Dijual sang paman dan di beli oleh mafia kejam.
Yura Milea seorang gadis belasan tahun harus rela mengandung benih pewaris untuk seorang mafia kejam.
Leonard Sebastian Johson, pria kejam itu membutuhkan seorang wanita untuk mengandung benih darinya sesuai permintaan Daddynya yang menderita penyakit akut.
Meski Yura bukanlah type ideal baginya pernikahan itu pun harus di laksanakan.
Bagaimana nasib Yura ketika di rahimnya tumbuh benih sang pewaris, sedangkan ia begitu membenci Leonard Sebastian yang selalu menghina dan merendahkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meylani Putri Putti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keterangan
Leon sedang berada di ruang pemeriksaan. Saat itu pihak kepolisian meminta keterangan dari Leon sebagai saksi atas laporan Yura
" Dari mana anda mengenal saudari Yura Milea ?"tanya polisi.
" Dari pamannya yang bernama Welly"
" Apakah benar yang di katakan saudara pelapor, jika anda membeli saudara Yura dari pamannya? " tanya polisi.
" Tidak benar Pak. Saya memang memberikan uang lima ratus juta kepada Welly, itu sebagai hadiah karena Welly telah mencarikan saya calon istri yang masih virgin," kilah Leon .
" Saudara Yura mengaku anda sering mengancamnya dan berbuat sewenang-wenang terhadapnya. Bahkan anda memaksanya untuk mengandung anak anda ?"
" Saya tidak mengancam, hanya saja menekankan padanya untuk berhati-hati menjaga kandungnya. Dan jika saya ingin keturunan dari pernikahan kami, saya rasa itu sangat wajar. "
polisi terus mencatat keterangan dari Leon.
" Apa anda memaksanya untuk melakukan prosedur bayi tabung?"
" Pada awalnya iya, pak. Tapi saya berpikir kembali dan istri saya sendiri yang memilih prosedur bayi tabung dari pada hamil secara alami. Anda bisa tanyakan kepada dirinya secara langsung."
Polisi terus mencatat semua keterangan yang disampaikan oleh Leon.
" Apakah anda pernah melakukan kekerasan dalam rumah tangga terhadap istri anda?"
" Tidak pernah. Saya tak pernah memukulnya. Bahkan sejak kami menikah, Yura jadi semakin sehat tak seperti sebelum kami menikah."
" Baiklah, untuk sementara sampai di sini dulu pertanyaan dari saya. Jika kami butuh keterangan anda kembali, kami harap anda bisa membantu kami," ucap polisi tersebut.
" Siap Pak. "
Leon pun segera keluar dari ruangan tersebut.
Keluar dari ruangan ia mendapatkan informasi jika saat ini Yura tengah berada di laboratorium forensik.
" Laboratorium Forensik? baiklah saya akan kesana. "
***
Tiba di laboratorium forensik Leon langsung mencari keberadaan Yura.
Kebetulan saat itu Yura sudah selesai di ambil sampel darah dan air liurnya.
Setelah selesai Yura menghampiri tuan Hideki untuk berpamitan karena setelah selesai dengan urusannya. Yura akan kembali diantar pulang oleh petugas yang menjemputnya.
Yura kaget karena di tempat itu ia juga bertemu dengan Leon. Ia pun kembali menghindari dari Leon dengan berlindung di balik tubuh pamannya.
Melihat Yura yang ketakutan terhadap Leon , Hideki pun memasang tubuhnya untuk membela keponakannya. ia berdiri menghadang Leon.
" Yura, aku ingin bicara pada mu," ucap Leon sambil menarik tangan Yura.
" Lepaskan! Aku tak mau bicara padamu," cetus Yura.
" Yura, kita tak bisa seperti ini terus. Kau itu istriku, aku ingin membawamu pulang ke rumah, karena tempatmu memang disana," ucap Leon dengan tegas.
" Gak, aku gak mau ikut dengan mu. "
" Aku bukan istrimu lagi," cetus Yura.
" Apa, mana bisa begitu. Kau tetaplah istri ku."
Tuan Hideki tak mengerti apa yang sedang mereka perdebatan. Ia pun bertanya pada asistennya.
Sang asisten pun menjelaskan tuan Hideki.
Mendengar hal itu Tuan Hideki langsung menghadang Leon kembali kakinini dengan setengah emosi..
" Kamu tak bisa memaksa Sheina untuk kembali kepada kamu. Lihat saja setelah kasus ini selesai, saya akan bawa Sheina bersama saya," ucap Tuan Hideki.
