar lagi dok, mungkin masih dijalan." ucap Leni.
Tak berapa lama Martha pun tiba dan dirinya cukup cemas pada kondisi putranya.
"Apa yg terjadi jeng?" tanya Martha.
"Aini kekurangan nutrisi, padahal aku sudah menyiapkan makanan terbaik untuk ibu hamil." ucap Leni.
"Kau yakin itu yg terbaik?" tanya Martha.
"Hei Martha, aku ini seorang ahli gizi.. aku tahu apa yg terbaik untuk ibu hamil.. lebih baik kau tanyakan saja pada putrimu apa yg ia makan sampai begini." ucap Leni kesal.
Leni pun tak habis pikir pada apa yg dipikirkan Martha sampai menyalahkannya atas kondisi Aini. Leni pun sudah yakin memberikan gizi yg tepat bagi Aini. Hanya saja dirinya sering melihat Aini hanya memakan salad sayuran saja. Meski sayuran bagus, tapi kalau hanya mengkonsumsi itu jelas tak cukup bagi ibu hamil.
.
.
"Aini.." panggil Martha.
"Mama.. apa yg terjadi?" tanya Aini.
"Aini kau pingsan dan dibawa kemari.. katakan pada mama apa kau disiksa oleh ibu mertuamu? atau makanan disana tidak enak.?" tanya Martha.
"Ma.. mom Leni tak salah.. dia memberiku makanan yg bagus untukku dan anakku." ucap Aini.
"Lalu kenapa kau sampai kekurangan nutrisi?" tanya Martha.
"Aku tak tahu ma.."
"Cepat jawab..! kau mau bikin mama jantungan..?" tekan Martha.
"Aku hanya tidak nafsu makan." ucap Aini.
Sementara diluar Boy dan Leni mendengarkan perbincangan ibu dan anak tersebut.
Brakk.. Boy pun membuka pintu.
"Boy.." ucap Aini lemas.
"Kau masih ingin makan salad lagi??" tanya Boy kesal.
"Salad?? apa maksudnya Boy?" tanya Martha.
"Aini selalu makan salad ma.. makanya dia kekurangan nutrisi." ucap Boy.
"Aini.. apa itu benar?" tanya Martha.
"Iya.. hanya kadang-kadang.." ucap Aini.
"Bohong.. kau setiap pagi hanya makan salad.. dan tak memakan masakan yg disediakan." ucap Boy.
"Aku tetap memakannya kok.." ucap Aini.
"Cukup Aini.. mom sekarang tahu penyebabnya.. jangan bilang kau ingin diet??" tanya Leni.
"Diet??" ucap Boy terkejut.
"Aini.. kau itu tengah hamil." ucap Martha memarahi putrinya.
"Dan aku baru saja mengecek cctv rumah.. Aini hanya makan salad dan sedikit makanannya.. lalu membuang sisanya agar tidak ketahuan." ucap Leni kesal.
"Aini.. !! apa yg kau pikirkan.." ucap Martha yg langsung memarahi Aini.
"Maafkan aku ma.. mom.. boy.." ucap Aini menangis.
Ya, jika semuanya menyalahkannya jurus Aini satu-satunya hanya menangis. Lalu semua orang akan iba dan tak jadi memarahinya, kecuali Boy yg geram melihat tingkah Aini.
.
.
Sementara itu, di ruangan dokter dan perawat pada heboh karena ibu dan anak itu kembali membuat keributan. Dan Arne hanya mendengarnya dari para perawat.
"Ada-ada saja, orang hamil kok diet.."
"Yg benar saja dia, apa yg ada di otaknya.."
"Kau benar, aku kasihan pada janinnya."
"Katanya dia pingsan."
"Tunggu, Apa pasien itu bernama Aini?" tanya Arne.
"Benar, dia yg pernah menghinamu dokter.. dan ingin minta ganti dokter lain."
"Astaga.. kacau sekali hidupnya." ucap Arne.
"Lebih baik, dokter jangan kesana daripada kena masalah."
"Ide bagus, terimakasih infonya." balas Arne tersenyum.
.
.
Beberapa hari kemudian, Aini pun pulang ke rumah. Semua orang nampak tenang, dan tak memarahinya lagi. Tapi berbeda dengan Boy yg memarahinya di kamar.
"Aini.. jika kau ingin anak kita selamat jangan main-main." ancam Boy.
"Tapi Boy ini semua gara-gara kau juga yg ikut menghinaku gendut." ucap Aini melempar kesalahan.
"Kau jadi menyalahkanku? kau itu harusnya berkaca aku bilang gendut supaya kau sadar dan merawat diri bukan malah diet. Kalau sampai anakku kenapa-kenapa aku bisa menceraikanmu." ucap Boy dengan nada penuh ancaman.
"Apa ce-rai?" ucap Aini syok.
"Berhentilah berulah jika sudah sadar.. ibuku seorang ahli gizi tak mungkin memberimu makanan yg salah." ucap Boy.
"Baik.." ucap Aini sedih.
"Ck.. kau yg salah tapi kau yg seolah-olah tertekan." ucap Boy semakin kesal oleh ulah Aini.
Sementara Aini malah menangis dikamarnya, Boy yg sudah jengah pun meninggalkannya sendirian dan pergi keluar mencari udara segar di taman. Di dalam hatinya Boy berpikir, apa dirinya sudah melakukan kesalahan sampai menikahi Aini yg ternyata sangat menyebalkan dan sering melakukan playing victim.
"Apa aku salah menikahi wanita?" gumamnya dalam hati.
kenapa gk sekalian ketiban bom
🤣🤣🤣
hehheeh laki2 didunia halu memang meresahkan