Rea, wanita polos yang tidak paham soal begituan.
"Tuan, kenapa punya tuan jadi keras?"
"Astaga Rea, apa kamu belum pernah melihat yang seperti itu?" Rea menggeleng.
"Tuan kenapa buka-buka, saya malu!"
***
Kisah seorang wanita yang dijadikan sebagai penghangat ranjang majikannya dengan gaji yang mahal. Sebenarnya Rea ingin menolak, tapi mengingat jika sang ibu membutuhkan biaya untuk berobat akhirnya Rea pasrah.
Lalu bagaimana jika semakin lama Rea menggunakan perasaannya pada sang Tuan muda? Rasa cinta yang tidak seharusnya datang itu terus saja mengalir begitu deras.
Apakah Rea akan mendapatkan balasan dari Tuan Kenzo yang nyatanya memang sudah tertarik pada Rea sejak pertama kali bertemu.
Jangan lupakan jika Kenzo seorang Casanova yang sudah sangat berpengalaman dengan dunia wanita.
Simak kisah cinta rumit Kenzo dan Rea hanya di sini....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Navizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 ( Rea Di bohongi Tuan Ken )
Happy Reading.
Rea memutuskan kembali ke kamarnya setelah membenarkan letak selimut Kenzo yang sempat tersingkap saat dia tadi turun dari atas kasur. Lagi-lagi Rea hanya bisa meneguk ludahnya ketika melihat dada bidang Kenzo yang semalam dia peluk dan elus itu.
Ah, pikiran Rea sekarang menjadi tidak polos lagi kan, gara-gara Tuan nya ini yang suka sekali membuatnya jadi tahu dan paham soal begituan.
'Aaakk, kenapa aku jadi kepikiran terus!' Rea menepuk pipinya pelan untuk menyadarkan diri dari khayalan indahnya. "Ingat Rea, jangan sampai tergoda apalagi jatuh cinta!"
Gadis itu memutuskan untuk masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri. Rea melepaskan seluruh pakaiannya dan menyalakan keran untuk menghidupkan shower. Lalu mengambil sabun dan puff untuk dia gosokkan ke seluruh tubuh.
"Oh ya, aku harus ngomong sama tuan Ken kalau aku ingin menjenguk ibu, ah nanti setelah ini aku sekalian ngomong sama tuan," gumam Rea mengingat jika dia tidak bisa menghubungi adiknya untuk menanyakan keadaan sang ibu yang sudah melakukan operasi.
Setelah beberapa saat, akhirnya Rea selesai membersihkan diri dan keluar dari dalan kamar mandi. Saat Rea menghadap cermin, matanya fokus pada leher bawah karena ada noda merah disana.
Rea menggosok warna itu tapi tetap tidak hilang bahkan tambah memerah.
"Aaakkk!! Tuan Ken!!"
*****
Kenzo sudah rapi dengan setelan rumahan yang disiapkan oleh Rea. Pria itu memang tidak masuk ke kantor karena keadaannya yang masih belum stabil.
Rea sejak tadi cemberut dan tidak mau menatap ke arah Kenzo. Melihat tingkah pelayan pribadinya itu, membuat Kenzo penasaran.
"Kenapa? Apa tidurnya tidak nyenyak?" Tanya Kenzo saat Rea membereskan baju-baju kotornya dan akan diserahkan ke bagian petugas pencuci pakaian.
"Tidak Tuan," jawab Rea singkat.
Kenzo mengerutkan keningnya, lagi-lagi Rea cuek sama dia. "Kok kamu kelihatan marah gitu? Kamu marah sama aku?" Tanya Kenzo akhirnya.
Rea menutup tutup keranjang itu dan langsung berbalik menatap Tuan Ken dengan tatapan memicing. "Tuan, apa yang anda lakukan semalam? Kenapa leher saya merah-merah?" Tunjuk Rea ke arah lehernya.
Kenzo mengamati leher Rea dan ternyata benar, bagian yang dia hisap semalam menimbulkan bekas merah.
"Owh, itu tadi malam ada serangga yang akan gigit leher kamu, lalu aku suruh pergi serangganya dengan cara ku tepis pelan karena tidak mau kamu terbangun.dan seharusnya kamu berterima kasih padaku karena berhasil mengusirnya," jawab Kenzo mengarang cerita.
Dan apa tanggapan Rea?
Dia percaya dengan cerita ngawur Kenzo, Rea mengangguk dan akhirnya bisa tersenyum kembali.
Haduh Kenzo, kenapa kamu mengelabui Rea dengan kebohongan yang tidak masuk akal.
"Tuan, bolehkah saya izin pulang, saya ingin bertemu dengan ibu saya, soalnya nomor adik saya tidak bisa dihubungi, saya hanya ingin tahu bagaimana keadaan beliau setelah operasi?" Izin Rea.
Mendengar hal itu Kenzo berjalan mendekat, menepis jarak diantara mereka. Rea menunduk, tidak berani menatap Kenzo yang sepertinya tengah menatapnya tajam.
"Aku akan meminta Kelvin menghubungi adikmu agar kamu bisa mengetahui kondisi ibumu, tapi kalau izin untuk pulang, tidak bisa. Kami di sini belum lama, dan peraturan rumah ini tidak boleh pulang selama setahun penuh, dan baru boleh mengambil cuti untuk pulang kampung itupun harus gantian dengan pelayan yang lain, mengerti? Apa Lusi tidak memberitahu mu?"
Rea meremass ujung bajunya, dia merasa takut dengan tuan Ken, karena memang peraturan di rumah ini seperti itu. Padahal Rea merasa jika dirinya lebih istimewa dari para pelayan lain, sehingga pasti Tuan Ken akan memberikan keringanan untuk masalah liburan.
Namun nyatanya, lagi-lagi Rea harus dihadapan kan dengan kenyataan jika dia terap sama saja, dia bukan orang kaya yang bisa mengatur hidupnya. Rea harus sadar jika dia hanyalah orang miskin yang menggantung hidupnya pada Tuan Kenzo.
Melihat Rea yang masih menunduk membuat Kenzo menghela nafas, sejujurnya dia tidak tega melihat Rea seperti ini. Tapi Kenzo tidak mau ditinggalkan oleh Rea dalam waktu yang lama.
"Sudah, nanti Kelvin yang akan membantumu untuk menghubungi adikmu, aku yakin ibumu pasti baik-baik saja," setelah mengucapkan hal itu Kenzo masuk ke dalam ruang kerjanya yang dihubungkan oleh pintu yang berada di dalam kamarnya.
Rea mengusap sudut matanya yang berair, seharusnya dia tidak meminta lebih, dan yakin jika ibunya pasti baik-baik saja. Seharusnya dia bersyukur Tuan Ken telah membiayai seluruh biaya operasi dan pengobatan sang ibu.
'Seharusnya kamu bersyukur Rea, percayalah pada tuan Ken, karena dia pasti akan memberikan yang terbaik seperti apa yang telah ia janjikan,' gumam wanita itu dalam hati.
Kemudian Rea melangkah berjalan keluar dari dalam kamar itu.
*****
aku udah ikut deg 2kan...nanggung authorr..../Facepalm/