" Tidak bisa begitu Tuan. Yura istri saya dan saya tak akan membiarkan siapapun membawanya, karena saya lebih berhak!" seru Leon tak kalah gentar.
" Leon menghampiri Yura, cepat atau lambat kau harus kembali ke rumahku. Aku akan menjemputmu," ucap Leon.
" Kalau aku tidak mau, bagaimana?"tentang Yura.
" Aku akan memaksamu! Kau itu istriku dan aku berhak untuk membawa mu! Sudah cukup permainan ini. " Leon kembali bersikap tegas, karena meski ia mencintai sang istri bukan berarti semua kemauan Yura ajan ia turuti.
Bahkan apa yang dilakukan oleh Leon juga demi kebaikan Yura sendiri.
" Siapa yang menghalangiku untuk membawamu?! Aku juga bisa melaporkan hal itu, ayo pulanglah bersama ku" ucap Leon sambil menarik tangan Yura.
" Tidak mau! Jika aku memang istrimu, aku minta cerai. Aku gak mau hidup bersamamu!" Seru Yura di balik tubuh tuan Hideki.
" Apa cerai ? Aku tak akan mau bercerai!" Seru Leon.
" Terserah, tapi aku tak akan mau kembali pada mu, kau orang jahat!! Kau memang tak melakukan kekerasan secara fisik terhadapku, tapi kau sudah melakukan kekerasan secara verbal. Kau menghina ku, mengancamku. Kau bukan seorang suami tapi lebih dari seorang diktator!" Seru Yura.
Yura semakin berani menantang Leon itu karena ia tak lagi merasa sendiri. Sekarang ia seperti merasa memiliki kekuatan.
Leon kembali menghampiri Yura.
" Iya Sayang, aku akui itu. Tapi itu dulu. Sekarang kau kembali lah padaku. Aku mencintaimu Yura," ucap Leon dengan nada sedikit rendah.
" Tapi aku tak mencintaimu! Aku membencimu ! " Cetus Yura sambil membuang wajahnya.
Leon terdiam sambil menatap Yura dengan tatapan berembu, entah kenapa hatinya terasa sakit. Selama ini banyak sekali wanita yang tergila-gila padanya tapi ia bersikap acuh terhadap wanita-wanita itu. Bahkan Leon hanya memamfaat mereka untuk kepentingan pribadinya,lebih tepatnya untuk menyalurkan kebutuhan biologisnya saja, setelah bosan, dengan mudah dicampakan begitu saja. Namun baru kali ini ia tergila-gila pada seorang wanita dan wanita itu malah berkali-kali menolak dan membencinya.
Hati Leon seketika luluh lantak mendengar ujaran kebencian dari istrinya sendiri. Leon terdiam beberapa saat sambil menatap ke arah Yura.
Sementara itu Yura langsung bergegas meninggalkan Leon dan kembali pulang ke rumah Bu Tuti.
***
Leon berada di sebuah club malam. Leon kembali melampiaskan rasa kecewa dan patah hatinya dengan mabuk-mabukkan dan minum minuman keras setiap malamnya.
Zein menggelengkan kepalanya melihat Leon yang semakin diluar kendali.Sebagai asisten yang baik dan orang terdekat dari Leon, Zein berusaha untuk menghentikan Leon yang sudah teler tapi tetap saja meneguk minuman tersebut sampai ia muntah.
Zein datang menghampiri Leon untuk mencegahnya untuk tak terus-menerus minum minuman keras tersebut.
" Bos, sebaiknya berhentilah minum-minum seperti ini. Ini tak akan menyelesaikan masalah anda," ucap Zein sambil menarik botol minuman dari Leon.
" Kau ! Kau berani melarangku! "Teriak Leon ia pun mencoba bangkit untuk memukul Zein, tapi baru saja ia berdiri tubuh Leon terhuyung dan roboh di atas lantai.
Jika sudah begitu, ia terpaksa membawa Leon pulang ke rumahnya. Dan itu terjadi terus menerus setiap malam selama beberapa hari ini.
***
Bu Tuti sekeluarga sudah bersiap untuk menghadiri sebuah acara keluarga mereka yang berjarak sekitar dua jam dari kediaman mereka.
Bu Tuti menghampiri kamar Yura, karena mereka juga akan membawa Yura ikut bersama mereka.
" Yura kamu sudah siap Nak ?" tanya Bu Tuti.
" Hehe iya Bu. Sudah siap Bu."
Yura keluar kamar dengan terkekeh, Ia begitu bahagia bisa jalan-jalan ke luar kota.
" Ya sudah kita pergi."
Mereka pun masuk ke dalam mobil.
Saat itu hanya ada Yura dan sepasang suami istri yakni pak Iwan dan Bu Tuti karena Dimas sudah kembali ke asrama kampusnya.
Satu jam perjalanan mereka nikmati dengan ngobrol dan bercerita-cerita . Bu Tuti dan pak Iwan bernostalgia dengan menceritakan kisah pertemuan dengan sang istri hingga menikah.
" Jadi dulu itu untuk mendapatkan restu dari keluarga ibu, bapak sampai melakukan berbagai cara tapi tetap juga ditolak. Bapak kerja keras untuk membuktikan jika bapak pantas bersanding dengan ibu, dan akhirnya untuk yang kesekian kalinya bapak melamar akhir diterima juga," tutur pak Iwan.
" Haha, berarti cinta memang butuh perjuangan ya Pak ?"tanya Yura. Yura memang belum pernah merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta.
" Iya dong. Kalau bapak menyerah ketika lamaran pertama ditolak, berarti bapak gak sungguh-sungguh sama ibu, cinta itu memang harus dibuktikan pak, " cetus Bu Tuti.
" Iya kalau sekarang mau pembuktian bagaimana lagi, anak sudah tiga, cucu ada lima. Sudah sama-sama tua lagi. Berarti bapak itu tepat janji sama ibu dan kedua orang tua ibu. "
" Iya bapak tepat janji. Bapak juga suami yang baik dan sayang keluarga. Ibu gak nyesel deh pilih bapak," sahut Bu Tuti.
Mendengar obrolan Bu Tuti dan pak Iwan, Yura sedikit mengerti akan arti cinta dan rumah tangga.
Cinta itu butuh pengorbanan dan perjuangan sementara untuk menjadikan rumah tangga langgeng itu butuh cinta dan pengertian dan kesetiaan.
Ia merasa hubungan rumah tangga nya bersama Leon berbanding terbalik dari semua itu.
Mereka tak saling cinta tak juga tak ada saling pengertian, apalagi Leon bukan tipe pria setia . Hal itulah yang membuat Yura bersikukuh untuk berpisah dengan Leon .
Setelah melewati satu jam perjalanan tiba-tiba saja ada yang menghimpit mobil pak Iwan.
" Menepi!"seru sopir tersebut sambil menodongkan pistol ke arah pak Iwan.
Mereka semua yang ada di dalam mobil pun panik.
Karena tak ingin terjadi sesuatu,pak Iwan pun menepi, tapi ia menutup rapat jendela mobilnya.
Setelah berada di tepi jalan. Mobil tersebut pun menghadang di depan mobil pak Iwan hingga pak Iwan tak akan bisa lolos .
" Buka kaca jendela!"seru Pria tersebut sambil menodongkan pistol.
Mereka pun menembak ban mobil pak Iwan.Sementara Bu Tuti dan Yura histeris ketakutan.
" Ada apa ya pak ?"tanya pak Iwan dengan gugup.
"Buka pintu belakang! "Seru pria bertopeng tersebut.
" Iya tapi sebenarnya apa yang bapak inginkan?"tanya pak Iwan.
"Jangan banyak tanya atau kalian semua aku tembak!"
Melihat senjata tersebut pak Iwan tak punya pilihan lain ia pun membuka kunci pintu mobil.
Senjata masih terus di todong ke arah pak Iwan dan Bu Tuti sementara satu pria lainnya membuka pintu mobil dan mengeluarkan Yura secara paksa.
"Lepaskan! " Seru Yura memberontak. Tapi mulutnya keburu dibungkam dengan sapu tangannya Yura pun pingsan seketika.
" Pak mau dibawa kemana anak kami?!"tanya pak Iwan dengan panik.
" Diam ! Jangan bergerak, jika tidak gadis ini akan ku habisi saat ini juga!" Ancam penculik tersebut.
" Yura !" Bu Tuti histeris ketika melihat Yura diangkat dan di bawa ke dalam sebuah mobil.
Kejadian tersebut begitu cepat.
Setelah mobil yang membawa Yura kabur, mereka pun pergi dari tempat tersebut. Untungnya mereka tak melukai Bu Tuti dan pak Iwan. Hanya saja mobil mereka tak lagi bisa digunakan karena ban mobil mereka yang kempes akibat ditembak .
Setelah para penculik itu kabur melarikan diri pak Iwan pun segera menghubungi pihak kepolisian dan melaporkan kasus penculikan Yura tersebut...
Bersambung gengs!!!